"Bunda Faza, pulang naik apa?" Ledek Ryan
"Saya akan pulang jalan kaki saja pak ? Lagian tak jauh. Saya tinggal di kawasan apartemen itu. Paling cuma 10 menit perjalanan." Agatha menjawab.
" Sama kita saja, saya juga tinggal disana. Benarkan Faza...?"
Agatha kaget lalu melihat ke arah Faza. Faza menganggukkan kepalanya.
" Bunda tadi om Ryan yang menolongku dilobby sewaktu aku terjatuh. Dia paman yang baik walau sedikit menyeramkan he... he..."
" Om Ryan orang yang baik dan ssngaat baik... dia hanya maarah pada orang yang membuat kami terluka za. "kata Kamila
" lagian bun, paman membawa mobil.yang bagus, aku belum pernah naik mobil sebagus itu." Rajuk Faza
Agatha hanya menghela nafas dalam mendengar permintaan anaknya. " Baiklah kita ikut "
" Anak anak kalian dibelakang biar bunda Faza yang cantik ini duduk didepan." Kata Ryan dengan senyum nakalnya.
" Saya duduk dibelakang saja bersama Faza dan kamila"
" Orang dewasa didepan saja biar anak anak dibelakang. Betul Jamal" kata kamila
Perjalanan menggunakan mobil itu lebih lama dan memutar belum lagi lalu lintas yang padat dari jalan kaki. Jika kita jalan bisa melewati jalan setapak karena sekolah itu letaknya berada dibelakang apartemen .
"kita sudah sampai anak anak. Tapi perut om lapar sekali, tadi kita melewatkan jam makan siang. Kita makan dulu yuk "
" Om makan saja di di rumah faza"
"Bunda bilang itu apartemen za... "
"Tapi itukan tempat tinggal kita jadi itu juga rumah bunda. " Sanggah Faza. "Bunda tadi pagi sudah menyiapkan ayam goreng kesukaanku dan sayur apa itu bunda yang berwarna warni."
" cap cay" jawab Agatha lembut.
" Oh ya cap cay... dan kau Jamal dan Kamila. "Bundaku chef terbaik lho"
" Boleh tante... ?aku juga suka ayam goreng kami rindu masakan rumah, 3 hari ini om hanya delivery masakan." kata Jamal
" Baiklah sebagai permintaan maaf tante atas kenakalan faza dan ucapan terimakasih karena telah mengajak kami ikut, kita akan makan di rumah tante."
" yeey... " Jawab mereka serempak. Dan lagi lagi Rayn tersenyum penuh arti.
Mereka berempat lalu masuk lift
" Apartemen ku ada dilantai 5"
" Milik Om ada dilantai paling atas namanya penthouse. Liftnya langsung didepan unit kami lho." kata Jamal membanggakan diri.
🌻🌻🌻🌻🌻
Mereka semua telah menyelesaikan makanannya. Agatha mulai membereskan makanannya. " Sebelumnya dia menelfon pada Evan atasannya meminta ijin dan memberi kabar bahwa dia tidak bisa kembali lagi ke kantor. Anak anak bermain diruang tengah. Agatha mulai menata piring piring kotor untuk dibawa ke wastafel. Rayn ikut membantu.
Sebenarnya Agatha sangat canggung dengan kehadiran Rayn tapi dia juga tak bisa mengusirnya tanpa alasan.
" Biar saya sendiri saja Pak Ryan" Tolak. Agatha halus.
" Panggil saja saya Ryan ini bukan kantor"
Agatha mulai mencuci menyabuni piring. Rayn berdiri bersandar pada wastafel. Memandangi wajah cantik didepannya.
" Aku baru tahu kau punya anak, kukira statusmu itu masih single jika dilihat dari cv yang kau berikan dulu. "
Agatha sangat merasa tak nyaman dengan pertanyaan itu. Dia menghentikan mengusap piring dengan sabun.
" Maaf itu bukan urusan anda pak Ryan saya tak bisa menjawabnya." Kata Agatha dengan nada ketus, dia mulai menggosok piring lagi dengan kasar.
" Jelas itu urusan saya bukankah identitasmu tertulis single atau gadis dan berarti kau telah membohongi perusahaan."
" Maafkan saya pak" ucap Agatha menunduk dadanya terasa sesak...di tahannya air mata sebisa mungkin tapi tetap saja lolos. "Saya terpaksa menutupi identitas asli saya demi masa depan kami."
"Saya memang single mother. Apakah kini anda puas dengan jawaban saya" ucapnya sembari menatap Ryan dengan air mata yang tetap turun dimatanya.
"Dimanakah ayahnya?" Tanya Rayn serius.
"Saya tak bisa menceritakannya" kata Agatha sembari membuang muka. Rayn mulai bisa membaca apa yang telah terjadi. Ayah Faza tak bertanggung jawab dan menjadikan mereka hidup sendiri. Sebuah pergerakan kecil dibibir Rayn menghiasi wajahnya. Tentu saja dia tak bisa tersenyum diantara tangis wanita dihadapannya.
Ini seperti membuka luka lama yang selama ini Agatha tutupi. Diambilnya nafas dalam dalam dipejamkannya kedua mata itu menahan tangis yang menyesakkan dada. Dia menyeka air mata yang tak tahu malu keluar tanpa dia inginkan.
Rayn sebetulnya ingin memeluk wanita itu menghilangkan kesedihannya, tapi dia tahu diri, dia belum terlalu dekat dengan wanita didepannya.
" Ini sudah hampir malam sebaiknya anda dan anak anak segera pulang. "
" Kau mengusirku.. "
" Lihatlah keadaan anak anak itu, mereka masih memakai baju kotor. "
Rayn membenarkan perkataan Agatha.
Apartemen ini sangat kecil hanya ada sebuah ruang tamu merangkap ruang keluarga. Di sisi lain sebuah meja makan kecil cukup untuk 5 orang dan dihadapannya sebuah dapur kecil berkonsep modern. Ada dua kamar dan kamar mandi di masing masing kamar. Sederhana tapi penuh kehangatan gambaran Rayn terhadap apartemen ini.
" Kamila Jamal ayo... kita pulang?"
" Sebentar lagi om... tanggung nih main PSnya. Faza hampir kalah." kata jamal sembari asyik melihat layar tv mengacuhkan pamannya.
" Ih kak Jamal sebel deh, dari tadi mereka berdua asik bermain aku disuruh menonton saja. " kata kamila sembari mengerucutkan bibirnya lucu.
" aih.. aih.. lucunya kamila" kata Agatha sembari mengelus kedua pipi Kamila.
" Besok kalau main lagi kesini main saja sama tante.. biarkan saja anak cowok cowok ini."
" Berarti aku boleh main kesini lagi dong? " tanya Rayn sambil memainkan alisnya ke atas. Hanya di jawab kernyitan didahi.
" Udah.. udah, ayo Jamal kita pulang. Om juga masih ada pertemuan dengan klien diluar, nampaknya om Aldi sudah menunggu di apartemen kita."
" Penthouse,om " Kata Jamal membenarkan ucapan Rayn.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
♕𝒴𝓾𝓛 🐍👏꧂
dimulai dr perteman anak2... abis itu baru.. 🤭🤭
2022-01-04
0
Sweet Girl
anak sultan ang bedah
2021-04-24
2