Kini Nisa dan Haiden telah sampai di sebuah rumah mewah bernuasa klasik dengan kolam renang besar di bagian depan rumah balkon yang menghadap keluar arah kolam renang taman yang indah membuat suasana menjadi sejuk rumah yang seharusnya di bilang Mension itu sunggu benar-benar sangat indah hanya dilihat dari depan saja.
"Ini rumahku silakan masuk Tuanku sedang menunggu di dalam" ujar Haiden mempersilakan Nisa untuk memasuki rumanhya.
"Baik" Nisa mengikuti setiap langka dari Haiden hingga mereka sampai di sebuah ruangan mewah yang merupakan ruang tamu di rumah mewah itu.
Di ruangan itu terlihat seorang pria yang memiliki tubuh yang lebih tinggi dari Haiden padahal Haiden saja sudah tinggi tapi pria itu terlihat lebih tinggi beberapa senti dari Haiden.
Pria itu berdiri memembelakangi jendela besar di belakang punggunya melihat kearah Nisa dan Haiden yang baru saja memasuki ruangan itu.
"Master" panggil Haiden.
"....."
"Saya membawa nona Nisa seperti apa yang master inginkan" ujar Haiden lagi.
Sedangkan pria yang di ajak bicara oleb Haiden saat ini tengah asik mengamati wanita yang bersama Haiden mereka saling menatap satu sama lain.
Nisa merasa perna bertemu dengan pria itu tapi dia tak ingit bertemu di mana meski wajahnya terlihat sangat familier di pikirannya.
Sedangkan pria bersurai gelap itu hanya menatap Nisa lurus kedepan tak memikirkan apapun hanya merasa senang bisa bertemu dengan gadis atau sekarang bisa dibilang wanita itu kembali.
"Nona perkenalkan dia adalah tuan saya nama beliau adalah...."
"Claudius Ruhtven The Night" potong pria itu menyebutkan namanya sendiri.
"Saya Nisa Elvirna Freya... emm... maaf sebelumnya apa kita perna bertemu di suatu tempat? Saya tak mengenal anda tapi entah kenapa wajah anda sangat familiar di ingatan saya" kata Nisa kalem.
"Ya kita perna bertemu sebelumnya tak kusangkan keadaanmu jauh lebih buruk ternyata" ujar Claudius melihat penampikan Nisa saat ini.
"Benarkah dimana ya? saya benar-benar tak menginggatnya!?"
"Disuatu malam" jawab Claudi masih selembut hembusan angin sejuk.
"Suatu malam?" Nisa berpikir dan coba mengingat apa yang di katakan pria tampan itu.
Claudius berjalan mendekat pada Nisa dengan sangat tenang.
"Nisa Elvirna Freya maukah kamu menikah denganku" ujar Claudi kalem dan tiba-tiba saat dirinya berada di hadapan Nisa.
Mendengar lamaran yang tiba-tiba dari pria yang baru ditemuinya sunggu membuat Nisa begitu terkejut.
"A... apa Maksud anda?" Tanya Nisa diselah keterkejutannya.
"Menikahlah dengan ku untuk anak itu juga"
"Apa maksud anda kenapa saya harus menikah dengan anda karna bayi yang saya kandung"
"Ini demi dirimu dan bayi itu aku tak ingin kamu dalam bahaya jika seperti ini" ujar Claudius merasa bersalah.
"Maaf saya tak bisa melakukanya ini bukan kewajiban anda jadi anda tak perlu merasa bersalah atas diri saya" ujar Nisa saat melihat raut wajah bersalah di wajah Claudius.
"Tidak ini kewajibanku dan aku harus melakukannya"
"Kenapa ini menjadi kewajiban anda?" tanya Nisa semakin tak mengerti akan apa yang dipikirkan Ptia yang tiba-tiba melamarnya itu.
"Percayalah padaku untuk saat ini semua akan kamu ketahuin saat waktunya tiba" ujar Claudius masih tak menjelaskan apapun di setiap katanya.
"....."
Setelah itu tak ada percakapan lagi Claudius menyarankan agar wanita itu memikirkan ulang keputusaannya meski Nisa tak memiliki sesuatu yang di namakan cinta untuk dirinya tapi Claudius akan melakukan semua kewajibannya sebaik mungkin.
.
.
.
.
"Nona saya hanya memberi anda saran sebaiknya anda menerima lamaran tuan saya meski ini memang mendadak setidaknya ini akan membuat keberadaan anda menjadi nyaman tak akan ada orang-orang yang akan menghujat anda dan memandang anda buruk dan ini juga akan berdampak baik juga buat bayi yang anda kandung bukan" saran Haiden saat ini mereka sudah keluar dari ruang tamu meninggalkan Claudius disana.
Ini adalah permintaan Haiden sendiri untuk membawa Nisa bersamanya pria pirang itu ingin melakukan sesuatu pada wanita yang sedang hamil muda itu.
"Kita sudah sampai masuklah" ujar Haiden lagi membuka sebuah ruangan dan mempersilakan Nisa untuk masuk keruangan itu bersamanya.
Nisa terlihat terpukau dengan ruangan itu tak menyangka jika di rumah ini juga ada ruangan yang seperti itu.
Ruangan serbah putih dan di penuhi dengan peralatan medis yang canggi seperti yang berada di sebuah rumah sakit besar dikota.
"Ruangan ini!" Gumam Nisa melihat seluruh ruangan.
"Ini adalah leb saya sebenarnya saya adalah seorang Dokter" ujar Haiden menjekaskan profesi sampinganya untuk menjelaskan keberadaan alat medis itu juga tentunya agar tak di pandang aneh oleh Nisa.
"Jadi Anda seorangDokter! Lalu kenapa anda membawa saya kesini?" Tanya Nisa karna tak tahu kenapa Haiden membawahnya ketempat itu.
"Saya akan memeriksa keadaan anda nyonya pemilik resto tempat anda bekerja meminta pada saya untuk membawa anda kerumah sakit dia mengkhawatirkan keadaan anda, saya juga merasakan hal yang sama dengan nyonya pemilik resto itu juga karna wajah anda terlihat sangat pucat juga tubuh anda yang kurus itu membuat khawatir padahal anda sakarang ini sedang mengadung" jelas Haiden memberikan alasan.
"Begitu baiklah kalau begutu" akhirnya Nisapun mengikuti semua tes yang di lakukan Haiden padanya hingga akhir.
"Sudah selesai saya akan mengantar anda kekamar anda" ujar Haiden lagi setelah semua tahapan ia selesaikan dengan baik.
"Apa maksud anda dengan kamar saya bukanya lebih tepatnya rumah saya anda akan mengatar saya pulang bukan???" Tanya Nisa tak begitu paham dengan apa yang di ucapkan Haiden.
"Tidak saya akan mengatarkan anda kekamar anda karna mulai sekarang anda sebaiknya tinggal di rumah ini keadaan anda sangat buruk jika anda tinggal sendirian di rumah anda takutnya itu akan sangat memperburuk keadaan anda jadi saya mohon tinggalah di sini untuk saat ini sampai anda melahirkan" jelas Haiden mengatakan tujuannya.
"A... apa? itu tidak mungkin bagaimana bisa saya tinggal disini saya akan tetep pulang kerumah saya sendiri" tolak Nisa dengan Halus
"Jika anda bersikeran bukan hanya saya tapi tuan saya akan semakin khawatir pada keadaan anda, keadaan anda saat ini benar-benar buruk anda tak inginkan terjadi sesuatu yang buruk pada bayi anda disini saya akan berusaha sebaik mungkin membantu anda mempertahankan bayi anda dan juga hidup anda sendiri"
"...."
Nisa kembali merenung dengan semua yang di katakan Haiden sambil mengelus perutnya yang mulai membesar itu dia memang tak mau terjadi sesutu yang buruk pada bayinya dari awal kehamilanya ada yang aneh dengan kehamilannya dokter yang dulu menjadi tempatnya meneriksakan diri juga mengatakan hal yang sama bahkan dokter itu sampai memberikan saran agar dia tak lagi mempertahankan bayinya saat melihat keadaannya karna jika di tetuskan itu mungki akan merengut nyawanya sediri nantinya karna itu sebelum terjadi sesuatu yang lebih buruk dokter itu menyarankan agar dirinya merelakan bayinya digugurkan tapi dia tak mau melakukan itu.
Dan sejak itu pula ia tak perna lagi pergi kedokter untuk memeriksakan dirinya karna setiap dokter yang ia datangi pasti akan memberi saran yang sama dia tak ingin kehilangan bayinya meski dia tak tahu siapa ayah dari bayi yang saat ini di kandungnya tapi dia tak akan mengorbankan bayi yang tak berdosa itu itulah yang selama ini selalu berada di hati dan pikirannya.
"Baiklah" akhirnya Nisa memutuskan menyetujui apa yang di minta Haiden karna cuman Haiden yang tak mengatakan padanya agar ia menyerah akan kehamilannya saat ini pria itu justru ingin membantunya mempertahankan kehamilannya entah itu sebuah ketulusan atau bukan tapi hal ini membuat Nisa merasa bersyukur atas apa yang di katakan pria pirang itu dan sunggu-sunggu nerterimakasih karna Haiden mau membantunya.
Dia beryukur bisa bertemu dengan Haiden dan tuanya yang ternyata begitu baik padanya.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments