Minggu pagi Tyshia menantang Ayahnya untuk lomba berenang, dengan senang hati Rio menerima tantangan dari putri semata wayangnya itu.
"Whos lose, makes lunch" ucap Tyshia dengan penuh keyakinan jika dirinya mampu mengalahkan ayahnya.
"Okay" Rio menerima tantangan putrinya.
"3, 2, 1 Go" Tyshia mencuri start dengan berenang terlebih dahulu, kemudian Rio menyusul putrinya.
Walaupun Tyshia telah berenang terlebih dahulu, namun dengan mudah Rio dapat menyusulnya dan berada di lebih unggul dari putrinya.
Rio telah sampai ujung kolam renang sedangkan Tyshia masih berada di tengah kolam, selang beberapa menit kemudian barulah Tyshia sampai.
"When I can beat you Ayah?" tanya Tyshia kesal karena ia tak pernah bisa mengalahkan Ayahnya.
"Bagiku kamu adalah putri terhebatku, sayang" ucap Rio sambil tersenyum.
Ditengah obrolan Rio dan putrinya, Ana datang dengan membawakan dua gelas jus mangga dan handuk untuk kedua kesayangannya, Rio keluar dari kolam berenangnya kemudian berjalan ke arah istrinya, ia mengambil segelas jus mangga yang di buat oleh Ana.
"Thank you baby" Rio mengecup pipi istrinya, kemudian meminum jus mangga yang di ambilnya tadi.
"You're welcome honey" Ana membantu Rio mengeringkan tubuhnya dan mengenakan handuk piyamanya.
Tak lama Tyshia pun datang mendekat ke arah orang tuanya dan mengambil handuk yang di bawakan oleh Bundanya.
"Ayo cepat kalian ganti baju, nanti masuk angin. Bunda mau membuat makan siang untuk kalian, kalian mau makan apa?" tanya Ana.
"Untuk makan siang kali ini biar putri kita saja yang membuatnya, tadi dia menawarkan diri untuk membuatkan kita makan siang" Rio beralih kepada putrinya "Benarkan sayang?" tanya Rio kepada Tyshia sambil tersenyum penuh kemenangan.
"Ya." jawab Tyshia singkat, kemudian ia melangkah pergi ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya, setelah selesai mengganti pakaian barulah ia kembali turun ke bawah berjalan menuju dapur kediamannya.
Dimeja makan ia sudah melihat Ayah dan Aundanya sedang menunggunya.
"Sepertinya kita punya chef baru di rumah ini" ledek Rio sambil tersenyum
"Ayah...." Ana mencubit pinggang suaminya yang telah meledek putri tercintanya.
Tyshia hanya melirik saja ke arah Ayahnya tanpa memperdulikan ledekannya, kemudian ia menggunakan apron dan mulai memotong bawang bombay.
"Hey baby, do you need help?" tanya Rio menghampiri putrinya.
"No. thanks Ayah" jawab Tyshia dengan wajah datar.
Meskipun putrinya berkata tidak, tetap saja Rio membantu putrinya memasak, dengan sabar ia mengajari putrinya membuat udang saus mentega, makanan kesukaan dirinya dan putrinya.
"Why did you help me?" tanya Tyshia
"Because you're my daughter and I love you" ucap Rio sambil mengambil sendok, kemudian menyuapi anaknya "Bagaimana sudah pas?" tanya Rio
"Yummy " jawab Tyshia sambil tersenyum
"Kamu duduklah bersama Bunda, Ayah akan plating dulu sebentar" ucap Rio.
Tyshia menganggukan kepalanya, ia bergabung bersama Bundanya di meja makan, tak lama kemudian setelah Rio selesai plating ia membawa masakannya ke meja makan dan makan siang bersama anak dan istrinya.
Saat tengah menikmati makan siang, Tyshia meminta izin kepada Ayah dan Bundanya untuk belajar kelompok di rumah temannya yang bernama Nadien.
"Nanti minta antar supir Bunda ya, supirmu sedang tidak masuk" ucap Ana
"Ayah, I want drive my own car" pinta Tyshia kepada Rio dengan wajah memelas.
"Since when can you drive a car? " tanya Ana denngan nada curiga sambil melirik ke arah suaminya.
"Beberapa bulan lalu, sebelum aku membelikannya mobil. Aku sering mengajarinya mengemudi, sudahlah izinkan saja toh rumah Nadien tidak jauh dari sini" ucap Rio dengan tenang
"Ayah, Tyshia belum memiliki SIM dan KTP. Dan satu hal lagi bukankah dari dulu Ayah selalu melarang Bunda untuk membawa mobil sendiri? lantas mengapa sekarang Ayah izinkan Tyshia untuk membawa mobilnya sendiri?" Ana menatap Rio dengan tatapan tajam.
"Rumah Nadienkan masih satu kompleks dengan rumah kita, jika dulu aku tidak mengizinkan kamu membawa mobil karena jarak tempuhnya jauh, sudahlah sayang aku tidak ingin berdebat denganmu" Rio mengelus pundak istrinya.
"Ini kuncinya, kamu boleh membawanya. Tapi ingat hanya ke rumah Nadien dan harus hati-hati. Oke!!" Rio memberikan kunci mobilnya kepada tyshia.
"Thank you Ayah." Tyshia mengambil kunci mobil yang di berikan oleh Ayahnya kemudian ia masuk ke dalam kamarnya untuk mengganti pakaiannya.
Setelah siap Ayshia kembali menemui kedua orang tuanya untuk berpamitan.
"Hati-hati ya sayang" ucap Rio.
"Siap ayah!!" dengan hati gembira Tyshia berlari menuju garasi mobilnya.
Ana masih mentap tajam ke arah suaminya, ia sangat kesal dengan sikap Rio yang terlalu memanjakan putrinya.
"Sayang, kamu masih marah ya? anak kita kan sudah tujuh belas tahun, biarkan ia mencoba banyak hal. Yang terpenting masih dalam batasan wajar dan masih dalam pantauan kita, jangan marah lagi ya" Rio memeluk Ana dan menghujani pipinya dengan banyak ciuman.
"Sayaaanggg....." Ana menggeliat kegelian karena Rio bukan hanya menciumi pipinya saja namun Rio pun mencium bagian tengkuknya.
"Yuk..." Rio menatap Ana dengan tatapan mengoda sambil memberikan kode jika ia menginginkan istrinya.
"Masih siang sayang"
Tak menerima protes dari istrinya, Rio membopong tubuh istrinya masuk ke dalam kamar.
"Alinea, could you drive me home? " tanya Alice.
Tyshia nampak berfikir sejenak, ia merasa tidak enak untuk menolak permintaan temannya, lagi pula rumah temannya melewati toko buku yang biasa ia kunjungi, ia baru teringat jika ada buku yang ingin ia beli.
"Okay." ucap Tyshia, ia mempersilahkan temannya untuk naik ke dalam mobilnya dan ia pun mengantar Alice pulang ke rumahnya.
Setelah mengantarkan temannya pulang, Tyshia langsung pergi menuju toko buku langganannya, di sana ia membeli banyak buku tetang fashion desainer.
Puas membeli semua buku yang ia sukai, Tyshia memutuskan untuk segera pulang ke rumah sebelum orang tuanya mencarinya.
Tyshia melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang, hingga tiba-tiba saja di depannya ada insiden tabrak lari. Refleks Tyshia memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi untuk mengejar pelaku tabrak lari tersebut, sambil mengemudi kendaraannya ia menghubungi ambulan untuk segera datang menolong korban yang tertabrak.
Karena fokus dengan pelaku, tanpa sadar Tyshia menerobos lampu merah hingga membuat kekacauan kendaraan lainnya yang juga melintasi jalanan tersebut. Sadar bahwa ia tak dapat mengejar pelaku, tanpa pikir panjang Tyshia memutuskan untuk memotret no plat kendaraan pelaku dengan menggunakan kamera handphonenya, ia menyetir dengan menggunakan satu tangan, sementara tangan yang satu laginya memegang handphone miliknya.
Uwiiww… Uwiiww….
Mendengar bunyi sirine membuat Tyshia seketika menoleh ke arah kaca spion, ia melihat ada polisi yang sedang mengejarnya, Tyshia pun menurunkan kecepatannya dan menepikan kendaraannya kerena ia tidak ingin menambah masalah baru.
Polisi menanyakan SIM, KTP dan, STNK Tyshia. Tyshia menjawab dengan jujur jika ia belum memiliki SIM dan KTP, kemudian Tyshia di bawa ke kantor polisi, dan pihak kepolisian menghubungi orang tua Tyshia.
Satu jam kemudian Rio dan Ana tiba di kantor polisi, Ana datang dengan raut wajah cemas dan juga marah, sedangkan Rio hanya di awal saja terlihat cemas namun setelah mengetahui putrinya baik-baik saja raut wajahnya kembali tenang.
Polisi memberi pemahaman kepada Ana dan Rio bahwa Tyshia belum di perbolehkan untuk mengendarai mobilnya sebelum memiliki SIM dan KTP serta pemahaman tentang rambu-rambu lalu lintas.
Setelah urusan di kantor polisi selesai, Ana dan Rio membawa putrinya pulang ke rumah, sesampainya di rumah Ana memarahi Tyshia habis-habisan.
"DO YOU REALISE WHAT YOU HAVE DONE?" Tanya ana dengan nada tinggi.
(KAMU SADAR APA YANG TELAH KAMU PERBUAT?)
"KAMU TAHU APA RESIKONYA JIKA KAMU MENOROBOS LAMPU MERAH? " Ana memegang bahu tyshia kemudian menggoyang-goyangkannya.
"Cukup Bunda!!!" Rio meminta istrinya untuk berhenti memarahi putrinya.
"Kamu lihat, ini semua karena kamu tidak pernah tegas dengan Tyshia!!!" Ana membalikan badannya dan masuk ke kamarnya dengan rasa kecewa kepada duaminya yang selalu memanjakan putriny sehingga hal yang ia khawatirkan benar-benar terjadi.
"Ayah, tahu niatmu baik hanya caramu saja yang kurang tepat. Sekarang kamu istrirahat ya, besok kamu sekolah" Rio mengecup kening putrinya.
"Tapi Bunda, Yah?" Tyshia merasa bersalah dan tidak enak kepada Ayahnya.
"Nanti biar Ayah yang bicara dengan Bunda, kamu tidak perlu khawatir" Rio mengelus punggung putrinya, menenagkan hatinya.
Setelah melihat putrinya masuk ke dalam kamar, Rio pun masuk ke dalam kamarnya, ia melihat masih ada kilatan kemarahan di mata Ana saat Ana mendekat ke arahnya, Ana memberikan bantal dan selimut untuknya.
"Tidurlah di luar, aku sedang tidak ingin mendengar kata-kata manismu" ucap Ana dengan nada kesal.
Rio berjalan menuju ruang keluarga, kemudian ia membuka lipatan sofa bednya agar lebih luas untuk tempatnya tidur.
Rio mencoba memejamkan matanya namun rasanya sangat tidak enak tidur tanpa istrinya, Rio memilih untuk bermain forex. Saat rio sedang memantau pergerakan chart forexnya ia melihat putrinya datang menghampirinya.
"Ayah, maafkan aku." Tyshia memeluk ayahnya dengan peruh perasaan bersalah.
"Kamu tidak sepenuhnya bersalah Nak" Rio mengelus rambut Tyshia dengan lembut.
"Ayah kenapa tidak tidur di kamar lain saja? bukankah kamar di rumah kita banyak?"
"Karena Bunda meminta Ayah untuk tidur di luar bukan pindah kamar, percayalah Bundamu itu tidak akan lama marah kepada Ayah, jadi kamu masuklah ke kamarmu."
"Aku ingin tidur di sini menemani Ayah" ucap Tyshia, ia semakin merasa bersalah melihat Ayahnya tidur di luar.
"Ya sudah kalo begitu tidurlah besok sekolah, have a nice dream baby" Rio mengecup kepala Tyshia dan menyelimutinya.
Pukul 02.00 dini hari Ana keluar dari kamarnya, ia melihat anak dan suaminya tidur di ruang keluarga, Ana pun mendekat kearah mereka kemudian merebahkan tubuhnya sambil memeluk Tyshia dari belakang.
Tyshia yang menyadari kehadiran bundanya, membalikan tubuhnya menghadap bundanya.
"Bunda, maafkan aku, aku janji tidak akan mengulanginya hiks..." ucap Tyshia, sesegukan menahan tangisnya.
"Ia sayang, tidurlah besok kamu sekolah" Ana mengelus punggung putrinya ke udian ia mengecup kening putrinya. Ketiganya pun tertidur lelap di ruang keluarga hingga keesokan pagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Bunda Ayu
untung Tyshia bkn tipe anak urakn. di mnja pun klau slh ditegur lgsung minta maaf
2021-09-08
0
ᴵᴸ⃟☪•Mel.Queen•♡
pertama baca langsung suka dong 🤗🤗
2021-03-21
0
Umminya Fadhilah Fadhilah
menarik
2021-03-13
0