Hari senin pun tiba. Hari ini Aira disibukan dengan banyaknya kerjaan kantor. Belom lagi kedatangan seorang pemimpin baru di perusahaan ini, membuat semua bertambah sibuk.
Saat ini semuanya tengah berbaris menyambut pemimpin baru dari perusahaan itu. Berbeda dari temen-temennya yang nampak gugup, Aira merasa biasa saja.
Seorang pria dewasa bertubuh atletis, hidung mancung, dengan stelan jas yang tampak pas di badannya menambah kesan kesempurnaan untuknya, memasuki gedung bertingkat tinggi itu. Pria itu nampak berjalan biasa diikut sang asisten pribadinya yang bernama Wira.
"Perkenalkan ini adalah Pak David Adinata, anak dari Pak Deni Adinata beliau saat ini merupakan Direktur baru kalian," ucap Soni selaku orang kepercayaan dari keluarga Adinata.
Sedang David hanya tersenyum tipis. Banyak karyawan yang berbisik-bisik jika David ternyata sangat tampan. Tentu saja David bisa mendengar bisik-bisik namun ia tampak biasa saja.
Matanya menyapu wajah-wajah bawahannya, hingga akhirnya pandangannya berhenti pada sosok wanita yang tampak sederhana. Ia mengerutkan keningnya berpikir sesaat, seperti pernah melihatnya tapi ia lupa di mana.
Setelah sesi perkenalan selesai David pun diantar ke ruangannya, ia akan memulai bekerja mulai hari ini. Memulai dari mengecek berkas-berkas pemasaran produknya.
"Wira, aku perlu penjelasan dari bagian pemasaran di perusahaan ini. Bisakah kau panggilkan pimpinan bagian pemasaran," titah David pada Wira.
"Baik tuan!" sahut Wira, setelahnya ia undur diri menjalankan perintah atasannya.
Lima belas menit kemudian.
Dengan tangan gemetar nampak gugup Aira memberanikan diri mengetuk pintu ruangan atasan, yang di depan pintu bertuliskan Direktur David.
Tok! Tok!
"Masuk!"
Setelah mendapat jawaban dari sang penghuni ruangan, Aira pun menarik handle pintu dan masuk.
"Permisi, maaf apakah benar tuan memanggil saya?" tanya Aira dengan gugup, sejujurnya ia hanya takut jika tiba-tiba ditagih soal ganti rugi.
David yang sedang memeriksa berkas seketika mengangkat wajahnya, ketika mendengar seorang wanita berbicara. "Oh iya! Kau pimpinan dari bagian pemasaran ya. Ada yang ingin ku tanyakan padamu. Tapi sebelumnya tunggu, sepertinya aku tidak asing dengan dirimu," ucap David sambil berusaha mengingat-ingat, lalu hingga terlintas soal kecelakaan waktu itu. Saat David mau angkat bicara kembali buru-buru Aira menyela ucapannya.
"Maafkan saya Tuan, soal ganti rugi itu saya belum punya gantinya. Jika nanti sudah ada pasti saya akan memberikannya pada Tuan langsung," sahut Aira mantap.
David mengernyit heran. "Memangnya tampang ku seperti rentenir penagih hutang ya? Aku belum ingin membahas kerugian mobilku kala itu, saat ini aku ingin bicara masalah kerjaan padamu."
Seketika rasa lega menghampiri Aira, rasanya hatinya seperti di siram es mendadak jadi dingin dan sejuk.
Akhirnya setelah Aira menjelaskan beberapa masalah di pemasaran produknya, Aira pun pamit undur diri.
****
"Ada apa Wira?" tanya David setelah menangkup rasa kegelisahan pada sang asisten.
"Begini tuan... Anda diminta untuk pulang ke rumah utama, Minggu depan akan ada makan malam serta tamu untuk anda," sahut Wira.
"Apalagi, rencana pria tua itu? Kali ini wanita seperti apa lagi yang mau dijodohkan padaku," sergah David dengan kesal .
"Sepertinya beliau memang tidak menyerah meski anda telah menolak perjodohan itu dengan mentah-mentah, Tuan. Saya dengar wanita yang kali ini ingin dijodohkan dengan anda, merupakan anak dari seorang pengusaha rekan bisnis Tuan Deni sendiri, dia seorang model," jelas Wira.
"Menurutmu aku harus apa?" tanya David sambil menyandarkan dirinya dikursi kerjanya. Lelaki itu berharap Wira bisa memberikan solusi untuk permasalahan dirinya kali ini.
"Menurut saya, anda harus datang ke pesta itu dengan membawa wanita pilihan anda sendiri. Dengan begitu Tuan Deni pasti akan berhenti menjodoh-jodohkan anda," sahut Wira mengeluarkan pendapatnya.
"Itu tidak mudah Wira, kau tau bukan masalahku. Sampai detik ini tidak ada yang mampu membuatku tertarik. Bagaimana mungkin aku membawa seorang wanita pilihanku dengan waktu yang secepat itu," ucap David sambil mendesah frustasi. Membuat Wira kembali mencari solusi lain.
"Bagaimana jika anda membayar seorang wanita untuk berpura-pura menjadi kekasih anda?" saran Wira kemudian. Membuat David terperangah mendengarnya.
"Tidak mau, itu akan merusak reputasi ku," sergah David menolak ide Wira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
dhapz H
berfikir... berfikir
2021-07-23
0
Renty Wawo
ide bagus itu Wira👍
2021-06-28
1
Cut Nyak Dien
kenpa susah ya orang ganteng mapan cari jdohnya he he
2021-06-01
1