Malam ini Aira kembali menemani pelanggannya untuk mendampinginya ke sebuah pesta. Saat ini telah berada dijalan bersama Rendra, pria yang sudah berusia matang, ia merupakan seorang pembisnis hebat. Namun, bila dibandingkan dengan David tentu masih berbeda jauh.
Pesta kali ini melibatkan kalangan kolega-kolega teratas, meski begitu Aira tetap bersikap biasa. Baginya uang yang didapat nanti jauh lebih penting dari apapun.
Kemarin mama tirinya kembali telpon meminta uang untuk membawa terapi papanya ke rumah sakit lagi, untuk itu ia harus kembali bekerja keras. Jika hanya mengandalkan gaji dari kantornya tentu saja tidak cukup, mengingat bagaimana serakahnya mama tiri serta saudara-saudara tirinya. Tapi meski begitu untungnya mama tirinya masih mau merawat papanya.
Saat ini Aira berjalan bersama Rendra untuk menemui tuan rumah yang menggelar pesta ini.
"Akhirnya kau datang juga Tuan Rendra. Oh siapa dia," sambut Gilang lalu menoleh ke arah Aira.
"Tentu aku datang. Oh ya kenalkan ini Aira temanku," ucap Rendra memperkenalkan Aira.
"Aira," ucap Aira memperkenalkan diri.
"Aku Gilang. Aku pikir ini kekasihmu," sahut Gilang sedang Aira hanya tersenyum tipis.
Karena Rendra terlalu asyik mengobrol dengan Gilang, lama-lama Aira pun merasa jenuh, hingga akhirnya Aira pun pamit untuk mencicipi hidangan yang ada.
***
David pun ikut menghadiri pesta Gilang, hanya saja ia datang bersama Wira.
"Ku pikir kau tidak akan datang," ucap Gilang pada David yang datang bersama asistennya Wira.
"Aku pasti datang kawan," sahut David sambil merangkul Gilang.
"Kenapa kau lagi-lagi hanya membawa asistenmu? Di mana kekasihmu? Aku jadi curiga jangan-jangan kau-"
"Diamlah bodoh! Kau berpikir apa? Aku masih pria normal," sergah David panas, yang ia ketahui kemana arah pikiran temannya itu. Gilang hanya tergelak kencang tanpa dosa.
Sedang Wira merasa geram dengan perkataan Gilang. Namun, ia pun hanya bisa diam.
"Kau harus move on David, sampai kapan ? Ingat lambat laun umurmu juga tambah tua, apa kau mau pedangmu itu karatan," ejek Gilang langsung mendapat tatapan tajam dari David.
"Tau begini aku tidak akan datang ke pestamu ini," sahut David kesal.
"Ayolah kawan aku hanya bercanda," sahut Gilang dengan wajah memelas. Tak lupa tangannya pun ia letakkan di pundak David.
"Menjijikan! Minggirlah aku akan menemui kolegaku yang lain," kata David sambil berlalu meninggalkan Gilang, setelah sebelumnya menepis tangan lelaki itu.
Saat sedang berbincang-bincang dengan rekan bisnisnya. Kedua mata David menangkap sosok yang sangat familiar yang sedang mencicipi berbagai macam makanan yang ada, ia berusaha mengingat-ingat siapa dia.
Aira?
Ah, akhirnya ia mengingatnya. Lelaki itu terus menatap ke arah wanita itu, yang sedang sibuk makan.
Tunggu dulu. Bukankah ini merupakan pesta kalangan kolega-kolega teratas. Sedangkan dia hanya karyawan biasa di perusahaan miliknya. Sebenarnya siapa dirinya? Kenapa Aira selalu ada disetiap pesta.
David bergumam, mulai penasaran dengan perempuan itu.
****
Pagi harinya David sudah berada dalam kantornya, semalaman ia tidak tidur entah mengapa ia terus kepikiran tentang Aira. Tidak lama Wira masuk.
"Wira bisakah kau carikan data lengkap tentang Aira," perintah David kala asistennya itu masuk mengantarkan berkas untuknya.
"Tentu saja tuan. Tapi untuk apa?" sahut Wira sambil mengernyitkan dahinya. Tak biasa atasannya itu begitu ingin tahu data diri perempuan.
"Kau jangan berfikir macam-macam. Aku hanya penasaran saja dengannya, dia slalu ada di setiap pesta, kau tau semalam aku bahkan melihatnya. Kau tau sendiri bukan semalam itu pesta untuk siapa. Sedang dia hanya karyawan biasa," ucap David.
"Mungkin saja dia menemani kekasihnya. Tapi, baiklah aku akan mendapatkan data tentang dirinya," jawab Wira.
****
Satu jam kemudian Wira sudah kembali ke ruangan David sambil membawa data-data Aira.
"Bacakan!" titah David, Wira pun langsung membacakannya.
"Aira Amandita merupakan anak tunggal dari Bapak Herman dan Ibu Nuraini. Namun ibunya meninggal sejak Aira berusia lima tahun, tidak lama setelah itu ayahnya menikah lagi," jelas Wira.
"Tunggu jadi dia hidup dengan ibu tiri, em lanjutkan," pinta David lagi.
"Saat ini Ayah Aira dalam kondisi lumpuh, dan Aira merupakan tulang punggung keluarga. Selain bekerja di kantor ini, ia juga membuka jasa seorang wanita pendamping bayaran," jelas Wira.
"Maksudnya? wanita pendamping bayaran," sahut David masih belum bisa mencerna penjelasan Wira.
"Iya, seperti yang tuan lihat semalam. Saat itu Aira sedang menjadi wanita pendamping bayaran salah satu pengusaha di situ, semalam ia bersama tuan Rendra," jelas Wira sedang David tampak mengangguk tanda mengerti,
"Berapa tarif yang ia berikan?" tanya David kemudian.
"Sekitar delapan ratus ribu sampai satu juta tuan," jawab Wira.
"Aku pikir gaji dia sudah lumayan bekerja di sini, untuk apa ia membuat pekerjaan seperti itu," ucap David heran.
"Sudah saya bilang tuan, jika kondisi ayahnya saat ini lumpuh sedang mama tirinya yang menjaga ayahnya tentu saja pasti sambil memeras Aira," ucap Wira. ia hanya berpikir secara logis yang namanya ibu tiri kebanyakan tidak baik.
"Aku mengerti, kau kembalilah ke ruangan mu," perintah David.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
kaname senpai
wira mlah pengertian banget😁
2021-12-19
0
Stefania
Cocok kalo judulna WANITA BAYARAN
2021-09-15
0
Syifa Altafunnisa
Bagus novel nya v yg ngelike koq dikit
2021-07-25
0