"Natasha!" Panggil pak Rio dari kejauhan
"Eh kalian dengar ada suara gak?" Tanyaku
"Ia kayak ada yang manggil tapi gak ada orangnya" Ujar Rian
Kami bertiga pun celingak-celinguk sambil mencari siapa yang memanggil Natasha.
Dan kemudian....
"Hei!" Panggilnya
"Kamu ya bapak panggil bukannya nengok" Ujar Pak Rio
"Eh bapak!" Jawabku sambil senyum-senyum nutupin makanan
Kala itu hujan turun sangat lebat rasanya dingin sekali tetapi teduh kemudian ada cahaya yang melintasi sang langit, rasanya aku ingin pergi dan juga terbang aku ingin sekali punya sayap aku ingin terbang dan juga bisa membuat kebahagiaan sendiri untuk diriku.
Aku bukan dia dan mungkin juga dia bukan aku rasanya aku seperti orang bodoh, aku tak pernah segelisah ini. Awalnya semua berjalan baik-baik saja tetapi kenapa jadi seperti ini, aku merasa setiap problema yang aku alami semua akan berjalan seperti biasa-biasa saja meski terlintas dibenak ku untuk bertanya kepada sepasang merpati yang sedang hinggap di dekat jendela kamarku. Apa ini jalan yang harus aku tempuh atau aku salah dalam menghadapi jalan yang aku alami. Aku mencoba menghela nafas panjangku, aku heran dengan burung merpati mengapa mereka bisa terbang dan hinggap di manapun dia mau rasanya mudah bagi burung merpati untuk lepas dan juga terbang di angkasa, rasanya ini membuatku iri andai saja aku punya sayap dan bisa terbang layaknya burung merpati.
Saat matahari terbenam, itulah saatnya aku untuk tidur tetapi malam ini rasanya aku sulit untuk tidur dan memejamkan mataku, aku bertanya akankah esok akan baik-baik saja dan bagaimana apa yang akan terjadi esok hari?.
Mungkin saja aku bukanlah bagian dari hidupmu lalu bagaimana bisa kau melupakan semua kisah manis tentang kita bersama dengan sejuta sejarah yang terukir di dalamnya, hanya saja aku memilih untuk setia. Sebelumnya aku merindukan setiap tawa dan juga bahagia yang pernah terlukis indah bersama dengan kenangan yang terindah yang pernah kita lalui bersama. Andai saja ke egoisan diri dapat membuatku belajar menjadi lebih dewasa, tapi aku sadar aku hanya bersikap seperti layaknya seseorang yang dari kejauhan hanya membisu dan tak tahu harus melakukan apa.
Aku ragu dengan semua suara merdu kicauan burung diangkasa sayup terdengar memberikan melodi di jiwa, hanya saja tak sedikit pula siulan dan kicauan burung yang merdu namun tak ku lihat segerombolan burung yang bernyanyi yang menghiasi indahnya pagi itu, mungkin saja pagi telah beranjak siang atau mungkin aku yang bangun terlalu siang.
"Natasha, Afgan, Rian!" Panggil Pak Rio
"Kalian bertiga selalu saja membuat masalah bukannya sekolah malah main-main
"Kita lagi istirahat kok pak" Jawab Afgan
"Istirahat apanya ini udah masuk jam sekolah" Ucapnya
Tanpa kami sadari ternyata kita bergtiga dari tadi masih ngemil di dekat belakang sekolah padahal sudah jam masuk kelas.
"Makanya kalian jangan main di belakang sekolah mulu, kalau bel berbunyi jadi gak kedengaran kan?" Ucapnya sambil marah-marah
"Sudah sekarang kalian bapak hukum!" Ucapnya
"Yahhh...." Kita bertiga pun kaget seperti biasa pasti selalu begini ujung-ujungnya malah di setrap dan di kasih hukuman.
"Maafin kita pak kita janji gak akan mengulanginya lagi!" Ujar Rian
"Ia pak" Ucapku
"Baiklah kali ini bapak maafkan tapi lain kali jangan bikin masalah lagi ya!" Ujarnya
"Siap pak!" Jawab kami bertiga
Semua berkembang begitu saja, bukan tanpa sengaja atau tidak, semua telah terjadi. Naluri ku bertanya akan setiap kegalauan yang terjadi bagaikan simphoni di fikiran ku yang mencoba mengukur dan menanyakan arti apakah ini kisah cinta ataukah hanya sebuah drama.
Aku mencari dimana hidupku, dimana tempatku untuk bersarang sambil mungukir setiap perbedaan yang datang. Aku mencoba belajar dari egoku, meski aku berharap mendapatkan cinta sejati disaat tepat waktunya, atau mungkin ketika aku sedang tak mampu bernafas lagi.
Aku melangkah sambil memuja dibalik haru birunya kegelapan malam, aku akan mencoba belajar dari sepasang bola mata yang telah Tuhan berikan padaku seperti layaknya aku mencoba mensyukuri ketika kau berada di samping ku. Langkahku bukan hanya sekedar berjalan mencari cahaya dan juga menghapus setiap jejak yang ku lewati, tapi juga mencoba kembali berharap di setiap jenuhnya hidupku. Aku berharap merpati putih ini suatu saat akan memberikan cahaya dalam kehidupan, meski aku sendiri aku yakin Tuhan masih memberi kesempatan kepada ku untuk membalikkan keadaan menjadi lebih baik lagi, walaupun aku sadar aku bukanlah siapa-siapa aku hanyalah manusia biasa yang tak akan pernah bisa lepas dari keadaan, karena aku adalah aku. Dan biarkan bibirku terdiam sembari memuja dan juga memuji dirimu, walaupun aku hanya orang bodoh yang belajar dan terus belajar.
Entahlah kenapa aku jadi aneh gini, hubungan ku dengan Adinda hanya sebatas teman gak lebih. Apalagi aku juga gak ingin tuk menunggu jawaban yang tak tepat dari dirinya, aku adalah wanita tak sepantasnya aku mengejar aku hanya bisa menunggu satu kepastian dari orang yang tepat dari lelaki yang pantas menjadi imamku kelak. Tapi aku juga manusia yang memiliki rasa jiwaku terkadang terbagi diantara harus mencintai atau mungkin membenci. Meski ku coba menjauhi Herdy tapi aku juga tetap merasakan bahwa Herdy menyimpan rasa ke padaku tapi tak pernah dia ucapkan, namun apa itu hanya perasaanku saja? Aku gak mau menduga-duga ditambah kini sudah ada Kak Raka rasanya tak pantas jika aku berpaling dari dirinya.
Ketika ku jatuh hati pada seseorang alunan suara indah dengan senyuman, membuat cinta di tengah rembulan bersama mentari yang kan terus bersinar. Cinta yang memberi kesejukan di keheningan malam dan sayap-sayap merpati putih yang terbang beri sebuah tanda akan kehidupan, jangan biarkan sang hati berdusta kala ego menepis rasa cinta. Cukup sudah bahasa kalbu biarkan sang fajar menertawai rembulan malam kala sang mentari bercahaya meski sinarnya tak kau rasa, setetes embun pagi yang kala itu kau lihat biarkan saja dia membasahi pagi biarkan jangan berikan keraguan pada sang mimpi kala ku inginkan seseorang pengisi hati di jiwa yang sepi. Lantunan not demi not dengan penuh bahagia ku rangkai meski tak jua ku mengerti dan ku kenal kenapa? Ada apa dengan sepasang merpati putih yang hinggap di jendela kamar ini? Ada cerita apa yang akan ku petik ataukah ini hanya mimpi belaka? Biarlah sang merpati berterbangan. Mungkin sang fajar dan sayap-sayap burung patah melihat kita berseteru sehingga tak ada cinta. Biarkan sang Melodi menyanyikan lagu cinta dengan syahdunya, meratapi hati yang dengan elok di rasa, entahlah? Mungkin nyanyian tentang cinta atau tentang luka.
Biarkan api asmara menyemangati sang bidadari, biarkan sang fajar di ufuk timur berikan kehangatan di ujung senja. Cinta adalah rasa sempurna tidak semua orang memilikinya setiap rasa dan kisah dalam cinta baik dalam pengorbanan maupun kebahagiaan yang muncul, biarlah sang fenomena berikan kekayaan kemegahan dalam pesta cinta kala jantung ini berdebar berdegup kencang ingin ku pandang wajahnya dikeheningan malam dan ku bayangkan sebuah cincin melingkar di jari manisnya sang bidadari. Kala malam yang sunyi sepi dingin kau peluk aku dan beri kehangatan di malam itu dan kesejukan dengan tetap memandang indah wajah mu saat itu kau bisikkan kata cinta kau buat aku merajuk bahagia sambil merajut kebersamaan atas nama cinta, sungguh benih-benih cinta yang kau tumbuhkan setiap menit detik kau beri aku rasa itu dengan penuh ketulusan hati dengan siap memberi dan kau beri aku kesempatan meskipun aku tidak mengerti mengapa? Apa? Dan siapa diriku? Mengapa aku begitu mencintai? Mengapa aku begitu menginginkanmu. Lalu pandanganmu penuh liar menggodaku dengan tatapan polos namun dengan senyuman manis kau bakar hatiku dengan penuh kemewahan hati, terimakasih cinta atas apa yang kau beri.
Saat matahari terbenam, itulah saatnya aku untuk tidur tetapi malam ini rasanya aku sulit untuk tidur dan memejamkan mataku, aku bertanya akankah esok akan baik-baik saja dan bagaimana apa yang akan terjadi esok hari?.
Mungkin saja aku bukanlah bagian dari hidupmu lalu bagaimana bisa kau melupakan semua kisah manis tentang kita bersama dengan sejuta sejarah yang terukir di dalamnya, hanya saja aku memilih untuk setia. Sebelumnya aku merindukan setiap tawa dan juga bahagia yang pernah terlukis indah bersama dengan kenangan yang terindah yang pernah kita lalui bersama. Andai saja ke egoisan diri dapat membuatku belajar menjadi lebih dewasa, tapi aku sadar aku hanya bersikap seperti layaknya seseorang yang dari kejauhan hanya membisu dan tak tahu harus melakukan apa.
Enggak ada yang berubah tetapi semua memang nampak sama enggak ada yang pasti tapi semua nampak nyata, kisahnya begitu saja terulang kembali setiap kisah menorehkan setiap juta kenangan dan juga sebuah kebahagiaan meski bingung satu saja sebuah kejujuran nampaknya akan memberikan suatu hal yang berharga dan juga penting, aku gak ngerti kenapa di ibu kota Jakarta ini selalu saja macet aku kesana kemari dan juga seperti melintasi waktu, di tambah dengan sepanjang jalanan ibu kota yang trotoar nya harusnya digunakan untuk pejalan kaki tetapi malah di gunakan untuk berdagang untunglah ada Satpol PP yang merapihkan meski begitu masih saja banyak pedagang yang juga nampak bandel dan selalu saja berdagang, dan juga dengan para pengamen jalanan yang menghibur para pengguna jalanan dengan nyanyian dan jerit tangis mereka. Nampaknya jika terus seperti ini aku tidak akan sampai di rumah tepat waktu sementara itu aku harus segera mengerjakan tugas sekolah.
Rasanya gak banyak waktu yang perlu aku lewati, hanya saja dipersimpangan jalan banyak juga hal-hal aneh yang sempat terjadi, perdebatan ini terjadi kala aku dan pak sopir ingin mengganti rute pulang, aku gak ngerti kenapa Pak Ibrahim sopir kami malah dari tadi melanggar lalu lintas dan juga hampir saja menabrak pengemis. Aku hampir saja memecat Pak Ibrahim tetapi dia memang tak asing lagi di keluarga kami karena Pak Ibrahim adalah sopir pribadi papaku. Aku niatnya mau naik motor tapi karna motor sedang di servis akhirnya aku menggunakan mobil pribadi papaku. Belum sampai di sekolah nampaknya aku akan telat kemudian aku memutuskan untuk menggunakan angkutan umum.
Sepasang merpati hinggap di jendela mengusik segala gundah gulana dalam jiwa, aku mencoba meraih harapan di setiap asa yang ku rangkai, rasanya ini tak ubah dengan kisah seorang remaja yang baru pertama kali di mabuk asmara hanya saja ini seperti sebuah keberuntungan ketika kita semua bersama-sama dikumpulkan dalam satu tempat dan juga satu kesamaan yang membuat kami merasa tak asing. Dengan segal problema yang sering kita dapatkan dan juga setiap hal yang kita ingin kita raih seperti itulah persahabatan. Ini seperti cerita petualangan, ketika aku sedang melamun dan sedang membayangkan ketika kita semua beranjak dewasa akankah cerita kita bersama akan menjadi sebuah sejarah dalam kehidupan kita masing-masing, canda tawa dan juga cinta seperti itulah.
Aku bukanlah satu-satunya orang yang merasa dirindukan dengan setiap cerita dalam perjalanan hidup kita masing-masing yang memberikan kebahagiaan dan juga mungkin petualangan hidup yang penuh dengan cobaan, disitulah aku berada dan disinilah kalanya aku meletakkan di setiap pundak dan berusaha meraih setiap cita-cita dan juga keinginan. Kita perlu kecewa untuk tahu bahagia bukankah luka menjadikan kita saling menguatkan, kadang kala tak mengapa setiap perubahan dan juga kegundahan hati mungkin segala sesuatu yang pelik dapat membawa kita pada kedewasaan.
Masa-masa dimana kita berusaha meraih setiap keinginan, masa-masa dimana kita mencoba untuk menjadi diri kita lebih baik lagi. Kadang kala semua membutuhkan proses yang tak mudah, entahlah mungkin karena kita tak sadar dan kurang memahami bahwa segala sesuatunya adalah satu kesatuan bagi hidup kita yang membuatnya saling mengisi dan juga melengkapi segala kekurangan kita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Dian zalukhu
😍😍😍tehe
2021-01-09
0