Chapter 4

Seorang wanita terlihat bekerja keras disebuah restoran kecil didesa yang terletak tak jauh dari kota wanita itu adala Nisa setelah diusir keluar dari rumahnya oleh Ayahnya Nisa memutuskan untuk hidup di sebuah desa yang terdekat dari kota.

Dia ingin memulai hidup barunya setelah apa yang menimpahnya kini dia hanya tinggal di sebuah flat sederhana yang masih sanggup disewanya dengan tabungan miliknya yang tak seberapa.

Dia juga perlu uang itu untuk kebutuhan sehari-hari karna itu dia harus pintar-pintar mengelolah keuanganya Lalu untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya dia akhirnya memutuskan untuk mencari pekerjaan yang mau menerima seorang wanita lulusan Sma dan saat ini sedang hamil.

Beberapa kali mendapetkan penolakan karna keadaannya yang sedang hamil muda akhirnya dia diterima di sebuah resto kecil yang dikelolah seorang ibu-ibu paruh usia.

Ibu itu bernama Sella seorang single parent dia seorang wanita yang ramah dan baik hati memilik satu orang putri yang berusia 14 tahun.

"Nisa istirahatlah jangan terlalu bekerja keras kau sedang hamil saat ini ingat itu" tegur Sella saat melihat Nisa yang masih sibuk mengelap beberapa meja dan juga membersikan alat-alat makan yang sudah selesai di gunakan oleh para pelanggan resto.

"Tak apa aku baik-baik saja kok ini tinggal sedikit lagi" jawab Nisa masih mengelap meja.

"Tak apa bagaimana wajahmu nampak semakin pucat saat ini" ujar Sella lagi khawatir melihat wajah pucar Nisa.

"Sunggu aku tak apa Bu Sella" ujar Nisa sangat lembut.

"Permisi" seorang tamu baru saja memasuki resto kecil itu.

Nisa segera mendatangi sang tamu dengan buru-buru agar sang tamu tak menunggu terlalu lama di tanganya dia membawa segelas air.

Nisa menghampiri seoran pria pirang tampan yang baru saja memasuki resto untuk menyapa sekaligus mencatat pesanan pria itu.

"Selamat datang mau pesan apa?" Tanya Nisa dengan ramah pada sang pria pirang.

Pria itu menatap Nisa untuk sesaat sebelum berbicara apa yang dia inginkan datang keresto itu.

"Apa nama anda Nisa Elvirna Freya?" Tanya pria itu dengan wajah serius.

"Eh... bagaimana anda mengetahui nama saya? Siapa anda sebenarnya?" Tanya Nisa balik sedikit merasa takut dan mulai waspada pada pria yang betada di hadapanya itu.

"Perkenalkan nama saya Haiden Blanchard" ujar pria itu memperkenalkan dirinya.

"....."

"Sebenarnya saya kesini ingin menemui anda karna ada yang ingin saya bicarakan dengan anda" ujar Haiden lagi.

"Memang apa yang ingin anda bicarakan dengan saya bukanya kita sebelumnya belum perna bertemu atau saling mengenal?" Tanya Nisa heran dengan niat dan tujuan dari pria pirang di hadapanya itu.

"Nisa ada apa?" Tanya bu Sella setela melihat pegawainya tak kembali-kembali setelah mengatarkan minuman dingin pada pelangan yang baru saja memasuki restonya.

"Em... itu...." kata Nisa tak bisa menjelaskan apa yang terjadi saat ini pada sang pemilik resto.

"Tak apa anda bisa kembali bekerja jika memang harus begitu saya akan menunggu anda hingga anda mau berbicara dengan saya" saran Haiden.

Tanpa mengatakan apapun Nisa segera pergi meninggalkan Haiden itu seperti apa yang di katakan oleh Haiden.

Beberapa waktu berlalu Haiden masih tetap setia menunggu pria itu tak memesan apapun kecuali beberapa cangkir teh.

"Nisa orang itu masih disana bukankah sebaiknya kamu bicara saja dengannya" kata Bu Sella  melihat prihatin pada Haiden.

"Tapi aku sama sekali tak mengenalnya Bu aku gak tahu bagaimana dia tahu namaku" jawab Nisa masih ragu.

"Aku tahu tapi dia kelihatannya bukan orang yang jahat bagaimana jika aku menemanimu" tawar Sella.

"Apa tak apa?"

"Ya mumpung tak ada pelanggan yang datang" ujar Sella lagi memang sudah tak ada pelanggan yang datang  lagi yang tersisa hanya para pelangan yang sedang menikmati makanan yang mereka pesan.

"Baiklah" jawab Nisa dan merekapun segera menghampiri Haiden yang masih setia menunggu.

"Apa pekerjaan anda sudah selesai?" Tanya Haiden pada Nisa dan Sella yang datang menghampirinya

"Ya tapi bolehkan saya ikut duduk disini untuk menemani Nisa saat kalian bicara" ujar Sella meminta.

Melihat Nisa yang setuju dengan apa yang dikatakan pemilik toko akhirnya Haidenpun juga ikut seteju juga sama sekali tak keberatan dengan keberadaan wanita paruhbaya itu.

"Baiklah silakan" ujar Haiden mempersilakan kedua wanita bedah usia itu untuk duduk bersamanya.

"Jadi tuan Haiden mamangnya apa yang ingin ada katakan pada saya" ujar Nisa dengan masih ragu setelah duduk di hadapan Haiden.

"Disini saya sebenarnya ingin menjemput anda atas perinta Tuan saya"

"Tuan ada? Tapi siapa Tuan anda? Apa saya mengenalnya?" Tanya Nisa lagi.

"Iya mungkin anda mengenalnya karna tuan saya mengenal anda" jawab Haiden.

"......"

"Ini juga bisa dibilang sebagai urusan keluarga jadi maukah anda ikut dengan saya" jelas Haiden lagi.

"Keluarga?"

"Jika memang ini urusan keluarga bukanya kamu harus pergi Nisa lagi pula tuan ini juga datang menjemputmu secara baik-baik bukan" kali ini bu Sella yang berbicara.

Nisa berpikir sebentar untuk langka yang di ambilnya mau ikut atau tidak dengan Haiden.

Hingga akhirnya iapun memutuskan ikut dengan pria pirang yang mendatanginya itu.

"Baiklah saya akan ikut anda tapi jam kerja saya saat ini belum selesai bagaimana apa anda masih mau menunggu" ujar Nisa akhirnya memutuskan.

"Tidak kurasa kalian bisa pergi sekarang lagi pula kau juga purlu istirahat lihatlah wajahmu yang pucat itu makin hari makin pucat" kata Bu Sella lagi menyuruh anggar Nisa pergi .

"Tapi bu ...."

"Sudah pergi saja aku bisa mengatasi resto sendirian tenang saja resto juga tak terlalu ramai hari ini" Bu Sella segera menarik Nisa angar berdiri dari tempatnya dan mendorong wanita muda Itu pelan agar pergi dan tak keras kepala lagi.

"Baiklah kalau begitu saya akan pergi jika anda memaksa seperti ini  saya akan mengambil tas dulu" ujar Nisa mengalah.

"Iya pergi sana"

Nisa segera pergi kebelakang untuk mengambil tasnya yang di simpannya diruang penyimpanan di samping dapur.

"Oh.. ya jika ini masalah keluarganya bisakan mereka juga membawanya kerumah sakit sepertinya kehamilanya bermasalah karna semakin hari kulihat Nisa semakit pucat dan kurus wajah dan tubuhnya..... dia hidup sendirian di desa ini dan tak memiliki siapapun untuk menjadi tempatnya bergantung takutnya akan terjadi sesuatu jika dia tak juga mau kerumah sakit" ujar Bu Sella setelah kepergian Nisa penuh harap dan permohonan.

"Saya mengerti akan saya ingat" ujar Haiden tulus.

"Syukurlah kalau begitu"

Tak berapa lama Nisa kembali datang bersama tas yang di ambilnya Haiden dan Sella segera berdiri begitu Nisa datang.

"Anda sudah selesai"

"Ya"

Merekapun segera pergi dari resto setelah berpamitan pada sang pemilik resto dan membayar tentunya.

Tbc

Terpopuler

Comments

Fenty arifian

Fenty arifian

lanjut...😘😘

2021-10-15

0

lihat semua
Episodes
1 chapter 1
2 chapter 2
3 chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapeter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chatper 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chaptet 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chaptet 42
43 Chapeter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chaptet 60
61 Chapter 61
62 chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 11
90 Chapter 13
91 Chapter 14
92 Chapter 15
Episodes

Updated 92 Episodes

1
chapter 1
2
chapter 2
3
chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapeter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chatper 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chaptet 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chaptet 42
43
Chapeter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chaptet 60
61
Chapter 61
62
chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 11
90
Chapter 13
91
Chapter 14
92
Chapter 15

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!