Atikah kini berusia tiga belas tahun, rumahnya di daerah Ciloto Puncak Bogor, di lereng Gunung Gede. Di daerah sana banyak perkebunan sayur dan buah-buahan yang akan didistribusikan ke daerah seputar Jabodetabek.
Bertani adalah mata pencaharian utama di wilayah tersebut, termasuk keluarga Atikah. Sepulang sekolah, Atikah dan Santi, adik sepupunya dari pihak Nininya, Kedua Nini mereka adalah adik kakak, juga ikut bertani. Biasanya anak-anak hanya membantu memetik sayur mayur dan buah-buahan atau mencabut daun-daun kering pada tanaman.
Kecantikan Atikah sudah terkenal di seantero Kampung, bahkan anak juragan-juragan pertanian dan peternakan banyak yang memintanya menjadi istri.
Atikah dan Santi dari dulu punya keinginan buat mengubah nasib di Jakarta selepas lulus SMA, makanya mereka ga mau nikah muda seperti kebanyakan para wanita di Kampung ini.
"Tikah tos tuang teu acan (udah makan)?" tanya anak juragan cabe, Toni namanya.
"Alhamdulillah, Tikah nembe pisan neda (sudah makan)" jawab Atikah
"Rek balik jam sabaraha engke ka imah (mau balik jam berapa nanti ke rumah)?" tanya Toni.
"belum tau A' masih nunggu Uwa selesai" jawab Atikah lagi.
Atikah benar-benar masih polos, lahir dan besar di Kampung ini, dia ga pernah bepergian jauh, hanya muter di kawasan ini saja. Santilah saudara sekaligus teman dekatnya. Tapi kecantikan Atikah jauh berbeda dengan Santi. Kondisi ekonominya pun jauh berbeda, orangtua Santi sudah tiada karena menjadi korban tanah longsor yang melanda Kampung, jadi sejak balita, Santi sudah diasuh oleh Nininya yang berpenghasilan sebagai penjual kue yang dititip ke warung-warung. Namanya masih anak tanggung, kadang Santi bantuin, terkadang rasa malas melanda.
Sekolah pun Santi pakai SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu) sehingga bisa gratis biaya sekolahnya. Berbeda dengan Atikah, Bapaknya pegawai di koperasi simpan pinjam Kampung ini, Ibunya juga buka warung sembako di rumah.
Kecantikan, kepintaran plus bisa dapat fasilitas yang mencukupi membuat Atikah menjadi makin bersyukur. Terkadang kalo dia dapat uang jajan lebih dari orang tuanya, dia akan membaginya ke Santi.
🌺
"Nay ... Ahad ini ikut kajian yuk, deket Komplek Perumahan Mba akan ada kajian tentang keluarga. Maulana masuk kerja kan?" ajak kakaknya Nayara.
"Bilang Aa' dulu ya, nanti dikabarin" jawab Nayara.
.
Ahad pagi, Nayara sudah duduk didalam Mesjid, duduk rapih dideretan paling depan bersama Kakaknya. Mendengarkan kajian dengan khusyu.
"Setiap pasangan suami istri pasti punya permasalahannya masing-masing. Masalah belum mendapati keturunan merupakan problem yang banyak menimpa suami istri belakangan ini. Pihak suami menderita sebab belum mendapat karunia seorang anak, bisa jadi pihak istri justru lebih menderita lagi. Kita tau bersama bahwa hamil merupakan sebuah previlage yang hanya dimiliki oleh pihak istri, maka wajar kalo istri lebih menanggung derita ketimbang suaminya. Istri merasa lebih tertekan batinnya saat mendapati para wanita sebayanya atau bahkan yang lebih muda darinya sudah memiliki buah hati. Belum lagi pandangan tetangga sekitar, teman dan yang lainnya yang memandang sebelah mata terhadap dirinya sebagai sosok wanita mandul yang ga bisa memberi keturunan. Tetapi ada juga yang memandangnya dengan penuh keibaan lantaran mereka belum juga dikaruniai keturunan. Ditambah lagi, kerap kali ia mendapati wajah suaminya menyimpan keinginan yang begitu mendalam untuk segera menggendong anak yang dilahirkan olehnya" tutur pemberi kajian.
Para Jama'ah yang kebanyakan kaum Ibu-ibu pun larut mendengarkan paparan yang sedang diberikan.
"Intinya masalah hamil dan tidaknya istri bukan kuasa pasangan suami istri itu sendiri, sebab hal itu merupakan takdir Allah Azza Wajalla. Meskipun suami istri telah sama-sama memahami takdir tersebut, namun sudah menjadi fitrah manusia menyukai harta dan anak-anak, sehingga wajar bila pasangan suami istri benar-benar mengharap kehadiran seorang anak. Seperti firman Allah : Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu anak-anak dan cucu-cucu(QS. an-Nahl [16]: 72)" tambah pemberi materi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
Edelweiss🍀
Kalau tidak sabar, banyak yg berakhir perceraian karena tdk kunjung memiliki anak
2022-04-27
1
fa _azzahra
ikut ngaji
2022-02-09
1
♏pi Mυɳҽҽყ☪️☀️
jiiaaaaahhh percakapan Sunda pertama Sunda halus yg kedua Sunda kasar.😁 Basa sundana sok ngacapruk jiga emak😂😂😂
2021-02-19
2