Ancaman

"Ya!" teriak Rendra dan Embun bersamaan saat berhasil mendapatkan sebuah boneka jerapah.

Meskipun begitu mereka tetap kalah jumlah, "Sayang ayo semangat kita pasti bisa mengalahkan mereka berdua."

"Haha..." Rendra ngambil boneka jerapah itu dan menjunjung nya tinggi ke udara, "Lihatlah, bukankah aku sudah mengatakannya? Aku pasti bisa mendapatkannya dengan mudah..."

Lagi, Rendra berusaha untuk kembali menjapit boneka tapi koin telah habis, dia menggeram kesal.

"Akh sial, kenapa malah di saat-saat seperti ini, sih? Membuatku kesal saja. Sayang, kau tunggu saja di sini jangan pergi kemanapun."

"Kau mau kemana?"

"Menemui Alister."

"Untuk?"

"Pokoknya kau tunggu saja di sini," tutur Rendra sembari melangkah menuju ke tempat Alister, "Alister?"

"Ya?"

"Berikan aku satu koin mu, koin ku sudah habis," koin yang ada digenggaman tangan Alister pun segera di sembunyikan, "Kenapa kau menyembunyikan tanganmu ke belakang?" protes Rendra padanya.

"Tidak ada tuan," Alister, kau memang pelit tetapi itu bagus. Karena biar bagaimanapun juga lawan adalah lawan, kau memang hebat, 👍

"Kau sudah berani melawanku?"

"Maaf tuan, tapi kita sedang bersaing jadi lebih baik tuan membelinya dari kasir."

"Hmph! Lihat saja kalian pasti akan kalah dan kami yang akan menang."

Alister pun mengangguk pada tuan muda yang baru saja melenggang pergi darinya, tuan muda sedang kesal dan sudah tak mood lagi untuk bermain jadi dia pun segera kembali ke sisi Embun.

"Sayang, kau kenapa terlihat begitu kesal?"

"Sudah, aku tidak mau main lagi... semua ini gara-gara Alister, berani sekali dia menolak untuk memberikanku koin."

"Pft, haha..."

"Hei, kenapa kau malah tertawa?" sela Rendra sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Sayang kau ini bagaimana sih? Ya tentu saja mereka tak akan memberi koin itu, kita kan berada di tim yang berbeda dengannya, kita adalah musuh mereka di dalam game ini."

"Hm, biar saja memangnya meskipun memang akan mendapatkan hadiah apa?"

"Tergantung permintaan dari tim lawan."

"Kalah juga seperti itu? Hukumannya tim lawan yang menentukan?" Embun mengangguk, dan sesaat kemudian bulu kuduknya merinding, senyuman seperti apa itu? "Benarkah? Kalau begitu biar saja kita yang kalah," haha, dia memang pria dengan pikiran yang kotor, dia akan meminta Alister memberikan hukuman yang romantis-romantisan saja, (ʃƪ^3^)

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Perlombaan ini, pun, belum berkahir tim B masih berusaha agar bisa mendapatkan banyak boneka japit, begitupun juga dengan tim A.

Di sela permainan Manda merasakan panggilan alam yang tak bisa dikesampingkan.

"Maaf tuan, saya ingin ke toilet dulu."

"Hm."

Manda pun bergegas pergi masuk ke dalam toilet wanita, sekitar lima menit dia baru selesai buang air dan lekas mencuci tangannya di wastafel toilet.

Tak seberapa lama orang yang tadi mengabadikan kiss dirinya dan Alister, pun, masuk ke toilet.

Ikut mencuci tangan, sesekali dia menoleh ke kanan dan ke kiri untuk memastikan suasananya telah aman.

Gerak-geriknya sangat mencurigakan, membuat ekor mata Manda melirik ke arahnya.

Selesai mencuci tangan tak lupa ia mematikan air wastafel tadi, dan saat mau melangkah pergi tiba-tiba saja dia di serang.

Manda terkejut dengan tangan orang itu yang melayang cepat hampir mengenai wajahnya, "Osh!" Manda menangkis tangan itu, kemudian membalasnya.

Satu tangannya menghantam wajah orang itu, dan tangannya yang satu lagi ia gunakan untuk mencengkeram kuat bahunya lalu beralih dengan memiting nya, membuat orang itu bertekuk lutut membelakanginya.

"Siapa kau? Kenapa kau menyerang ku?"

"Lepaskan," berontak, namun Manda enggan untuk melepaskannya, "Lepaskan aku Amanda Zalila -"

Krek!

"Aaaaaaa!"

Manda yang kesal, pun, langsung memperkuat pitingan tangannya, membuat orang itu berteriak kesakitan.

"Siapa kau? Dari mana kau tahu nama lengkap ku, hah?" emosi, Manda bahkan sampai mengancamnya, "Katakan, atau aku akan mematahkan kedua tanganmu."

"Cih!" seketika orang itu menjadi lihai dan berhasil melepaskan diri dari cengkeraman Manda, "Ah, lega sekali."

Wajahnya yang menunjukan perasaan lega, pun, langsung tertegun saat masker penutup wajahnya berada di tangan Manda.

"An?"

"Cih!"

Terpopuler

Comments

Anthy Khalid

Anthy Khalid

betul dugaan awal q...ternyata an jg terlibat

2021-10-31

0

Bambang Setyo

Bambang Setyo

Ceritanya banyak penghianatnya...

2021-07-05

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

an teh siapa🤔🤔🤔🤔🤔

2021-07-03

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!