Pertemuan Yang Tak Seharusnya

Diperjalanan menuju cafe, Tasya sibuk memainkan ponsel dan sesekali dia melihat ke arah jalan. Jalanan begitu sepi bahkan suara jangkrik pun dapat terdengar.

"Tolong lepaskan aku" Tasya memalingkan arah dimana letak sumber suara tersebut.

Kakinya mulai bergetar, namun dia tetap melangkah ke arah sumber suara dimana terdapat gang kecil disana. Dia mengintip dibalik tembok, tampak empat pria yang dimana salah satunya merupakan korban.

*Apa yang mereka lakukan di gang kecil ini?* Batin Tasya.

Saat Tasya memperhatikan wajah mereka, alangkah terkejutnya dia, saat menyadari kalau salah satu diantara mereka adalah Ava.

"Melepaskanmu?, baiklah" Ava menodongkan pistol ke arah dahi pria malang tersebut.

DOR DOR

Suara tembakan itu membuat Tasya membekap mulutnya dan berusaha meninggalkan tempat tersebut namun kakinya bergetar hebat dan tak segaja menginjak kaleng sehingga menimbulkan suara.

"Siapa disana!" teriakan salah satu anak buah Ava

Karena dilanda rasa takut Tasya berlari sekuat tenaga tanpa melihat arah, seperti banteng kehilangan arah.

Sesampainya di jalanan besar dia melihat sebuah taksi dan segara melambaikan tangannya. Taksi pun berhenti tepat di depan Tasya, Tasya segara masuk kedalam taksi dan menutup pintu.

"Fyuhhh" napasnya ngosngosan, dia memejamkan mata, dia takut kalau Ava dan anak buahnya akan mengejarnya.

"Kita akan kemana nona?" pak supir taksi pun membunyarkan pikiran Tasya.

"Tolong antarkan saya ke alamat ini pak" pinta Tasya sambil meperlihatkan alamat rumah Desi.

Tasya memustuskan untuk pergi ke rumah Desi karena dia masih merasa ketakukan akan hal yang dia lihat tadi.

"Baik nona" jawab pak supir

Disisi lain tampak wajah tampan dan tajam dengan senyuman devilnya.

"Biarkan saja dia" suruh Ava pada bawahannya dengan nada dingin

"Baik tuan" kedua bawahannya menunduk dan patuh kepada Ava, mereka tau jika mereka berani membantah Ava sama saja dengan mencari mati.

"Urus mayat tidak berguna ini" Tanpa ekspresi Ava meninggalkan kedua anak buahnya.

Ava mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi menuju ke mensionnya.

*Dasar gadis bodoh, beraninya kau bermain-main denganku* Ava menyeringai dengan tatapan tajam sambil memukul batang stirnya.

Ava tau siapa wanita yang mengintip tadi dan apa yang telah dia lakukan tadi.

Ava semakin melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh.

-MENSION AVA-

Masion Ava yang megah bak istana itu dan tak lupa juga dengan kecanggihannya sehingga membuat para musuh tak bisa menerobos masuk.

Nampak Ava keluar dari mobil sportnya yang mewah dengan harga miliaran, disana para maid berderet di samping jalan sedang menyambut Ava.

Ava hanya melenggang masuk tanpa menghiraukan para maid yang memberinya salam dan diikuti oleh asistennya. Ava menggunakan lift menuju ke kamarnya karena kamarnya terdapat di lantai 5 dan jika dia menggunakan tangga itu akan terlalu memakan waktu.

Dia berdiri di depan lift dan tak lupa asistennya menekan tombol 5 dan lift pun terbuka, Ava memasuki lift dengan ekspresi yang tak pernah berubah yaitu wajahnya yang dingin dan tatapannya yang tajam.

TING

Suara lift terbuka, dan disini juga terdapat para maid bederet memberi salam pada apa

"Selamat datang tuan" ucap para maid.

Ava hanya melangkahkan kakinya tanpa menghiraukan sapaan itu, dia membuka pintu kamarnya dengan memperlihatkan wajahnya, maka pintu akan terbuka.

Ava masuk ke dalam kamarnya yang megah namun terkesan elegan dengan bernuansa black dan silver. Ava merebahkan tubuhnya ke kasur sambil memikirkan rencana apa yang akan dia lakukan selanjutnya pada gadis yang berani mengintipnya tadi.

Terpopuler

Comments

Vanes Vaneza

Vanes Vaneza

rumahnya berlantai 10 kaya apartemen aja

2021-04-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!