Rese

Author POV

Saat ini Cia sedang duduk manis dikelas bersama sahabat-sahabat. Bukan untuk belajar tapi main kartu remi di pojok belakang.

"Lo lagi Ci" kata Michelle pada Cia.

Cia pun langsung menaruh kartunya, dan sekarang giliran Vander lalu berlanjut ke Giselle setelah itu ke Eric dan terakhir Indira.

Jan tanya dimana Leo karna dia lebih memilih untuk tidur di paha Cia, untung saja kursinya panjang jadi dia bisa tidur walaupun dengan posisi tertekuk karna tingginya tak sama dengan panjang kursi.

"KALIAN!" Teriak pak Rudy lalu menghampiri mereka.

"Kalian ngapain?!" Tanya pak Rudy ngegas.

"Main kartu pak, bapak mau ikutan gak? Lumayan loh yang menang dapet 200 ribu" kata Cia enteng

"Kalian berjudi dikelas?!" Tanya pak Rudy dengan nada super duper ngegas

"Dih, kita gak judi pak. Kita cuma main-main aja, lagian ngantuk kalo dengerin ocehan bapak yang gak akan pernah bisa masuk ke otak kita" kata Vander.

"Iya bener kata Vander, lagian bapak ngomong kecillll kali" kata Giselle.

"Kalian bener-bener ya!!! Itu Leo ngapain tiduran di paha kamu Cia?!" Tanya pak Rudy

"Emang kenapa? Dia kan kembaran saya. Iri bilang pak, kasian deh bapak yang gak bisa tidur karna harus ngoceh mulu" kata Cia

"Huft, dasar anak-anak bebal! Siniin kartu kalian" kata Pak Rudy lalu mengambil semua kartu dan membawanya keluar.

"E-eh kartunya mo di kemanain pak?" Tanya Cia yang langsung berdiri membuat kepala Leo terbentur Kursi.

"Shh, sakit!" Kata Leo sambil menatap Cia tajam.

"Hehe maap, reflek" kata Cia lalu menghampiri Pak Rudy yang diikuti mereka semua termasuk Leo.

Mereka pun mengikuti pak Rudy yang berhenti di depan tong sampah. Mereka pun dibuat melongo karna kelakuan Pak Rudy yang seenak jidat merobek semua kartu lalu membuangnya ke tempat sampah.

"Loh loh loh! Kok dirobek pak?" Tanya Michelle kesal.

"Iya, itu beli pake duit loh"kata Vander menimpali

"Terserah saya dong! Lagian saya tau uang kalian bisa beli beratus-ratus pak kartu kek gini" kata Pak Rudy jengah.

"Oh iya! Saya lupa kalau saya orkay" kata Eric sambil membenarkan rambutnya dengan gaya songong andalannya.

"Sudah, sekarang kalian balik keke-"

TringgggTringggggTringgggg

Perkataan pak Rudy pun terpotong dengan bel istirahat yang berbunyi kencang.

"Kantin" kata Leo

"Nah mon maap nih ya pak, kita kekantin dulu." Kata Eric lalu menarik Cia dan Giselle ke kantin begitu juga Vander yang menarik tangan Michelle sedangkan Leo masih diam di sebelah pak Rudy.

"Sabar" kata Leo sembari menepuk bahu pak Rudy lalu menyusul kembaran dan sahabat nya itu dengan kedua tangan masuk dikantong.

Pak Rudy pun hanya bisa menghela nafas melihat kelakuan anak pemilik sekolah itu.

Saat ini mereka sedang berjalan menuju kantin, namun tiba-tiba ada suara yang membuat langkah Cia terhenti.

"Hai, Ci" kata seseorang yang membuat langkah Cia dkk terhenti.

"Eh kak Bisma" Kata Cia tersenyum pada kakak kelasnya itu lalu memberi kode pada sahabat-sahabatnya untuk duluan pergi kekantin.

Leo dkk pun pergi namun sebelum pergi Leo memberikan tatapan tajam untuk Bisma.

Setelah kakak dan sahabat-sahabatnya pergi, Cia pun kembali memulai obrolannya dengan kakel nya itu.

"Oh iya kak, makasih tadi malem sudah mau nganterin gue balik. kalo aja semalem lo gak ada mungkin betis gue beneran pecah" Kata Cia.

Ya, asal kalian tau bahwa orang yang mengantar Cia semalem adalah Bisma yang katanya ikut melihat balapan disitu.

"Emang betis bisa pecah?" Tanya Bisma sambil terkekeh

"Ya kalo gak bisa, di bisa-bisain aja" Kata Cia yang membuat Bisma kembali terkekeh.

"Ada-ada aja sih lo."Kata Bisma sambil tersenyum yang membuat Cia ikutan senyum juga.

"MAKAN WOI!!! JAN NGEBUCIN AJA LO"Kata Arkan yang tiba-tiba muncul membuat Cia terkaget

"Eh kripik singkong, lo itu setan ato alien sih? Tiba-tiba muncul kek dedemit tau gak lo?" Kata Cia kesal

"Lah, gue itu baik makanya gue ngasih tau lo buat makan jan ngebucin ama buaya"Kata Arkan sesekali melirik Bisma yang hanya nyimak

"Dih, suka-suka gue lah! Napa? Lo jealous liat gue deket ama kak Bisma?"Tanya Cia ngegas

"Gue? Jealous? ama nih bocah? Gak banget kali! Lagian lo manggil dia kakak? Gue aja yang lebih tua dari pada lo, lo gak pernah panggil gue kakak" Kata Arkan tak terima

"Emang lo sapa? Lo gak cocok di panggil kakak, cocok ya dipanggi bocil. PAHAM?!" Kata Cia

"LO-"

"Udah-udah! Mending kita ke kantin aja daripada kalian ribut gak jelas kayak gini"Kata Bisma yang memotong ucapan Arkan

"BACOT!" Kata Arkan dan Cia bersamaan lalu kedua nya pergi kekantin meninggalkan Bisma yang hanya bisa menghela nafas sambil rolling eyes.

Cia pun bergegas pergi menjauhi Arkan yang saat ini juga sedang berjalan ke kantin. Setelah sampai kantin, Cia pun langsung duduk bersama Leo dkk sedangkan Arkan langsung duduk bersama teman-teman segeng nya.

"Huft, dasar sinting" Kata Cia sambil duduk disebelah Leo

"Napa?"Tanya Leo

"Tuh, si keong racun ngajakin adu bacot! Kesel gua"Kata Cia

"Siapa? Arkan?"Tanya Giselle

"Iyalah! Memang dasar manusia lucknut"Kata Cia

"Hahaha, tiati loh. Benci ama Cinta beda tipis"Kata Eric lalu kembali memakan baksonya.

"Dih, gaje lo" Kata Cia.

"Muending Lou Muakan aeja" Kata Indira seraya mengungah baksonya.

"Buset, lo ngeri bat dah. Kemana ke anggunan lo Hah?!" Tanya Cia

"Ntau nih, klo ketemu bakso aja kek orang kesurupan" Kata Michelle

"Bodo amat"Kata Indira lalu meminum es jeruknya.

"DIEM" Kata Leo tegas yang membuat mereka mingkem. Ini LEO cuyyy, ketua DarkLion! Sapa yang berani ngelawan kalo dia sudah dalam fase serius.

...↓↑↓↑↓↑↓↑↓↑↓↑↓...

Saat ini bel pulang sekolah sudah berbunyi yang membuat semua siswa bersorak senang karna terbebas dari semua aturan sekolah.

Begitu juga Cia dkk yang saat ini sudah membereskan semua barang-barang mereka sebelum meninggalkan sekolah itu.

"Guys kita ke basecamp DeadScorpio yuks" kata Giselle.

FYI, Basecamp DeadScorpio itu masih ditempat yang sama yaitu di Mansion Cathlyne begitu juga DarkLion yang juga masih di rumah milik Rey.

"Boleh tuh, gue sekalian mau ngajakin mereka buat tour ke puncak " Kata Cia

"Serius lo?"Tanya Vander

"Emang kenapa?" Tanya Cia

"Bo-"

"Boring" sahut Leo memotong ucapan Vander yang membuat Vander merutuki sahabat nya itu.

"Nah itu, masa ke puncak mulu?! Kek gak ada tempat lain aja" kata Giselle

"Ck, trus kalian mau kemana?" Tanya Cia

"Jogya" Usul Michelle

"Dih, kagak ah. Mending ke Bali" kata Eric

"Bali? Boleh sih, cuma pasti banyak pengeluaran" kata Cia

"Sumbangan"kata Leo

"Hah?"

"Ck, SUM.BA.NGAN!" Ulang Leo.

"Iya gue denger,cuma gue masih bingung. DeadScorpio sumbangan gitu?" Tanya Cia

"Sama DarkLion" Kata Leo

"DarkLion ikut juga?" Tanya Cia yang diangguki Leo

"Wah, asik banget itu. 2 geng terbesar touring bareng" kata Vander.

"Iya! Pokoknya harus jadi" Kata Indira

"Yaudah" kata Cia

"Yaudah apaan?" Tanya Indira

"Yaudah, nanti kita touring ke Bali" kata Cia

"Jinjja?"

"Serius?"

"Demi apa?" Tanya para cewe yang membuat Leo berdecak kesal.

"Serius lah, kalian mau kan ikut?"Kata Cia

"Mau lah"Kata mereka kompak kecuali Leo yang masih sibuk dengan hp nya.

"yaudah, sekarang aja kita ke basecamp DeadScorpio"Kata Eric yang diangguki semunya.

Mereka pun segera menuju basecamp DeadScorpio, Leo pun sudah menghubungi Gerald, wakil ketua DarkLion untuk mengumpulkan anggota DarkLion di basecamp DeadScorpio.

Setelah 20 menit, akhirnya mereka semua sampai di basecamp DeadScorpio yang sudah terdapat banyak motor yang tak lain adalah motor anggota DeadScorpio dan DarkLion.

Mereka pun masuk ke dalam dan langsung bertos ria dengan anggota lainnya, lalu menghempaskan tubuh mereka di sofa.

"Gimana gimana?" Tanya Gerald pada Leo

"Touring" jawab Leo

"Kemana?" Tanya Gerald yang sudah kebal dengan sikap Leo

"Bali" sahut Eric yang langsung duduk disebelah Gerald.

"Beh, asik dong! Kapan?" Tanya Gerald

"Gimana kalo besok aja?" Kata Cia

"Boleh tuh, berapa hari ci?" Tanya Indira.

"3 hari aja ci" Kata Giselle

"Gue sih terserah aja. Cuma kita harus sumbangan semua, yakali semuanya gue yang tanggung. Bisa-bisa gue diusir dari rumah gegara boros" Kata Cia.

"Klo itu mah gampang, lagian kita kan jumlahnya banyak jadi pasti terkumpul banyak duitnya. 3 juta per orang cukup kan?" Tanya Gerald

"Cukup banget itu, kita paling cuma sewa villa, trus beli makanan dll" kata Vander.

"Yaudah, kalian kumpulin gih uangnya. Klo ada yang gak ada, gak udah dipaksa, nanti gue aja yang talangin" kata Cia yang diangguki oleh mereka.

Cia, Leo dan Eric pun duduk sambil memperhatikan temen-temen mereka menagih uang untuk touring.

"Berarti besok kita bolos lagi?" Tanya Eric

"Iya lah" kata Cia ngegas

"Yaudah sih sante" kata Eric

Tiba-tiba hp Cia berbunyi menampilkan tulisan 'Daddy bar-bar' yang berarti papa nya yang menelfon.

Cia pun langsung mengangkat panggilan itu dan terdengarlah suara Rey.

"Halo"

"Halo kenapa pa?"

"Dateng ke cafe Moonlight sekarang"

"Ngapain?"

"Ketemu klien"

"Lah? Kok Cia? Kenapa gak Leo aja?"

"Katanya kamu mau belajar bisnis"

"Ya tapi Cia lag-"

"Lambat datang, auto potong"

"Potong apaan?"

"Potong urat nadi kamu"

"Ishh papa mah"

"Ya potong uang bulanan kamu lah"

"Jangan dong"

"Makanya datang! GC"

"Iyaiya"

TutttTutttTuttt

Panggilan itu pun diputus sepihak oleh Rey. Cia pun langsung berdiri yang membuat Leo dan Eric menatapnya.

"Kemana?" Tanya Leo, asal kalian tau biar pun dingin Leo tetep kakak yang posesif terhadap adik nya itu.

"Disuruh papa ketemu klien" kata Cia

"Lo sendiri perginya?" Tanya Eric

"Iya lah" kata Cia.

"Lah kan tadi pagi lo dateng berdua ama Leo" kata Eric

"Ya gue perginya naik gocar aja" kata Cia.

"Gue anter" Kata Leo yang langsung berdiri.

"Yaudah, kuylah" ajak Cia lalu berpamitan dengan semua temen-temen nya disitu.

Setelah berpamitan, mereka berdua pun keluar dari basecamp lalu segera pergi ke cafe yang dimaksud oleh papanya.

Di sepanjang perjalanan, mereka hanya diam namun itu tak berlangsung lama karna Leo memulai pembicaraan.

"Lo serius mau nerusin perusahaan nya papa Leo?" Tanya Leo.

FYI, jadi papa Leo itu panggilan mereka untuk mantan mama mereka yang meninggal sebelum mereka lahir.{ Yang masih gak ngerti langsung aja baca cerita gue yang pertama}

"Iya, lagian kan sayang kalo perusahaan papa Leo nganggur" kata Cia

"Lo gak mau jadi dokter?" Tanya Leo

"Mau sih, cuma lo liat kan rata-rata keluarga kita pengusaha semua. Mama papa juga pengusaha, papa Leo juga pengusaha dulunya, oma opa juga pengusaha, jadi gue juga mau jadi pengusaha" kata Cia

"Jangan paksain" kata Leo

"Iya, gue gak merasa terpaksa kok" kata Cia.

Tak berapa lama, mereka pun sudah sampai di depan cafe Moonlight. Cia pun keluar dari mobil.

"Gue masuk dulu ya" kata Cia yang hanya mendapatkan anggukan dari Leo.

Setelah mobil Leo pergi, Cia langsung masuk kedalam cafe dan mencari keberadaan papa nya.

Setelah beberapa menit mencari akhirnya Cia melihat papa nya sedang berbincang dengan 2 orang.

Cia pun langsung menghampiri papanya dengan langkah cepat.

"Pap~LO?!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!