Berhubung hari ini weekend Aira berniat untuk mengunjungi papanya di rumah. Pukul 08.00 pagi Aira sudah sampai di rumah papanya, rumah yang sederhana berada di pedesaan memang.
"Pa, apa kabar? Hari ini aku datang, papa bisa mendengar ku bukan? Maaf jika sampai detik ini aku belum bisa bahagiain Papa. Aku janji jika uangku sudah cukup aku akan membawa papa pergi dari sini. Papa doain Aira ya," ucap Aira di samping tempat tidur papanya.
Papa Aira lumpuh total, semenjak peristiwa kecelakaan tiga tahun yang lalu. Dulu sebelum papa Aira jatuh sakit, ia merupakan keluarga yang cukup berada. Namun setelah papanya jatuh sakit, hartanya terkuras habis untuk pengobatan papanya. Belum lagi dengan Mama tiri serta saudara tirinya yang terlalu boros, suka berfoya-foya.
Namun, untungnya mama tirinya masih mau merawat papanya, meski kerap sekali membohongi Aira perihal soal uang.
Aira ditinggalkan ibunya sejak kecil, lalu papanya menikah lagi. Sebelum menikah mama tirinya berlaku baik, namun setelah menikah dengan papanya mama tirinya selalu memperlakukan Aira dengan buruk. Jika papa Aira sedang berada di rumah, tentu saja mama tirinya akan berperilaku baik.
Berbeda dengan saat ini, meski sudah tau perilaku buruk istrinya, namun Papa Aira bisa apa. Untung Aira saat ini bukan lagi Aira yang dulu suka ditindas, tentu saja jika ia tidak suka ia akan melawan.
"Datang juga kau. Mana uangnya," ucap Nesya selaku mama tiri Aira, memecah lamunan Aira.
"Aku tidak ada uang. Lagian memangnya untuk apa uangnya?" cecar Aira tanpa memindahkan tatapannya dari papanya.
"Berani sekali kau bilang untuk apa. Kau tau kebutuhan rumah sudah habis, tentu saja untuk makan. Memangnya jika tidak ada uang papamu mau dikasih makan apa," bentak Nesya.
"Biar ku bantu mah," sahut Nina sambil mengambil paksa tas Aira lalu mengambil uangnya.
"Jangan,.. jangan diambil uangku. Kalian bener-bener jahat," pinta Aira sambil berusaha mengambil uangnya kembali dari tangan Nina namun tidak bisa.
"Ikhlaskan saja, kau bisa mencari uang lagi di kota dengan mudah bukan," cibir Nesya.
Dengan rasa kesal Aira pergi keluar. Namun, sampai di luar rumah ia bertemu dengan Baron saudara tirinya kakak dari Nina. Cih, memuakkan!
"Hai cantik? Kau pulang, karena kau pasti kangen dengan diriku ya," goda Baron dengan senyum smirknya.
"Dasar bujang lapuk tidak laku, kau harusnya berkaca dari dirimu sendiri. Hanya wanita bodoh saja yang mau dengan dirimu," cibir Aira.
"Kau berani sekali berkata kasar padaku," bentak Baron sambil mencoba melayangkan tangannya hendak menampar Aira. Namun belum sempat kena, Aira lebih dulu menangkisnya dan memelintir tangan Baron.
"Hanya seorang banci yang berani memukul wanita. Cih! menjijikkan. Ingat, aku bukan Aira yang dulu suka kau tindas," pungkas Aira sambil menyentak tangan Baron lalu berniat berlalu pergi.
"Memangnya aku tidak tau pekerjaanmu di kota? Wanita murahan suka berganti-ganti pasangan," ucap Baron dengan keras sambil menahan rasa sakit di tangannya. Pasalnya lelaki itu memang mengetahui kerjaan sampingan Aira yang sering menjadi pendamping bayaran. Hanya saja pikiran Baron, Aira melakukan itu tentu saja untuk menjajakan tubuhnya.
"Tidak masalah asal aku bisa mendapatkan uang kau juga menikmati uangku bukan," sahut Aira dengan tenang, lalu berlalu pergi, tanpa menghiraukan teriakan Baron yang terus menghina dirinya wanita ja lang.
Memacu motornya dengan santai, ia tidak mau kejadian waktu itu terulang kembali membuat ia harus mengganti kerugian yang begitu besar. Ia berdoa muda-mudahan saja pria itu melupakan soal kejadian waktu itu, jadi ia bisa terbebas dari hutang kerugian itu.
****
Sampai di tengah jalan Aira berniat untuk mengisi bahan bakar motornya. Namun, ia ingat uangnya telah di kuras habis oleh saudara tirinya tadi.
Akhirnya ia pun mengurungkan niatnya lalu melanjutkan perjalanannya ke kosannya.
"Jambret.. jambret.. tolong jambret!!"
Aira mendengar seorang ibu-ibu yang berteriak meminta tolong lalu ia menghentikan motornya.
Ia melihat seorang pria yang seumuran dengan dirinya tengah mengejar-ngejar copet tadi. Sampailah si jambret di depannya segera ia menghadang menggunakan kakinya hingga si jambret tadi terjatuh.
Lalu Aira turun dari motornya, mengambil dompet ibu-ibu tadi dengan paksa. Sempat terjadi tarik-menarik antara Aira dengan jambret tadi. Namun, Aira kembali menendang jambret tadi hingga akhirnya dompet si ibu itu bisa ia rebut.
"Terimakasih neng," ucap si ibu setelah menerima dompetnya kembali.
"Lain kali hati-hati bu," balas Aira kemudian.
"Wah, kau hebat sekali, kenalkan namaku Dino. Siapa namamu?" tanya Dino seorang pria tadi yang berniat menolong si ibu itu.
Aira mengerutkan keningnya sebelum menjawab pertanyaan Dino. "Aira." Akhirnya ia pun menjawab dengan datar.
"Bisakah kita bertukar nomor, aku anggap kita berteman," ucap Dino lagi.
"Untuk apa? Itu tidak perlu," tolak Aira
"Ah ayolah. Jangan menolak pertemanan itu tidak baik," ucap Dino sambil dengan wajah memelas.
"Baiklah," sahut Aira setelah itu menyebutkan nomor teleponnya, dan Dino pun mencatatnya di ponselnya.
"Oke sampai jumpa, lain waktu kita pasti ketemu lagi," ucap Dino.
Sedang Aira kembali melanjutkan perjalanannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
💕💕 Pisces ❣️❣️Renjana 💞💞
Harusnya Aira lakukan itu juga ke Nina tadi.
2022-09-16
0
HenyNur
wanita memang harus kuat ...kadang suatu waktu perlu ...di balik sisi lembut nya 😍😍
2021-11-17
0
dhapz H
mantab apa aira bisa karate
2021-07-23
0