Saat jam istirahat di sekolah Nadien menyodorkan selembar brosur kepada Tyshia.
"Alinea, Jakarta city government is holding a cosplay competition, let's join in. You're a design expert we'll make it latter" ucap Nadien dengan penuh keyakinan jika Alinea akan memenangkan perlombaan tersebut.
Tyshia berfikir sejenak, membayangkan kostum apa yang akan di buatnya.
"Ok. I'll make the design later" ucap Tyshia sambil tersenyum, ia sudah membayangkan kontum apa yang akan di buat olehnya sehingga ia menyanggupinya.
"Try no to be long, the time is tight. I was late in receiving the information"
"Okay, Leave it to me!!!" ucapnya dengan penuh keyakinan.
Krrrriiing... Krrrriiing... Krrrriiing
Bunyi bel masuk menghentikan obrolan Tyshia dengan teman-temannya, mereka semua kembali ke kelasnya dan mengikuti pelajaran selanjutnya yaitu pelajan matematika dengan materi pelajaran mengenai fungsi turunan aljabar.
Selama pelajaran berlangsung Tyshia sama sekali tidak memperhatikan penjelasan dari gurunya, ia hanya fokus membuat desain cosplay di bukunya.
Guru matematika melihat Tyshia nampak asik sendiri, ia meminta Alinea untuk mengerjakan soal yang ada di papan tulis.
"Alinea, can you do solved a practice question a head?"
Tyshia tetap fokus pada desain cosplaynya, ia tidak sadar jika gurunya memanggilnya untuk mengerjakan soal ke depan kelas.
"ALINEA, CAN YOU DO SOLVED A PRACTICE QUESTION A HEAD?"
Tyshia terhentak mendengar namanya di panggil.
"Me?" tanya Tyshia meyakinkan jika namanyalah yang di panggilnya.
"That's right. Let's do soon!!"
Tyshia bangkit dari tempat duduknya, kemudian berjalan kedepan kelasnya. Dengan ragu-ragu ia mengambil spidol dari tangan gurunya, Tyshia hanya memandangi angka-angka yang berada di depannya sambil menghela nafas beratnya, ia sama sekali tidak mengerti dan tidak tahu bagaimana cara mengerjakan soal yang ada di hadapannya.
"Sorry, Ms. I do not understand" ucap Tyshia dengan pasrah, ia sudah siap jika gurunya akan marah terhadapnya.
"Sit down!! next time pay attention if I'm explaining"
Tyshia menghembuskan nafasnya, ia lega karena ia tidak di marahi oleh gurunya. Dua jam kemudian berakhir sudah mata pelajaran matematika, diakhir sesi guru matematikannya mengingatkan jika besok akan ada ulangan harian matematika, ia berharap semua murid belajar agar bisa menjawab semua soal ulangan.
Tyshia hanya dapat menutup wajahnya dengan tangan, membayangkan ulangan harian besok yang sebagian besar materinya tak ia kuasai. Tyshia bukan hanya tak menguasa pelajaran matematika namun di beberapa pelajaran sains lainnya seperti fisika dan kimia, ia benar-benar menyerah.
Meskipun ia sudah mati-matian belajar tetap saja ia tak dapat menguasainya, nilai tertingginya berada di mata pelajaran seni dan olah raga. Banyak prestasi yang sudah diraihnya dalam ke dua bidang tersebut, perstasi-prestasi tersebut membuat nama sekolahnya semakin melambung.
Tapi Tyshia selalu menutupi hal itu dari orang tuanya, ia sadar sebagai anak tunggal tentu Ayah dan Bundanya mengharapkan Tyshia bisa meneruskan bisnis Ayahnya yang bergerak di industri kimia.
Tyshia selalu berjanji kepada Ayah dan Bundanya untuk memperbaiki nilai sainsnya terutama matematika dan kimia, Tyshia juga selalu berdalih jika nilai seni dan olah raganya terlihat sangat menonjol karena hobby dan fasilitas di rumah sangat lengkap sehingga ia terbiasa dengan hal itu, ia tak ingin mengecewakan kedua orang tuanya.
Sepulang sekolah Tyshia tidak melihat tanda-tanda keberadaan Ayah dan Bundanya, ia pun langsung masuk ke kamarnya. Ia mulai melanjutkan lagi membuat desain cosplay yang sempat tertunda karena pelajaran matematika tadi.
Tak terasa sudah pukul 19.00 Tyshia berhasil membuat 3 desain cosplay, kemudian ia foto dan ia kirim ke Nadien dan Alice agar kedua temannya memilih salah satu dari ketiga desiain yang ia buat.
Tok... Tok... Tok...
Tyshia terkejut dengan suara ketukan pintu kamarnya, ia bergegas menyembunyikan semua kertas-kertas desain cosplaynya di bawah tumpukan buku-buku pelajarannya, ia juga menyembunyikan semua buku-buku fashion yang ia beli sepulang mengantar Alice kemarin di dalam lemarinya
Rio masuk ke dalam kamar putrinya, agak sedikit terkejut melihat putrinya masih mengenakan pakaian sekolah.
"Sayang, tadi kamu pulang sekolah jam berapa?" tanya Rio heran.
"Seperti biasa Ayah, jam 16.00 sore."
"Lalu mengapa kamu belum mengganti pakaianmu?" tanya Rio kembali.
"Maaf Ayah, aku lupa. Sepulang sekolah tadi aku langsung mengerjakan tugas-tugas sekolahku dan belajar karena besok aku ada ulangan matematika."
"Ya sudah, kamu mandi lalu ganti baju. Ayah dan Bunda tunggu di bawah ya, kita makan malam bersama."
"Iya Ayah."
Setelah mandi dan mengganti pakaiannya Tyshia bergabung dengan kedua orang tuanya untuk makan malam bersama.
"How were things at school today?" tanya Ana.
"Good" jawab Tyshia singkat.
"Baby, anything you wanna tell us about?" tanya Ana kembali
"No. Everything went well" jawab Tyshia, pikirannya di penuhi oleh persiapan membuat cosplaynya sehingga ia tak bersemangat untuk bercerita kepada kedua orang tuanya.
Seusai makan Tyshia berpamitan kepada kedua orang tuanya untuk langsung ke kamar.
"Ayah, Bunda besok aku ada ulangan matematika, aku ke kamar duluan ya."
"Oke, habis itu langsung istirahat ya sayang." Rio mengecup kening putrinya.
"Okay, Ayah." Ucap tyshia kemudian beralih ke Bundanya.
"Jangan tidur larut malam ya, good night honey." Ana mencium kedua pipi dan kening anaknya.
"Good night Bunda, Ayah" ucap Tyshia sambil melangkah ke kamarnya.
Sesampainya di kamar ia mengecek handphonenya, ada dua pesan masuk dari nadien dan Alice, keduanya sama-sama memilih kostum serial Trinity Blood.
Tyshia membuka laptopnya, ia mulai mencari bahan yang cocok untuk menjahit desain baju yang telah ia buat dan mencari aksesoris pendukung lainnya.
Sebenarnya ia ingin sekali mencari bahan secara langsung ke toko bahan, tapi ia takut jika ayahnya mengetahuinya karena mobil yang ia gunakan sudah terpasang GPS, ayahnya bisa sewaktu-waktu mengontrol keberadaanya.
Semua bahan dan aksesoris pendukung yang ia butuhkan sudah Tyshia dapatkan, semuanya di kirim ke rumah Nadien, Tyshia takut jika di kirim ke rumahnya Bundanya akan membukanya.
"Hoammp..." Tyshia mulai mengantuk, ia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.
Keesokan harinya ulangan harian matematika benar-benar berlangsung, Tyshia hanya berhasil menjawab 25% dari soal yang di berikan. Ingin sekali rasanya ia bertanya dengan temannya, namun gurunya selalu mengawasinya dengan ketat, akhirnya Tyshia pun hanya bisa pasrah me gerjakan sesuai dengan kempuannya.
Dua hari kemudian semua barang orderan Tyshia telah sampai di rumah Nadien, Nadien manaruhnya di bagasi mobilnya, sepulang sekolah Tyshia mengambil bahan di dalam mobil Nadien kemudian membawanya ke tukang jahit yang searah dengan perjalanan menuju rumahnya.
Sebenarnya Tyshia ingin sekali belajar menjahit, agar hasilnya bisa sesuai 100% dengan desain yang ia buat, namun ia bingun mau menjahit di mana. Akhirnya ia menyerahkan dan mempercayakannya saja ke tukang jahit.
Beberapa hari kemudian baju desain Tyshia selesai di jahit, Tyshia membawanya ke rumah Nadien untuk memeriksa detailnya, ada beberapa bagian yang Tyshia perbaiki secara manual dengan jarum jahit tangan.
Setelah semuanya sudah sesuai dengan desain yang Tyshia buat, ia menyerahkan cosplay nya kepada Nadien.
"Let me know if you win" ucap Tyshia dengan nada sedikit sedih, ia tidak bisa ikut ke event tersebut, karena ia takut Ayah dan Bundanya tidak mengizinkannya.
"Of course alinea, this is your great work. I leave this gift to you" ucap Nadien
*Tentu saja alinea, ini kan hasil karyamu. semua hadiahnya akan ku serahkan kepadamu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Bunda Ayu
lnjut
2021-09-08
0
Andi Armina Arif
suka cetitanya, ga apa bahasa inggris, spy lbh real sekolah di sekolah internasional
2021-08-05
0
Sri Wulandari
bingung aku baca nya mana indo mana Inggris ....sbnr nya ini kisah org indo apa Inggris sih ...
2021-06-25
1