"WHAT?"
Sinta membulatkan matanya mendengar nama Arjun
"Kak Arjun kakak kelas kita itu kan? Yang... "
Sinta tak melanjutkan kalimatnya karena Nabila melototkan matanya pada Sinta.
Sinta tentu tahu betul kalau Nabila pernah manaruh hati pada Arjun, bahkan dia pernah menemani Nabila untuk menyatakan perasaannya pada si tampan dan ramah itu.
"Kok dia bisa ketemu sama anak lo, gimana ceritanya?" lanjutnya dengan penasaran
Nabila menceritakan semua kejadian beberapa waktu yang lalu pada Sinta, dia menceritakan semua dengan detail, hingga Sinta hanya bisa diam dan menutup mulutnya
"Dia juga curiga kalo si kembar anaknya dia?"
Nabila hanya mengangguk pelan
"Gue harus gimana dong?" tanya Nabila dengan sedikit cemas
"Selama dia gak ketemu lo lagi gue yakin dia gak bakal cari tahu tentang lo sama si kembar"
Sinta berusaha menenangkan Nabila dengan menepuk pundaknya
"Dah lah gak usah bahas dia lagi, kita bahas toko aja dulu"
Ucap Sinta untuk mengalihkan pikiran sahabatnya ini
Nabila hanya mengangguk tanda mengiyakan ucapan sahabatnya ini.
..............
Di tempat lain
"Baru dateng lo." Tanya Rifki pada Arjun yang baru datang
Ya, sekarang Arjun sedang berada di cafe milik Rifki sahabatnya setelah menjenguk ibu dari Reza
"Mata lo burem? Ya iyalah gue baru dateng, masih aja nanya." Jawabnya dengan sedikit ketus
Sifat ramah Arjun memang selalu berubah ketika bersama sahabatnya, tapi tetap saja dia menjadi Arjun yang tampan
"Wehh kalem dong bro, kan cuma nanya"
"Kenapa muka lo asem gitu, lo abis diomelin sama mak-nya Reza?" lanjutnya
"Enggak lah, ya kali mak-nya Reza sakit masih ngomelin gue." Jawab Arjun dengan sedikit malas
"Terus, kenapa tu muka asem banget kek mangga muda." Timpal Davin yang juga ada disana
"Lo tau gak?"
"Ya mana gue tau kan lo belom ngomong pe'a" ucap Rifki memotong ucapan Arjun
"Ya makanya dengerin"
"Gue tadi hampir nabrak bocah"
"Beneran lo? Serius? Terus gimana itu bocah? dia mati?" Rifki langsung bergeser mendekat pada Arjun untuk memperjelas apa yang baru saja ia dengar
"Wah gila lo jun, gimana ceritanya lo bisa nabrak anak orang"
Plak
Satu pukulan mendarat ke kepala Rifki
"Sakit gila" keluh Rifki dengan mengusap-usap kepalanya sambil meringis kesakitan
Sedangkan Davin hanya tertawa melihat kedua orang didepannya ribut
"Makanya orang cerita di dengerin, jangan asal nyrobot aja." Ucap Arjun dengan kesal
"Gue tu cuma hampir nabrak, bukan nabrak." Lanjutnya menjelaskan pada dua temannya itu dengan menggarisbawahi kata 'hampir'
"Ya syukur dong kalo itu anak gak ketabrak." Kata Davin yang sedari tadi hanya diam mendengarkan
"Terus kenapa muka lo ketekuk gitu, lo diomelin sama emaknya tu bocah?" imbuhnya
Arjun menghela napasnya.
"Enggak, emaknya gak ngomelin gue kok." Menyenderkan kepalanya ke kursi
"Cuma gue kaget aja liat siapa emaknya." Memejamkan mata dan mengingat kejadian sore tadi
"Emang siapa emaknya? Mantan lo?" tanya Davin yang mulai sedikit kepo
Arjun hanya menggelengkan kepala
"La terus?" Davin sudah mulai kesal dengan Arjun yang tidak langsung terus terang
"Bocah yang gue tabrak itu ternyata anaknya Nabila"
"Bentar-bentar, kayaknya gue pernah denger itu nama" Sahut Rifki yang masih mengusap kepalanya yang sakit
"Nabila siapa?" Davin meminta penjelasan
"Kalian inget adek kelas kita di SMA yang gak pernah pake make up? yang rambutnya selalu dikuncir kuda"
Davin dan Rifki mengernyitkan dahi mencoba mengingat-ingat masa SMA mereka
"Oh si cantik natural itu?" ucap Rifki yang mulai teringat dengan sosok Nabila
Saat SMA Nabila nemang terkenal dengan kecantikannya yang alami tanpa polesan make up, tidak seperti teman-temannya yang setiap hari memakai make up ke sekolah, padahal peraturan sekolah sudah jelas bahwa siswi tidak boleh memakai riasan selama disekolah, akan tetapi tetap saja banyak yang melanggar.
"Dia cewek yang demen sama lo kan, yang pernah nembak lo tapi lo tolak, cuma gara-gara..."
"Iya Nabila itu, udah jangan diterusin." Timpal Arjun yang sudah tau apa yang akan dikatakan Rifki padanya
"Terus kalo itu anaknya Nabila kenapa lo kayanya sedih gitu?" tanya Davin sambil meminun kopinya
"Ya dia patah hati lah." Sahut Rifki
Plak
Satu lagi tangan Arjun mendarat di kepala Rifki
"Apaan sih lo, main geplak pala orang aja, nanti kalo gue gagar otak gimana coba, mau lo ganti otak gue?" Rifki yang mulai emosi memilih pindah dan duduk di samping Davin
"Makanya lo tu diem aja, gak usah banyak ngomong" kata Arjun yang mulai jengah dengan setiap ucapan Rifki
"Gue ngerasa kalo anaknya Nabila tu anak gue."
Mendengar apa yang diucapkan Arjun sontak Davin dan Rifki tertawa
"Lo kalo nge halu kira-kira dong" Ucap Rifki disela tawanya
"Gue gak lagi nge halu, gue cuma mikir mungkin aja itu anak gue" jawab Arjun meminum kopi yang baru datang
"Eh Arjun yang ganteng, ngira-ngira tu juga ada batesnya"
"Lo kalo patah hati ya patah hati aja gak usah sampe kaya gitu lah, bisa gila lo"
"Aneh-aneh aja lo, anak orang lo akuin anak lo, kesambet lo?" Ujar Rifki dengan nada kesal
Arjun hanya memutar bola matanya malas mendengar ucapan sahabatnya yang sedikit ceplas ceplos
"Pasti lo punya alesan kenapa lo bisa mikir sampe situ" ucap Davin yang masih memiliki akal sehat
"Ya gue emang ada alesannya"
"Tadi waktu gue nganter anaknya balik kerumah gue gak lihat ada cowok disana"
Arjun kembali menegakkan tubuhnya
"Alesan lo gak masuk akal banget"
"Kan bisa aja bapaknya masih kerja, atau kalo gak bapaknya lagi keluar kota" Rifki masih tetap menyanggah ucapan Arjun
"Iya juga" jawab Arjun sedikit sambil memejamkan matanya untuk merilex kan pikirannya
"Nah kan, pikiran lo tu cuma efek dari patah hati tau gak" Rifki yang mulai kesal beranjak dari kursinya meninggalkan Arjun dan Davin
"Kenapa pikiran lo gitu banget? lo pernah ada hubungan sama Nabila?"
"Bukannya dulu waktu Nabila nyatain perasaan dia ke lo gak lo terima?" tanya Davin yang masih penasaran
Davin tau betul sahabatnya ini bukan tipe orang yang suka berpikir sembarangan.
"Waktu gue ngobrol sama anaknya Nabila, gue merhatiin dia dan lo tau mukanya mirip banget sama gue"
"Dan anaknya yang cewek matanya tu biru kaya mata gue" jawab Arjun dengan mengingat pertemuannya dengan Geriyo dan Kharris
"Anaknya dua?" sahut David yang bingung dengan penuturan Arjun
"Iya, anaknya dua, kembar cewek sama cowok" jawab Arjun
"Sekarang kasih gue alesan kenapa lo mikir dua anak Nabila itu anak lo."
"Secara lo belum nikah sama dia."
"Dan ada kemungkinan kan kalo Nabila itu setelah lulus SMA dia langsung nikah sama orang yang mungkin mirip sama lo"
Davin mulai bingung dengan pikiran dari sahabatnya ini
"Gue pernah tidur sama Nabila."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
G** Bp
whattt awas jantungan tuh Davin 😄😄
2025-02-09
0
Sri Faujia
klo pernah tdr sm nabila y ank lo lah jun aqu jamin y kan thor
2022-01-11
0
Muslimah Al
ini aku mau maraton baca dari awal sampai sini dulu....
2021-03-04
3