~HAPPY READING ~
"Makasih Kak,”ujar Rin dengan nada malas, Rin sudah datang lagi kerumahnya setelah tiga hari kabur.
“Rin kamu gak malu? Rambut kamu itu loh,”Jefri benar-benar tidak habis pikir dengan pikiran seorang Rin, mengajak Jefri untuk merubah rambutnya, Jefri kira hasil nya akan baik-baik saja tapi ternyata Rin membuat rambutnya keriting bergelombang.
“Kenapa? Jelek,”
“Nggak takut Rivano marah,”Rin menghela nafas dan tatapannya berubah sinis, kenapa harus sebut nama Rivano.
“Nggak papa aku masuk dulu.”setelah itu Rin masuk kedalam rumah yang bernuansa eropa, Rin tidak peduli akan diapakan nanti oleh kakak kandungnya sendiri.
~o0o~
“Ma nanti senin kan aku pertama kali masuk sekolah SMS, aku mau naik mobil sendiri, boleh nggak?”pinta Helena dengan wajah penuh harap.
“Nggak boleh, kamu belum cukup umur kamu juga belum punya SIM.”tolak Hana, Hana tidak mau terjadi sesuatu pada anak semata wayangnya.
“Tapi Ma..”Helena memohon sembari memegang tanagn Hana.
“NO, KATA MAMA NGGAK YA NGGAK.”bentak Hana yang membuat Helena kaget dan langsung melepaskan tangan Hana lalu berlari ke kamarnya, ini pertama kalinya Helena di bentak oleh Mamanya.
Setelah sampa kamar Helena langsung merebahkan dirinya dan menutupi sekujur tubuhnya dengan selimut.
“Ishhh nyebelin, kalo Papa ada pasti dia ngebolehin, hiks Mama jahat,”Helena menangis didalam selimutnya.
Sedangkan didapur Hana mulai merasa bersalah, berniat untuk menemui anaknya.
“Hel Mama masuk iya,”Hana memasuki kamar Helena, Hana melihat Helena yang sudah meringkuk dikasurnya,”Apa dia udah tidur?”gumam Hana. Lalau Hana mendekat kearah ranjang dan duduk di tepiannya, Hana membenarkan letak selimut Helena, agar putrinya bisa tidur dengan nyaman, lalu Hana mencium kening Helena sembari mengucapkan kata
'Maaf, setelah itu Hana keluar dari kamar Helena.
Selepas Hana pergi Helena membuka matanya, lalu beranjak dari ranjang nya menuju kearah balkon. Semenjak hari itu Helena merasa sikapnya berubah, Helena bingung kenapa dirinya berambisi untuk jadi nomer satu di segala hal. Helena harus percaya pada siapa Rin atau Citra?
~o0o~
“Apa yang kamu lakukan diluaran sana Rin,”tanya Rivano dengan suara tinggi, tapi Rin tidak kunjung menjawabnya.
“JAWAB!!”Rin menutup matanya seketika, lalu kembali menatap Kakaknya dengan tajam, Rin tahu kalo dirinya memang salah jadi ia hanya diam saja, membiarkan Kakaknya mengeluarkan unek-uneknya.
“Kenapa kamu membuat rambut mu jadi seperti ini Rin,”Rivano memegang rambut keriting Rin dengan kasar, lalu Rin menghempaskan tangan Kakaknya dengan kasar. Waktu Kakaknya masih sekolah dia selalu memegang rambutnya dengan gemas, tapi sekarang apa. Rin benci Rivano yang sekarang.
“Tiga hari menghilang, tidak ikut kelulusan sekolah, tidak mengikuti Mos, sebenarnya selama ini kamu niat sekolah atau tidak,”Rivano benar-benar marah sampai matanya memerah.
“Hari Senin Kakak sendiri yang akan mengantarkan mu ke sekolah dan jangan pernah kamu berpikir untuk kabur.”Rin hanya diam menatap kolong meja yang kosong dengan tatapan kosong.
Rivano menghela nafasnya ia mengusap wajahnya dengan kasar, lalu kembali menatap adiknya yang tidak tau diri.
“Sekarang kamu temui Ayah, dia benar-benar khawatir pada mu sampai-sampai Ayah sakit,”Suruh Rivano, Herlano sakit karena Rin pergi tanpa pamit.
“Aku tidak mau.”jawab Rin datar, Rin benci Rivano begitu nurut dengan Herlano yaitu Ayahnya yang sekarang. Menurut Rin Rivano seperti bonekanya Herlano.
Brakk
Rivano meninju meja yang berada didepannya membuat Rin reflex menutup matanya karena kaget.
“Sekarang kamu masuk ke kamar kamu.”kesabaran Rivano sudah menipis ia tak bisa menahannya lebih lama lagi. Setelah itu Rin keluar dari ruang kerja Rivano.
TBC.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments