Chapter 1 (Revisi)

~Happy Reading ~

Sekolah impiannya, Sekolah elite dengan fasilitas digital yang memadai sekolah yang semua orang impikan tidak sembarang orang bisa masuk ke sekolah elite ini, yang mana orang tua siswanya anak orang kaya dan terpandang.

Helena menyunggingkan senyuman nya, ia tak heran bisa lolos disini selain pintar ia anak seorang pengusaha kaya raya.

Helena berjalan angkuh masuk ke dalam berjalan di koridor ia siap jadi orang yang terkenal, ia cantik dan semua orang meliriknya.

Dan semoga saja ia menemukan teman-teman yang oke lah untuk standarnya yang tinggi. dan untuk yang paling penting semoga saja tidak ada si Batu kerikil disekolah ini.

Helena melirik ke kanan kiri kenapa mereka memakai aksesoris seperti itu, yang cowok memakai topi terbuat karton, sedangkan yang cewek memakai pita dengan rambut yang di kuncir kuda.

"Masa disekolah elite harus ada yang namanya MOS."gumam Helena

Bagaimana ini iyah tak tau.

"Bagi Siswa baru dipersilahkan berkumpul di Aula diberi waktu 5 menit cepat."

"Aduh bego bego,"Helena mengutuk dirinya sendiri yang tak liat email dari sekolah, buru buru ia menghubungi mama nya.

"Mama...."

📞"Iya Hel ada apa?"

"Ma tolong bawa pita sama bikinin nama tag Helena,"

📞"Emang buat apa?"

"Ma hele lupa kalau ada Mos juga disekolah, ma cepet sekarang waktunya tinggal  3 menit lagi gimana ini Ma."

📞"Iya nanti ma.. "Sambungan terputus begitu saja, Karena Helena harus cepat cepat ke Aula.

percuma saja ia meminta bantuan mama nya waktunya tidak cukup untuk itu.

Seluruh siswa sudah berhamburan untuk masuk kedalam tapi Helena masih saja berdiam diri di pintu masuk Aula. Ia menggigit bibir bawahnya karena takut bagaimana kalo nanti dihukum, Helena tidak mau itu terjadi

Lalu ada yang menepuk pundaknya, Helena langsung berbalik semoga itu suruhan ibunya.

"Lo nggak masuk?" tanya seorang cewek berambut sebahu dan rambutnya sudah di kuncir kuda dengan pita di kepalanya.

"Lagi nunggu orang, soalnya gue lupa bawa pita sama nama tag."

"Oh lupa,"lalu gadis itu mengeluarkan dua pita di tas nya

"Ini gue punya cadangan banyak pake aja"lalu memberikannya pada Helena

Helena menerimanya

"Thanks yah,"

"Tapi untuk Nam tag–gue nggak punya,"

"Nggak papa, makasih banyak yah seenggaknya gue nggak terlalu berat dihukum."Helena sudah pasrah kalo nanti di hukum.

"Ya udah kita masuk yuk, gue belum punya temen soalnya."ajaknya sepertinya ia asik untuk dijadikan teman.

             

    

                      

        ~o0o~

          

Sedangkan ditempat lain seorang pria dewasa sedang mencari Adik nya yang lagi-lagi kabur entah kemana.

"Rin...Rinn..."panggil nya

"Tuan diruang komputer tidak ada."

"Di perpustakaan juga tidak ada Tuan."

"Diruang bawah tanah juga tidak ada."

Begitulah sekiranya laporan para Bodyguard dan penjaga rumah kediaman keluarga Leach.

"Kemana anak itu..AKHH RINN LEACH..."teriaknya frustasi sampai urat urat di dahinya terlihat.

~o0o~

"Berbaris di lapangan yang tidak lengkap atribut nya SEKARANG."titah Kakak kelas yang membimbing MOS ini.

Dengan terburu-buru Helena tidak sengaja menabrak seseorang. Helena akui ini hari tersial yang pernah ia alami.

Brakkk

Tapi malah ia yang tersungkur kebelakang mungkin yang di tabrak nya bukan seorang perempuan.

"Sorry, gue buru-buru tadi soalnya."ucapnya sembari membantu Helena berdiri.

Dan sejak saat itu ia sudah menepatkan hatinya pada padangan pertama, orang yang ia tabrak seorang laki laki tampan.

"Hah, ngg–ak pa–pa."ucap nya kaku.

"Sorry yah,"setelah itu cowok itu meninggalkan Helena sendirian dengan imajinasi-imajinasi nya sendiri.

"Astaga gue di tinggal."cepat-cepat ia lari, seperti nya cowok tadi juga akan dihukum karena tidak membawa nam tag, karena ia hanya menggunakan topi saja.

~o0o~

Bener-bener sial ia harus mengelilingi lapangan yang panas seperti ini, katanya ini sekolah elite tapi hukumannya sama saja. Dan sekarang hanya ada beberapa siswa perempuan di lapangan karena siswa laki-laki sudah menyelesaikan hukumannya walaupun berlipat ganda.

Helena memang suka dengan olahraga tapi didalam ruangan yang tidak terkena matahari langsung, seperti basket misalnya.

"MAMA."teriak Helena ditengah larinya, sukses membuat semua orang berhenti dan memandang Helena dengan tatapan bingung.

Dari kejauhan ada seorang laki laki yang tersenyum simpul karena ulah Helena.

Helena sudah menyelesaikan hukumannya ia buru buru masuk kedalam kantin, Untung kantin nya besar.

"Helena sini,"ada yang memanggilnya ternyata teman baru nya Vita.

"Duduk sini Hel, kenalin ini Citra,"saat Helena ingin duduk ternyata ia mengenali siapa yang duduk diujung itu Citra temannya semasa sekolah menengah pertama.

"Cit, lo di sini juga."

"Iya Hel gue dapet beasiswa."

"Wah kok lo nggak bilang sih,"

"Gue kan nggak tau kontak lo."

Vita yang hanya memperhatikan mereka berdua dengan bingung.

"Vit, Citra ini temen gue sewaktu di SMP."Helena mengenalkan Citra kepada Vita.

Vita hanya ber'oh' ria

"Minum Hel,"suruh Vita

"Thanks yah."

Dan ada satu gadis lagi yang datang membawa makanan nya.

"Oh yah Hel, kenalin ini Sandra bapaknya pengusaha batu bara gila nggak tuh."Ucap Vita dengan semangat

"Biasa aja kali Vit,"kata Sandra malu malu

"Oh hai San, bokap gue juga tapi dia punya perusahaan property dibeberapa negara."ujar Helena yang tak mau kalah.

Citra yang tau sikap Helena hanya bisa menghela nafas nya saja, kalau saja ada Rin disini Helena pasti kalang kabut, kesombongan Helena hanya akan patah oleh sikap dingin nan angkuh seorang gadis yang kemana-mana membawa MacBook ditangannya.

~o0o~

Akhirnya kegiatan hari ini sudah selesai tapi besok masih berlanjut walaupun MOS ini berjalan hanya 3 hari tapi Helena merasa bosan.

"Cit nggak mau nebeng sama gue, lumayan irit ongkos,"tawar Helena kepada Citra, Helena tahu Citra bukan lah orang yang berada keluarga nya tidak sebaik keluarganya.

"Nggak deh Hel gue naik angkot aja, duluan yah."ujar Citra lalu berjalan keluar gerbang.

Helena menaiki mobil Alphardnya, tapi disekolah ini bukan hanya ia yang mempunyai mobil Alphard, seharusnya ia bawa Lamborghini saja tadi. Helena sedikit menyesal karena hal itu.

"Jalan pak,"

Saat mobil nya ingin melaju, motor besar tiba tiba melintasi mobil Helena, Pak supir ngerem mendadak.

"Aduh pak hati hati dong."

"Maaf non"

Helena memperhatikan si pengendara yang menyatukan tangannya seperti isyarat meminta maaf setelah itu melaju.

Helena seperti ingat siapa dia.

~o0o~

Baru datang Helena sudah memanja ria dengan Mama nya yang berada di Sofa nama Mama Helena, Hana.

"Mama, Hele tadi dihukum nyebelin banget kan, masa orang kaya dihukum si kata mama sekolahnya elit tapi kalo hukumannya suruh lari di lapangan itu bukan elit namanya,"ia memeluk ibunya dan jangan lupa mulutnya yang mengerucut.

"Yah kan dihukum juga wajib dong kalau siswa nya melanggar peraturan mau sekolah elite atau nggak."ucap Hana sayang sambil mengecup putri semata wayangnya.

"Iya sih tapi yang paling penting nggak ada si Batu krikil, dia juga kayak nya udah nggak mau sekolah deh, eh tapi yang dulu-dulu juga."

"Ehh nggak boleh gitu lagian dia juga lebih pinter kan."

"MAMA."Helena sudah sebel kalau mama nya membela musuhnya.

"Tapi mama denger keluarga Leach udah be..

"Udah deh ma ishh nyebelin, aku mau ke kamar aja, mama bela si batu terus apalagi sama keluarga nya."

Helena menaiki satu persatu tangga dengan kakinya yang diketuk di lantai dan wajahnya yang cemberut.

hari ini benar-benar hari tersial yang ia alami. Pertama tidak ada yang memberitahu nya kalau harus memakai Aksesoris yabg mengakibatkan ia di hukum, yang terakhir mama nya, bukan nya membela nya malah membela musuhnya, yang notabene nya adalah orang yang Helena sangat benci.

Tapi untung saja Rin tidak sekolah, sepertinya dia memang tidak sekolah disitu, hati Helena sedikit bahagia. Helena merebahkan dirinya di atas kasur ia baru saja selesai bersih-bersih.

"Non ini maskernya."teriak seseorang dari luar

"Masuk aja Bi."jawab Helena, memang kebiasaan Helena sesudah pulang sekolah ia pasti maskeran.

Bi Siti pun masuk membawa nampan yang berisikan Masker.

"Mau Bibi pakai kan?"

"Nggak usah Bi Helena bisa sendiri, udah Bibi pergi aja."usir Helena

Bi Siti pun keluar kamar.

Helena mulai memakai maskernya dengan telaten. sesudah memakai masker Helena siap untuk rebahan kembali sambil mainkan benda persegi panjang.

~o0o~

"Rin kamu dimana sih?"ucap seorang laki-laki dewasa yang sudah mulai pasrah akan kehilangan adiknya.

"Apa gue harus lapor polisi yah, tapi disini masalah nya si Rin kabur, semoga Ayah datang nya minggu depan, kalo sampai minggu ini Ayah datang dan Rin tidak ada bisa gawat."katanya, setelah itu ada yang masuk kedalam ruangan.

"Tuan, jadwal untuk besok pagi tuan memberi sambutan di SMA yang sudah dibeli oleh tuan besar."kata sekertaris nya.

"Iya, dan silahkan kamu pergi Sil."titah nya.

Ayahnya sudah membeli sekolah itu dan ia juga yang harus memimpin nya. dalam hatinya merepotkan.

TBC.

Episodes
1 Sinopsis The enemy (Revisi)
2 Chapter 1 (Revisi)
3 Chapter 2 (Revisi)
4 Chapter 3 (Revisi)
5 Chapter 4 (Revisi)
6 Chapter 5 (Revisi)
7 Chapter 6 (Revisi)
8 Chapter 7 (Revisi)
9 Chapter 8 (Revisi)
10 Chapter 9 (Revisi)
11 Chapter 10 (Revisi)
12 Chapter 11 (Revisi)
13 Chapter 12 (Revisi)
14 Chapter 13 (Revisi)
15 Chapter 14 (REVISI)
16 Chapter 15 (Revisi)
17 Chapter 16(Revisi)
18 Chapter 17 (Revisi)
19 Chapter 18 (Revisi)
20 Chapter 19 (Revisi)
21 Chapter 20 (Revisi)
22 Chapter 21 (Revisi)
23 Chapter 22 (Revisi)
24 Chapter 23 (Revisi)
25 Chapter 24 (Revisi)
26 Chapter 25 (Revisi)
27 Chapter 26 (Revisi)
28 Chapter 27 ( Revisi)
29 Chapter 28 (Revisi)
30 Chapter 29 (Revisi)
31 Chapter 30 (Revisi)
32 Chapter 31 (Revisi)
33 Chapter 32 (Revisi)
34 Chapter 33 (Revisi)
35 Chapter 34 (Revisi)
36 Chapter 35 (Revisi)
37 Chapter 36 (Revisi)
38 Chapter 37 (Revisi)
39 Chapter 38 (Revisi)
40 Chapter 39 (Revisi)
41 Chapter 40 (Revisi)
42 Chapter 41(Revisi)
43 Chapter 42 (Revisi)
44 Chapter 43 (Revisi)
45 Chapter 44 (Revisi)
46 Chapter 45 (Revisi)
47 Chapter 46 (Revisi)
48 Visual Karakter
49 Chapter 47 (Revisi)
50 Chapter 48(Pertandingan Basket Putra 1)
51 Chapter 49(Senyuman)
52 Chapter 50(Rizki X Rendi)
53 Chapter 51(Rizki X Rendi)
54 Chapter 52(Tak Jumpa)
55 Chapter 53(Perlombaan)
56 Chapter 54(Kekalahan)
57 Chapter 55(Picture)
58 Chapter 56(Insiden)
59 Chapter 57(permintaan maaf)
60 Chapter 58(Asisten)
61 Chapter 59(Rencana?)
62 Chapter 60(Belajar dengan musuh)
63 Chapter 61(Persaingan di mulai....)
64 Chapter 62(Matematika)
65 Chapter 63 (Hasil)
66 Chapter 64(Class meeting)
67 Chapter 65 (Lari estafet)
68 Chapter 66(Basketball)
69 Chapter 67
70 Chapter 68
71 Chapter 69
72 Chapter 70
73 Chapter 71
74 Chapter 72
75 Chapter 73
76 Chapter 74
77 Chapter 75
78 Chapter 76
79 Chapter 77
80 Chapter 78
81 Chapter 79
82 Chapter 80
83 Chapter 81
84 Chapter 82
85 Chapter 83
86 Chapter 84
87 Chapter 85
88 Chapter 86
89 Chapter 87
90 Chapter 88
91 Chapter 89
92 Chapter 90
93 Chapter 91
94 Chapter 92
95 Chapter 93
96 Chapter 94
97 Chapter 95
98 Chapter 96
99 Chapter 97
100 Chapter 98
101 Chapter 99
102 Chapter 100 (Last Part1)
103 101 (Ending)
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Sinopsis The enemy (Revisi)
2
Chapter 1 (Revisi)
3
Chapter 2 (Revisi)
4
Chapter 3 (Revisi)
5
Chapter 4 (Revisi)
6
Chapter 5 (Revisi)
7
Chapter 6 (Revisi)
8
Chapter 7 (Revisi)
9
Chapter 8 (Revisi)
10
Chapter 9 (Revisi)
11
Chapter 10 (Revisi)
12
Chapter 11 (Revisi)
13
Chapter 12 (Revisi)
14
Chapter 13 (Revisi)
15
Chapter 14 (REVISI)
16
Chapter 15 (Revisi)
17
Chapter 16(Revisi)
18
Chapter 17 (Revisi)
19
Chapter 18 (Revisi)
20
Chapter 19 (Revisi)
21
Chapter 20 (Revisi)
22
Chapter 21 (Revisi)
23
Chapter 22 (Revisi)
24
Chapter 23 (Revisi)
25
Chapter 24 (Revisi)
26
Chapter 25 (Revisi)
27
Chapter 26 (Revisi)
28
Chapter 27 ( Revisi)
29
Chapter 28 (Revisi)
30
Chapter 29 (Revisi)
31
Chapter 30 (Revisi)
32
Chapter 31 (Revisi)
33
Chapter 32 (Revisi)
34
Chapter 33 (Revisi)
35
Chapter 34 (Revisi)
36
Chapter 35 (Revisi)
37
Chapter 36 (Revisi)
38
Chapter 37 (Revisi)
39
Chapter 38 (Revisi)
40
Chapter 39 (Revisi)
41
Chapter 40 (Revisi)
42
Chapter 41(Revisi)
43
Chapter 42 (Revisi)
44
Chapter 43 (Revisi)
45
Chapter 44 (Revisi)
46
Chapter 45 (Revisi)
47
Chapter 46 (Revisi)
48
Visual Karakter
49
Chapter 47 (Revisi)
50
Chapter 48(Pertandingan Basket Putra 1)
51
Chapter 49(Senyuman)
52
Chapter 50(Rizki X Rendi)
53
Chapter 51(Rizki X Rendi)
54
Chapter 52(Tak Jumpa)
55
Chapter 53(Perlombaan)
56
Chapter 54(Kekalahan)
57
Chapter 55(Picture)
58
Chapter 56(Insiden)
59
Chapter 57(permintaan maaf)
60
Chapter 58(Asisten)
61
Chapter 59(Rencana?)
62
Chapter 60(Belajar dengan musuh)
63
Chapter 61(Persaingan di mulai....)
64
Chapter 62(Matematika)
65
Chapter 63 (Hasil)
66
Chapter 64(Class meeting)
67
Chapter 65 (Lari estafet)
68
Chapter 66(Basketball)
69
Chapter 67
70
Chapter 68
71
Chapter 69
72
Chapter 70
73
Chapter 71
74
Chapter 72
75
Chapter 73
76
Chapter 74
77
Chapter 75
78
Chapter 76
79
Chapter 77
80
Chapter 78
81
Chapter 79
82
Chapter 80
83
Chapter 81
84
Chapter 82
85
Chapter 83
86
Chapter 84
87
Chapter 85
88
Chapter 86
89
Chapter 87
90
Chapter 88
91
Chapter 89
92
Chapter 90
93
Chapter 91
94
Chapter 92
95
Chapter 93
96
Chapter 94
97
Chapter 95
98
Chapter 96
99
Chapter 97
100
Chapter 98
101
Chapter 99
102
Chapter 100 (Last Part1)
103
101 (Ending)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!