Hari berganti minggu, minggu berganti bulan dan tanpa terasa pernikahan Diani dan Rian sudah memasuki bulan ke empat,
Kamu mau kemana mas,kok pagi-pagi udah rapi banget,harum lagi" tanya Diani sambil menyiapkan sarapan ketika melihat suaminya turun dari tangga.
Kerja lah,emangnya kamu pengangguran kerjanya cuma di dapur aja" Kata Rian sambil duduk di meja makan mengambil piring dan menyendokkan nasi dan lauk kemudian menyuapkan nasi ke dalam mulutnya,seketika Rian memuntahkan makanan yang baru saja di masukkan kedalam mulutnya, Riani yang melihatnya segera mengambilkan minum dan menyodorkannya ke Rian.
Kamu mau bunuh saya,hahh, masakanmu keasinan bodoh" Rian berkata sambil menyiramkan sisa air yang diminumnya ke muka Diani." maaf mas tapi...."
Belum selesai Diani berbicara Rian menyendokkan lauk yang masih panas ke mulut Riani, Sontak Riani memuntahkan makanan yang membuat mulutnya terasa terbakar.
Mas panas banget,kenapa mas tega melakukan itu,aku ini istrimu mas" dengan derai air mata Diani segera berlari ke westafel dan berkumur. Baru saja Diani berbalik dan Byuuuurrr segayung air tumpah di kepalanya membuat ia basah kuyup.
Kamu masih bertanya kenapa aku melakukan itu,apa kamu idiot, dasar istri tidak berguna, bisanya cuma menangis" Cerca Rian dan langsung meninggalkan Diani yang masih menangis.
Ya allah,,kenapa mas Rian berubah dulu dia sangat menyayangiku dan tidak pernah sekalipun membentakku
apa salahku sampai dia seperti ini,ini pertama kalinya mas Rian memarahiku seperti itu" Diani terisak sambil terduduk lemas di kamar mandi.
Setelah dirasa puas menangis Riani bangun dan segera berganti pakaian dan merapikan meja makan yang berantakan karena kemarahan suaminya.
Ya semenjak Diani berhenti bekerja, Rian berubah menjadi lebih pendiam dan sering marah-marah, kemudian meninggalkan rumah dengan kesal, tapi saat pulang dia akan menjadi lembut kembali dan melupakan semua yang telah terjadi sebelumnya seperti tidak pernah terjadi apa-apa tanpa meminta maaf pada Diani.
****
Sementara di sebuah cafe Rian sedang duduk sendirian sambil mengamati kendaraan yang berlalu lalang di jalanan sambil sesekali memyesap kopi yang dipesannya
"Apa aku keterlaluan tadi pagi sama Diani, tapi entah kenapa kalau melihatnya aku selalu saja jengkel, dia sama sekali tidak memperhatikan tubuh dan cara berpakaiannya."Rian berkata dalam hati.
Dari jauh seorang wanita yang sedari tadi memperhatikan Rian mendekat dan duduk tepat di depan Rian yang sedang memainkan ponselnya tanpa menyadari kehadiran seseorang didekatnya.
Hey,,Serius banget sampai-sampai aku yang cantik dan seksi tidak dihiraukan" Lena berkata dengan wajah imutnya, Rian langsung mengangkat kepalanya begitu mendengar suara seseorang didekatnya.
Maaf apa kita saling kenal,?" Tanya Rian sambil meletakkan handphone yang dipegangnya.
Kenalkan nama aku Lena sambil mengulurkan tangannya, Aku pemilik kafe ini, aku lihat kamu sedang bosan makanya aku menghampirimu, siapa tahu aku bisa mengusir rasa bosanmu,"Lena berkata sambil tersenyum.
Rian yang melihat wajah cantik Lena pun menjabat tangan mulus yang terulur," Aku Rian," jawabnya sambil tersenyum simpul yang penuh misteri.
Aku lihat kamu sering datang sendirian, apa kamu butuh teman? aku bisa menemanimu disaat kamu sedang bosan." Lena berkata dengan senyuman yang menggoda.
Bagaimana kamu tau kalau aku sedang bosan?" Rian bertanya dengan wajah tanpa ekpresi.
Semua orang juga tahu kali,dari raut wajahmu saja sudah telihat jelas,apalagi di jidatmu"Lena berkata sambil memperhatikan ekspresi Rian yang biasa-biasa saja.
Rian langsung refleks memegang jidatnya," Emangnya dijidatku ada apa?"Tanya Rian dengan polosnya
"Tertulis jelas Sedang bosan" kata Lena sambil tertawa. Sontak Rian langsung tertawa mendengar gurauan receh yang diucapkan oleh Lena.
Tanpa terasa sudah tiga jam mereka berbincang-bincang, saling menceritakan pengalaman masa lalu. Rian teringat dengan Diani dirumah dan segera pamit pulang kepada Lena.
"Len aku pulang dulu ya, besok aku janji mampir kesini lagi ini nomerku" Kata Rian sambil mencatat nomer hpnya di secarik kertas dan diterima dengan senang hati oleh Lena.
"O.k yan,nanti aku hubungi"Lena tersenyum menerima secarik kertas yang diberikan oleh Rian. Rian mengangguk dan berbalik meninggalkan Lena yang masih belum beranjak dari tempat duduknya.
"Aku harus memilikimu, bagaimanapun caranya, meskipun kau sudah memliki istri, aku tidak perduli "Gumam Lena sambil berlalu dan tersenyum tipis.
TBC
jangan lupa komen ya dan masukkannya...
terima kasih jangan lupa dukungannya juga ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Suryani
tanda² ada bibit pelakor mau mendekat thor
2022-01-31
0
Tri Soen
Waaaah tanda2 nich Rian berbelok...
2021-03-05
1
Hafniniar
nampaknya ada bau bau pelakor ini,,author jgn buat salah istri sah ya.....gak suka aja istri slalu mengalah tuk pelakor....
2021-02-27
1