Akhirnya, Mawar telah menyelesaikan racikan bunga sesuai permintaan Raymon. Mawar mulai menata bunga di setiap sudut etalase barang penjualan milik perusahaan Raymon.
Bunga yang di pajang Mawar sangat indah. Rangkaian bunga nya menghiasi seluruh ruangan.
Acara promosi penjualan di perusahaan Raymon pun mulai dibuka. Semua direktur maupun manajer di beberapa perusahaan lainnya turut datang memeriahkan acara.
Tampak Raymon berjalan menuju podium dengan memakai setelan jas warna hitam dan dasi warna abu-abu sehingga menambah ketampanannya.
Sesekali, Raymon melirik Mawar yang saat itu sedang duduk di kursi pojok ruang pertemuan .
Warna-warni bunga milik Mawar membuat pengunjung kagum melihatnya. Bahkan, beberapa pengunjung yang hadir banyak yang menanyakan perihal bunga racikan Mawar kepada Raymon.
Ranti merasa semakin benci kepada Mawar karena melihat keberhasilan Mawar dalam menjalankan proyek bersama Raymon.
Ranti terdiam dan duduk di dekat Mawar. Mulutnya tersenyum lebar, namun hatinya seakan teriris sembilu.
Beberapa lama kemudian, Arjuna yang tak lain adalah penjelmaan dari Dewa Air juga datang menghadiri acara yang diselenggarakan oleh perusahaan yang dipimpin oleh Raymon.
Arjuna mulai memasuki ruangan didampingi asistennya. Matanya selalu melihat ke sekeliling ruangan.
Rupanya Arjuna melihat keberadaan Mawar yang saat itu sedang duduk bersama kakak kandungnya Ranti.
Arjuna yang tak lain adalah penjelmaan Dewa Air tak membuang kesempatan itu. Arjuna mulai mendekati Mawar.
"Rudi, kamu tunggu di sini sebentar, aku hendak menemui wanita itu" perintah Arjuna kepada Rudi asistennya.
"Baik Tuan" jawab Rudi kepada Arjuna
Arjuna melangkahkan kakinya mendekati Mawar yang saat itu duduk di kursi pojok ruangan.
"Halo Nona" sapa Arjuna kepada Mawar sambil mengulurkan tangannya kepada Mawar.
"Iya Tuan, ada yang bisa saya bantu?" tanya Mawar kepada Arjuna
"Perkenalkan, saya Arjuna" kaya Arjuna yang tak lain adalah penjelmaan dari Dewa Air memperkenalkan diri.
"Saya Mawar" jawab Mawar ikut memperkenalkan dirinya.
"Racikan bunga Nona sangat indah, bolehkah saya memesan satu rangkai bunga kepada Nona" Ucap Arjuna kepada Mawar
"Boleh Tuan, Tuan Arjuna ingin memesan rangkaian bunga dengan konsep apa?" tanya Mawar kepada Arjuna
"Aku minta rangkaian bunga hidup yang bisa tumbuh di atas air"
Mawar terdiam sejenak mendengar permintaan dari Arjuna.
Permintaan Arjuna sangat tidak masuk akal bagi Mawar. Karena di masa itu, tidak ada bunga yang bisa tumbuh di atas Air tanpa tanah.
"Baiklah Tuan, saya akan berusaha mencari bunga itu dan merangkainya menjadi sekelompok bunga yang mengapung di atas air" jawab Mawar kepada Arjuna
Namun, saya tidak menjanjikan pada Tuan karena permintaan Tuan adalah permintaan yang mustahil" Ucap Mawar kepada Arjuna
Arjuna hanya tersenyum mendengar ucapan Mawar kepadanya
"Baiklah nona Mawar, Tiga hari lagi saya akan kembali menemui nona" kata Arjuna kepada Mawar
"Kita bisa bertemu di mana Tuan?" tanya Mawar kepada Arjuna
"Kita bisa bertemu di telaga putih, setelah matahari terbit "jawab Arjuna kepada Mawar
Mawar menyanggupi permintaan Arjuna.
Telaga putih adalah suatu tempat dimana Dewi Bunga berpisah dengan kekasihnya di masa lampau. Dewa Air teringat saat dirinya melihat Dewi Bunga bersedih di telaga dan menitikkan air matanya di telaga itu.
Awalnya, telaga putih tidak berwarna putih seperti saat ini, melainkan berwarna abu-abu. Namun karena satu tetes air mata dari Dewi Bunga di masa lampau, membuat warna telaga itu menjadi putih karena kesucian hati Dewi Bunga.
Tetesan air mata Dewi Bunga di masa lampau menyentuh hati Dewa Air sebagai penguasa telaga. Sejak saat itu, Dewa air mulai jatuh cinta pada Dewi Bunga.
Walaupun telah jatuh cinta dan mulai mendekati Dewi Bunga, hati Dewi Bunga tak bisa tersentuh oleh cinta Dewa Air sampai saat ini.
Setelah berbincang-bincang dengan Arjuna yang tak lain adalah penjelmaan dari Dewa Air , Mawar pergi ke atas Podium karena Raymon memanggilnya. Beberapa pengunjung telah menunggunya untuk menjelaskan konsep pewarnaan bunga.
Sesekali, Mawar melirik Arjuna yang saat itu sedang berdiri melihat-lihat racikan warna bunga di setiap sudut etalase ruangan.
"Sepertinya, wajah Arjuna tidak asing" gumam Mawar dalam hati.
*
Di Negeri Langit
Dewa Langit dan Dewi Langit mengadakan rapat akbar di negeri yang dipimpinnya. Dewa Bulan, Dewa Angin, Dewa Halilintar dan Dewa Api turut serta dalam rapat akbar tersebut.
Dalan acara akbar tersebut, Dewi Merak dipilih oleh seluruh Dewa dewi yang berada di sana untuk menunjukkan bakat kemampuannya yaitu menari dan menunjukkan bulu-bulu nya yang indah.
Dewi Merak beserta teman-temannya sesama Merak mulai menunjukkan kemampuannya menari.
Iringan musik dan tari yang indah mulai ditunjukkan oleh Dewi Merak dan kawan-kawan.
Selesai mengisi acara di rapat akbar para Dewa Dewi penghuni langit, Dewi Merak mulai mendekati Dewa Bulan yang saat itu sedang duduk menikmati jamuan yang diberikan oleh Dewa Langit.
"Oh Dewa Bulan, bersediakah engkau menuliskan takdir cinta ku bersama Dewa Air?" tanya Dewi Merak kepada Dewa Bulan.
Mendengar permintaan dari Dewi Merak, Dewa Bulan menjawab dengan berkata
"Dewi Merak yang cantik, takdir cinta adalah rahasia langit"
"Aku tidak bisa mengatakannya padamu" "Takdir cinta itu sudah ku tulis rapi dalam buku percintaan"
"Bahkan, Dewa Langit pun tak bisa mengetahuinya" jawab Dewa Bulan kepada Dewi Merak.
Mendengar ucapan Dewa Bulan yang tak bisa mengungkapkan takdir cintanya, Dewi Merak tertunduk lesu dihadapan Dewa Bulan yang saat itu sedang menikmati buah anggur.
Melihat Dewi Merak yang tertunduk lesu dihadapannya, Dewa Bulan berkata kepada Dewi Merak
" Dewi Merak, mengapa kamu sangat menginginkan Dewa Air?"
"Bukankah ada Dewa Api yang kagum padamu sejak dulu?" tawar Dewa Bulan kepada Dewi Merak
Dengan wajah cemberut, Dewi Merak berkata kepada Dewa Bulan
"Oh Dewa Bulan, hatiku tidak cinta kepada Dewa Api"
"Kenapa Dewi Merak?"
"Dewa Api akan menjadi pelindungmu dikemudian hari jika kau mau menerima cintanya" tanya Dewa Bulan kepada Dewi Merak.
Dengan tatapan curiga, Dewi merak mulai bertanya lebih dalam kepada Dewa Bulan.
"Dewa Bulan, kenapa engkau selalu mempromosikan kebaikan Dewa Api kepadaku?"
"Apakah kamu menuliskan takdir perjodohan ku bersama dengan Dewa Api?" tanya Dewi Merak kepada Dewa Bulan.
"Dewi Merak, Semua tergantung hatimu"
"Jika ada yang lebih mencintaimu dengan tulus, mengapa engkau malah mencari cinta lain yang belum tentu dapat kau peroleh?" tanya Dewa Bulan kepada Dewi Merak.
"Dewa Bulan, hatiku hanya kuberikan kepada Dewa Air"
"Sikapnya yang dingin dan lembut, membuat hatiku luluh padanya"
"Berbeda dengan Dewa Api yang selalu berbuat sesuka hati dan pemarah" beber Dewi Merak kepada Dewa Bulan
Dewa Bulan hanya diam mendengar ucapan Dewi Merak. Sambil tersenyum tipis dia melanjutkan kegiatannya minum anggur segar yang masih tersisa di mejanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Erma
sebaiknya kata Arjuna yg tak lain penjelmaan Dewa Air jgn berulang2 thor
2021-12-07
1
Ende Setiani
mampir 👍👍👍👍👍 like juga dikarya ini
2021-02-26
0
Nur Alwahidah
namanya juga api?
pemarah lah, jelas
2021-01-13
2