Jessica menarik paksa dirinya yang masih tergeletak diatas tempat tidur. Ia memaksa matanya untuk melihat sekarang sudah jam berapa. Dengan susah payah ia berdiri menatap dirinya dicermin. Di wajahnya masih melekat make up semalam, jessi tersenyum sinis melihat pantulan dirinya disana.
Tak menunggu berlama-lama ia segera bersiap untuk pergi ke kampus. hari ini Jessi ada kelas sore, namun ia sengaja pergi jam 10 pagi agar bisa bersantai dulu di ruang perpustakaan.
“Jessi, apa itu kau?” tanya seorang mahasiswa yang tiba-tiba mendekatinya saat membaca buku di perpustakaan. Jessi melihat sekilas, kemudian fokus membaca buku yang ada di tangannya. Lelaki itu menggeser kursi dan duduk di sebelah Jessi. Ia menatap wanita cantik nan jelita itu. wanita pendiam, pintar dan tidak mudah ditebak itu tak memedulikannya sedikitpun.
“Jessi, aku ingin bertanya satu hal.” Lelaki itu membuka suara, namun jessi tak mengubrisnya sedikitpun. Seperti sudah tahu akan reaksi Jessi, lelaki itu tak mau membuang-buang waktu untuk menunggu respon gadis itu.
“Jessi yang di café itu ka….”
“Kenapa kau tiba-tiba mengganggu ku? Apa kau ada keperluan yang sangat penting sehingga kau mencariku sepagi ini?” Jessica memotong ucapannya.
“Tunggu sebentar” lelaki itu menatap lekat wajah Jessica yang polos tanpa polesan apapun.
“Ada apa? Apa yang ingin kau sampaikan?” tanya Jessica ketus seolah-olah tak suka digangggu.
“Tidak, mungkin aku salah orang.” lelaki itu memundurkan tubuhnya ke kursi.
“Kalau begitu aku pergi dulu, maaf mengganggu waktumu.” Lelaki itu pergi meninggalkan Jessica yang masih menatapnya dengan tatapan tidak suka.
“Huhhh” Jessica membuang nafas lega, ia mengelus dada kemudian memijit dahinya yang tidak sakit.
Sehabis jam kuliah sore ini, Jessica pergi ke sebuah mall ia berniat ingin membeli beberapa pakaian dan make up. Seperti biasanya, ia mengganti pakaian dan memoles wajahnya terlebih dahulu. Ia tak ingin Jessica yang polos seperti di kampus berkeliaran di mall besar itu dan kemungkinan dikunjungi oleh teman-teman kampusnya.
Pengunjung mall sangat ramai, mungkin karena weekend jadi banyak orang menghabiskan waktunya disana. Jessica berjalan dengan elegan mencari beberapa pakaian, kemudian berpindah ke tempat-tempat kosmetik. Gaya berpakaiannya saat ini sangat bertolak belakang dengan gaya hidupnya sehari-hari, ia terlihat seperti wanita kaya raya dan sosialita sayangnya ia hanya berjalan seorang diri saat ini.
Saat asik mencari pakaian, tiba-tiba
Jessica melihat seorang wanita berjalan yang tidak asing baginya berjalan seorang diri. ketika ia menatap wanita itu, tiba-tiba mata mereka saling menatap satu sama lain. Jessica segera mengalihkan pandangannya dari wanita itu dan pura-pura memilih pakaian yang ada didepannya. Namun yang namanya sudah saling bertatap mata, wanita yang dilihat oleh Jessica sepertinya mengenali dirinya. Jessica panik, namun tetap menjaga sikap seolah-olah tak tahu apa-apa.
Aku sepertinya pernah melihat wanita itu, tapi dimana ya ? Batinnya
"Heii... Sherina, kenapa kau melamun ? kenapa kau sendiri ? dimana pengawal mu ?" tiba-tiba suara seorang lelaki menyadarkan Sherina dari lamunannya.
"Hah?" Sherina nampak kaget sembari melihat lelaki yang menegurnya itu.
"Hah hah hah. kenapa hanya kau sendiri?" lelaki itu mengulang pertanyaan nya.
"Ohhhh... tadi aku memang meminta agar mengemudi sendiri, jadi tidak ada siapapun yang ikut dengan ku." jawab Sherina
"Yasudah,ayo segera beli perlengkapan mu, aku masih punya banyak pekerjaan." ucap lelaki itu sambil meraih tangan Sherina.
"Kakak.... sebentar" Sherina melepaskan genggaman kakak lelakinya itu dan mencari-cari wanita yang ia lihat tadi.
"Kenapa ? Apa ada yang membuatmu tidak nyaman ?" tanya Erick sambil ikut menatap kearah dimana adiknya itu mencari-cari seseorang.
"Tidak, tadi aku seperti melihat teman kampus ku. Tetapi sepertinya itu bukan dia" Sherina tersenyum manis menatap kakaknya. Erick mengangguk paham dan menaikkan tangannya ke bahu Sherina.
"Kakak, jangan rangkul aku seperti ini. Aku malu, bagaimana jika ada teman-teman kampus yang melihatku?" Sherina menepis tangan Erick
"Memangnya kenapa? Atau jangan-jangan kau malu punya kakak sepertiku?" goda Erick sambil menaikkan alisnya.
"Ahhhh, kakak..... tidak akan mungkin dan tidak akan pernah" Jawab Sherina manja, Erick tertawa renyah sambil mengacak-acak rambut adiknya itu. Kemudian pergi menemani Sherina untuk membeli beberapa pakaian dan make up nya.
Jessica yang menyaksikan pemandangan itu dari belakang bingung dengan kedekatan Sherina dan lelaki yang merangkulnya itu.
Apa dia sedang berkencan ?
Jessica penasaran.
Ahhh apa urusanku juga ? Untung saja aku bisa lolos. HUH.
Keesokan harinya di kampus, Jessica berjalan santai di korindor. seperti biasa, ia selalu datang lebih awal agar bisa membaca buku-buku tebal di perpustakaan. Meskipun Jessica bekerja sampai pagi, ia masih bisa datang lebih awal ke kampus. Sungguh, wanita itu seperti wanita karrir. Dari arah berlawanan, ia melihat Sherina berjalan seorang diri dengan langkah bosan, namun ketika ia melihat Jessica di depannya, ia menjadi bersemangat ingin menyapa wanita itu.
Aduh... kenapa harus bertemu dengan situasi seperti ini. Batin Jessica
"Haiiii" senyuman Sherina merekah menatap Jessica.
"Ya, ada apa ?" balas Jessica seperti biasa.
"Apa kau baru datang ?" tanya Sherina basa basi.
"Hmmm"
"Balik jam berapa ? aku ingin menunggumu." tanya Sherina dengan penuh semangat, tetapi sebenarnya ia agak takut bertanya seperti itu karena sebenarnya ini bukan urusannya.
"Untuk apa kau menungguku ? apa kau punya kepentingan ?" Tanya Jessica dengan rasa malas.
" Eh... Em-mmmm tidak. hehe. Tapi aku malas pulang, ini masih terlalu cepat untuk pulang bukan ?" Sherina menaikkan alisnya. Jessica malas meladeni wanita itu, mau tidak mau ia memperbolehkan Sherina menunggunya. mereka berjalan ke perpustakaan karena Jessica mulai kelas satu jam lagi.
" Emmm.. ngomong-ngomong, aku ingin bicara sesuatu." ucap Sherina tiba-tiba. Jessica yang sedang asik memilih buku, menghentikan aktivitas nya sebentar.
Ahh, sial. jangan-jangan dia memang sadar waktu di mall itu.
"Hello" Sherina menepuk bahu Jessica yang sedang melamun.
"Mau bicara apa ?" tanya Jessica santai, namun pikirannya sedang mencari alasan untuk Sherina.
"Emmm.... sebenarnya aku bukan mencari tahu tentang mu, tapi kemarin aku tidak sengaja..."
"Maaf, aku harus pergi. kelas ku sebentar lagi sudah mulai." Jessica mengalihkan percakapannya dan pergi dengan terburu-buru. Sherina yang melihatnya, hanya bingung.
"Ini kan masih jam 11 ? katanya kelas jam 12. Padahal aku hanya ingin memanggilnya kakak karena ternyata dia lebih tua setahun dariku." gumam Sherina sedikit kecewa.
Ahh. Sialan, jadi dia memang tahu kemarin itu aku. Huh. Bagaimana aku harus mengatasi ini ? Jessica berjalan menuju kelas dengan perasaan gelisah.
Sherina dan Jessica kini duduk berhadapan di kantin kampus. Jessica tak punya alasan lain lagi untuk menolak wanita itu. Entah kenapa lama-kelamaan, Jessica sulit menghindari wanita itu.
"Apa yang ingin kau bicarakan ?" Tanya Jessica membuka percakapan.
"Emmm... Kemarin aku tak sengaja mendengar kalau kau ternyata angkatan 18." Ucap Sherina
"Hah?" Jessica sedikit bingung.
"Maaf, tapi aku tak sengaja mendengarnya."
"Jadi hanya itu yang ingin kau bicarakan ?" Jessica sampai tak percaya.
"Ho-oh. Sedangkan aku angkatan 19 jadi harusnya aku memanggilmu kakak. Boleh kan ?" Sherina menundukkan kepalanya.
Astaga, aku terlalu overthingking ternyata.
"Ohh... iya, boleh." Jawab Jessica sedikit bersemangat.
"Ahh, Terimakasih. Maksudku Terimakasih kak." Sherina sangat senang akhirnya punya kakak tingkat yang dekat dengannya.
Dasar bocah, kau membuatku takut. Jessica akhirnya mulai mencairkan suasana agar tak membuat Sherina ketakutan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Nila Nadia Nadia
🤣🤣🤣 Jessi jessi
2022-02-23
0