Author POV
Saat ini Cia sudah ada di meja makan bersama mama papa nya dan jangan lupakan abang 'sok' coolnya yaitu Leo.
"Morneng epribadi!!!" Teriak Cia sambil berjalan menuju meja makannya
"Brisik" kata Leo
"Bodo!" Kata Cia sambil duduk dikursinya.
"Gak sopan" ketus Leo
"Yaolohh, lo bisa gak sih ngomong itu jangan cuma sepata dua kata tapi 1 kalimat kek, heran gue" kata Cia kesal
"Hm" kata Leo yang membuat Cia tambah kesal
"Ha hm ha hm aja lo" kata Cia sambil mencebikan bibirnya.
"Udah biarin aja, sikap bapaknya nurun dari bapaknya noh" kata Cathlyne, mama Cia sambil melirik suaminya itu.
"Lagian papa kenapa sih sifat nya dingin kek gitu?! Si Leo kan jadi sok kul-kul taik ayam" kata Cia yang langsung mendapat jitakan dari Leo
"Gue lebih tua" kata Leo
"Dih, cuma beda beberapa detik aja dah bangga gimana beda 1 abad?!" kata Cia kesal.
"Udah-udah jangan kelai" kata Rey, papa Cia meleraikan.
"Leo tuh pa" adu Cia
"Hm" kata Leo
"Yaampun, udah deh. Jangan adu bacot disini, mending langsung tawuran aja sana" kata Cathlyne yang membuat Rey membelalakkan matanya lalu menatap istrinya itu.
"Hehe maap" kata Cathlyne yang melihat tatapan Rey.
"Yaolo ma, papa dah marah" kata Cia terkekeh.
"Udah-udah, nih makan nasi goreng nya" kata Cathlyne sambil menyiapkan nasi untuk suami dan kedua anaknya yang sama bar-bar nya dengan dirinya.
Mereka pun memakan sarapan mereka dengan tenang tanpa suara. Setelah selesai makan, Cia pun meminum susu yang dibuatkan mama nya begitu juga Leo.
"Gimana DarkLion Le?" Tanya Rey pada anak laki-laki nya.
"Baik pa" kata Leo
"Baik gimana?" Tanya Rey jengah dengan sikap dingin anaknya itu walau pun sikap itu sebenarnya menurun dari dia.
"Semakin hari semakin ditakuti, kemarin ada yang ngajak tawuran trus langsung kita babat abis" kata Leo yang membuat Rey mengangguk
"Gitu dong, ngomong itu yang panjang. Jan setengah-setengah" kata Cia yang membuat Leo berdengus kesal.
"Trus DeadScorpio gimana Ci?" Tanya papanya pada anak perempuan nya.
"Ditakutin pa, pas aku jalan aja gak ada yang berani natap. Cuma ada 1 cowo pa, yang selalu nantangin Cia" kata Cia
"Siapa?" Tanya Cathlyne yang sedari tadi nyimak
"Ada cowo ngeselin, yang tiap hari nyari masalah sama Cia. Bahkan tadi malam dia ngambil motor Cia" kata Cia
"Motor? Kenapa?" Tanya Cathlyne
"Kalah balapan hehe" kata Cia lalu ngengir pada kedua orangtuanya.
"Yaampun?! Ketua DeadScorpio kalah balapan?!" Tanya Cathlyne histeris
"Kamu juga dulu kalah sama aku" kata Rey yang membuat Cathlyne terdiam sedangkan Cia menahan tawanya.
"Jan bongkar-bongkar napa?!" Kata Cathlyne kesal sedangkan Rey hanya mengacuhkan bahunya.
"Taik" gumam Cathlyne yang didengar Cia
"Sabar, orang sabar pantatnya lebar" kata Cia yang langsung mendapat tatapan mematikan dari mamanya.
"Peace ma! Damai" kata Cia
"Yaudah, mending kalian berangkat sekarang entar lagi telat" kata Cathlyne
"Gakpapa" sahut kedua anaknya itu
"Susah memang punya anak bar-bar" gumam Cathlyne.
"Oh iya pa, kok guru bk kita ganti sih jadi cowo? Kemana bu Iva?" Tanya Cia
"Resign" kata Leo
"Hah?? Emang kenapa?" Tanya Cia
"Dia lelah ama kelakuan anak pemilik sekolah. 2 biji aja dah bikin dia puyeng" kata Cathlyne
"Eleh, lemah bu Iva. Tapi guru bk yang sekarang ganteng lo ma pa. Sapa namanya, uemmm...."
"Adrian" sahut Leo
"Nah itu, pak Adrian. Masih muda lagi"kata Cia
"Jan pedofil kamu" kata Rey
"Enggak lah, Cia cuma mo baperin aja kok" kata Cia
"Sudahlah sekarang kalian berangkat sana" kata Rey
"Yaudah, kita berangkat dulu ya pa ma" kata Cia lalu mengecup pipi Cathlyne dan Rey bergantian.
"Hati-hati" kata Cathlyne yang diangguki kedua anaknya itu.
Cia dan Leo pun berangkat menggunakan mobil yang disetir oleh Leo sendiri. Setelah 10 menit perjalanan, akhirnya mereka pun sampai didepan sekolah.
Dan seperti yang mereka duga, saat ini gerbang sekolah sudah ditutup. Cia pun turun dari mobil meninggalkan Leo sendiri didalam mobil, dan melihat ada 5 murid yang tak lain adalah sahabat-sahabatnya.
"Lo pada ngapain disini?" Tanya Cia pada mereka
"Nungguin lo, gak apdol aja klo masuknya gak bareng-bareng" kata Vander.
"Dih kurker banget" kata Cia
"Yaudah, ayok masuk" kata Michelle
"Lo suruh pak satpam bukain deh, kan bapak lo yang punya sekolah" kata Eric.
"Iy-"
"Cepet!" Teriak Leo dari mobil yang membuat Cia mendengus kesel lalu meminta pak satpam untuk membukakan gerbang.
"Pak bukain dong" kata Cia
"Aduh neng maaf, kalo saya bukain nanti dimarahin pak Adrian" kata pak satpam
"Tapi kalau bapak gak bukain nanti bapak dipecat sama papa saya" kata Cia enteng.
"Duh gimana ya ne-"
"Bukain aja pak" kata seseorang yang baru saja datang.
"Eh pak ganteng eh maksudnya pak Adrian" kata Cia tang dihadiahkan toyoran dari Indira.
"Sakit peak" kata Cia.
"Lo sih, modush mulu. Heran gue" kata Indira
"SUDAH! Kalian ini sudah datang telat ribut lagi" kata pak Adrian.
"Hehe, maap dah kebiasaan pak" kata Cia
"Kalian boleh masuk" kata Pak Adrian yang membuat mata mereka semua berbinar kecuali Leo yang masih dengan tampang datar bin dinginnya didalam mobil.
"Yeay akhi-"
"Tapi kalian harus bersihin perpustakaan sekarang" kata Pak Adrian yang membuat mereka membelalakkan matanya.
"Bapak bercanda? Kita? Bersihin perpus? Ngaco ah" kata Giselle.
"Saya gak bercanda! Cepat masuk lalu bersihkan perpustakaan" kata Pak Adrian
"Ntar saya kasih tau papa saya loh" kata Cia dengan nada mengancam.
"Kasih tau aja, lagian papa kamu yang menyuruh saya untuk mendisiplinkan kamu dan teman-teman kamu" kata Pak Adrian.
"Papa gak ngomong" kata Leo sambil keluar dari mobil lalu bersender di kap mobilnya dengan kedua tangan dimasukkan di kantong.
"Bener tuh kata kakak saya! Bapak mah tukang boong" kata Cia
"Tanya saja sama papa kalian" kata Pak Adrian
"Iya, coba deh lo tanya sama om Rey" kata Eric
"Ok ntar" kata Cia lalu menelfon papanya.
"Halo pa"
"........"
"Papa beneran suruh pak Adrian buat ngehukum kita?"
".........."
"Hah? Papa mah gak asik"
"........."
"Ishh gak mauuu"
"........."
"E-eh jan dipotong uang jajannya"
"........"
"Ya"
"........."
"Ok, bye"
TutttTutttTuttt
"Gimana?" Tanya Indira
"Bener, katanya emang pak Adrian diutus langsung ama papa" kata Cia
"Sialan" umpat Leo
"Trus? Berarti kita beneran harus ngejalanin hukuman?" Tanya Vander
"Iyalah, uang jajan gue ama Leo yang jadi taruhannya" kata Cia yang membuat Leo berdecak kesal.
"Kalau begitu, cepat kalian masuk lalu bersihkan perpustakaan. Kalau tidak saya akan adukan kalian ke Pak Rey" kata Pak Adrian yang membuat mereka pasrah lalu mengikuti perkataan Pak Adrian.
Leo pun melempar kunci mobilnya pada pak satpam yang langsung ditangkap oleh pak satpam.
"Parkir" kata Leo yang diangguki oleh pak satpam.
Leo pun menyusul adiknya dan sahabat-sahabatnya untuk pergi ke perpustakaan sebelum uang jajannya dipotong oleh papa tercuintahnya.
...♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪...
Saat ini Cia dan yang lain sudah berada di perpustakaan, kalo kalian tanya kenapa mereka gak bolos aja, jawabannya karna Pak Adrian mengikuti mereka terus dari belakang.
Mereka pun dengan ogah-ogahan, membersihkan perpus yang sangat jarang bahkan tidaka pernah mereka kunjungi itu.
"Lo bersihin pojok sono gih" kata Eric
"Ishh, ogah. Lagian kita beneran bersihin nih perpus?" Tanya Cia kesal
"Lo gak liat siapa yang berdiri di depan pintu?" Kata Giselle sambil melirik Pak Adrian yang mengawasi mereka dari pintu.
"Ck, abis ini gue mo demo didepan rumah" kata Cia yang membuat Eric mengacak-acak rambut nya. Jan nething ya, mereka kek gitu karna udah dari kecil temenan.
"Kerjain!" Kata Leo yang sedari tadi diem sambil nyapu.
"Bacot!" Kata Cia lalu pergi ke pojokan untuk membersihkan rak buku.
Mereka pun melanjutkan pekerjaan mereka membersihkan perpustakaan.
Cia pun berjalan pelan dengan muka masamnya karna dia malas sekali membersihkan ruangan ini, namun raut masam itu berubah menjadi raut jahil melihat seseorang yang membuatnya kesal semalem sedang tertidur.
Siapa lagi kalau bukan Arkan, musuh bebuyutannya. Arkan yang tertidur dengan kaki yang ditaro di meja baca.
Dengan hati-hati Cia berjalan mendekati Arkan tak lupa dengan senyum isengnya.
Setelah sampai disamping Arkan, Cia memutar otaknya untuk mencari cara buat menjahili musuhnya itu.
Seperti ada bola lampu yang menyala di otaknya, Cia mendapatkan ide untuk membangunkan Arkan.
Cia pun mengambil 1 buku tebal dari rak didekatnya, lalu dalam hitungan ketiga dia menjatuhkan nya dengan keras.
BUKKKKKK
"Anjing monyet kesasar!" Latah Arkan saat mendengar suara itu yang membuatnya terpaksa terbangun.
Dia pun mengelus dadanya lalu menatap gadis disampingnya yang berdiri dengan tangan yang dilipat didepan dada tak lupa dengan senyuman lebarnya yang terlihat menyebalkan bagi Arkan.
"LO?!" Kata Arkan ngegas
"Iya gue, napa? Kangen?" Tanya Cia dengan senyuman yang masih terpantri diwajahnya.
"Lo gilak ya? Asal banting buku aja. Kalo lo ada masalah ama buku jan lampiasin ke gua dong!" Cerocos Arkan yang membuat Cia kesal sendiri.
"Lo bacot bener dah! Lagian lo lebih gilak, asal tinggal gue dipinggir jalan yang sepi bin gelap" kata Cia ngegas yang membuat raut kesal Arkan berubah menjadi raut jahil dengan smirk.
"Gak usah smark smirk gak jelas lo! Asal lo tau, smirk lo itu bukannya nakutin tapi malah nyebelin tau" kata Cia.
"Lah bodo. Sekarang gue mau tanya deh" kata Arkan
"Nanya apaan lo?" Tanya Cia angkuh. Arkan pun mendekat yang membuat Cia mundur langkah demi langkah namun langkah nya terhenti karna dia sudah mentok ke meja.
"Lo ngapain deket-deket?! Jan jangan lo napsu ya ama gue?" Tanya Cia kesal karna wajah nya dengan wajah Arkan sangat dekat.
"Gue cuma mau nanya, semalem lo dah dijebolin ama tuh preman-preman?" Tanya Arkan yang membuat Cia membelalakkan matanya lalu mendorong kuat Arkan.
"Dasar gak waras, gila, sinting, autis, stress! Lo pikir gue apaan? Sorry ya, perawan gue ini mahal, lebih mahal dari idup lo kambink" kata Cia ngegas.
"Ck, bullshit" kata Arkan yang membuat Cia geram
"Bodo Kan bodo!!! Serah lo. Eneg gue liat muka lo" kata Cia lalu beranjak pergi namun ditahan oleh Arkan.
"Ehhh jan pegang-pegang! Corona" kata Cia lalu menepis tangan Arkan.
"Yaelah, yang ada gue kudisan dipegang ama lo" kata Arkan
"Dih! Aneh" kata Cia
"Bacot" kata Arkan lalu mendekat pada Cia lagi.
"Lo mau ngapain lagi sih?" Kata Cia lalu mendengus kesal.
"Lo. Diem" kata Arkan serius yang membuat Cia menelan kasar Saliva nya.
20 cm
15 cm
10 cm
5 cm
2 cm dan.........
Pakkk
"Awwwww!!!" Teriak Cia yang merasakan jidatnya dipukul Arkan
"Ehh Tadi gue pikir ada nyamuk taunya cuma halusinasi gue aja!" Kata Arkan lalu lari meninggalkan Cia yang sebentar lagi akan mengeluarkan jurusnya.
"ARKANNNNNNNNNN!!!!!!!!" Teriak Cia, sedangkan yang diteriakin hanya tertawa gak jelas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments