Nikolai mengambil napas untuk menenangkan diri dan terpaksa mengalihkan perhatian pada persoalan di depan mata.
"Kalau bukan demi proyek balon laut kerang ajaib sialan ini."
Alfred, Leonardo dan Ivanno tenggelam diantara keributan setelah Sang Mama Alfred, seorang wanita yang terlalu rupawan menangis melihat anaknya sudah pulang dari Amerika tanpa pernah berkabar. Nampaknya ada perseteruan diantara keluarga itu sehingga, sebagai sahabat yang baik, Nikolai memilih untuk lari secara bersih, tidak bersuara, tanpa rasa bersalah, sungguh mengagumkan.
Sebuah pertunjukan seni tinggi untuk bersikap bodo amat. Atau memang dasarnya saja sungguh dengan bijaksana, Nikolai tidak memiliki empati pada kawannya sendiri. Menakjubkan bukan?
Sekarang, Nikolai yang masih berusaha mencari cara agar Robag Q1 serta Robag Q2 miliknya yang terdampar di suatu tempat di Hotel kelewat megah ini untuk sampai ditangannya. Ada semacam perangkat khusus yang ia keluarkan, dulu disebut Ponsel pintar sekarang jauh lebih populis disebut 'GlassLess' atau disingkat GL, desain lebih halus biasa dirancang sesuai kebutuhan dan keinginan pengguna, terlebih GL bisa digulung lalu bisa kamu simpan di saku celanamu.
"Halo tampan, apa mereka kawan-mu?" suara wanita memaksanya untuk berbalik.
Nikolai berusaha menutupi keterkejutannya atas pesona dua wanita yang ia lihat, walau sebenarnya Nikolai tidak mengenal wanita yang memanggilnya, tapi dusta terbesar abad ini jika ia tidak mendapati paras menarik dari kedua wanita yang menghampirinya.
Salah satunya memasang wajah paling garang dan sepertinya paling dihindari Nikolai, disamping kiri, sosok wanita yang lebih santai dan terlihat tidak ada masalah.
sedikit yang Nikolai ketahui bahwa dua wanita itu bukan sembarang orang, ia memiliki anting-anting dengan batu meteorit yang sangat mahal, terlalu mahal hingga bisa membuat Nikolai ingin muntah.
Yang Pemuda itu tidak ketahui, Pertama muncul sang nona yang hebat- Vianna Krud, lalu seorang lagi anggota famili bernama Lucia Krud, didampingi kedua pekerja hotel yang menenteng sesuatu.
'Wanita kelas atas' bisik Nikolai dalam hati. Bagaimana tidak, nona itu membawa dua pekerja untuk menenteng Robag, padaahal bisa mereka bawa sendiri. Kelihatannya kedua Robag konslet, asap dimana-mana. Karena ini aku benci keramaian, gerutu Nikolai.
"Kau tidak berpikir mempekerjakan mereka terlalu berat dude?" Vianna memasang wajah masam.
Kedua pekerja hotel meletakkan Robag Q1 dan Robag Q2 diatas meja depan Nikolai. Ia masih berpikir kedua robot pembawa barang ciptaannya ini memang sampah.
"Mereka adaptif" bela Nikolai. Jelas sekali Robag Q2 sudah kehilangan kontrol, tiba-tiba melompat dari ketinggian 70kaki sehingga mengagetkan pengunjung di halaman depan, berserakan dengan konsleting listrik disekitar robot malang yang bahkan tidak berbentuk tersebut.
Robag Q2 terlihat jelas telah tiada, hanya sisa kepingan metal, sungguh robot yang malang.
"SORRY!" teriak Nikolai pada pengunjung yang mendapati serpihan robot naas berhamburan di depan para pengunjung.
Lucia berterimakasih pada para pekerja yang sudah membantu membawa robot-robot tersasar tadi dan meminta mereka untuk bubar, namun Vianna bukan karakter yang menahan omongannya.
"Kau sebut itu adaptif? Tuan penyiksa robot dan penambah pekerjaan karyawan hotel?" tunjuk Vianna ke serpihan metal di lantai dasar.
Nikolai tampak tidak mau kalah "Perlu banyak penambahan program, semua juga tahu jika robot terbaik lahir dari ratusan robot rusak" ujarnya.
Lucia hanya memperhatikan ketidak-sukaan Vianna terhadap orang asing ini, "Aku harap masih bisa diperbaiki" tapi Lucia nampaknya tertarik pada Robag Q1, mendekat dan memperhatikan tiap detilnya.
Vianna adalah kebalikannya "Ya ya ya program, kode, notes, bla bla"
"Mereka menggemaskan" puji Lucia dengan tulus.
Jujur saja, kalau memang benar sekarang Nikolai menggunakan Air Gear dikakinya, ia bersumpah akan melompat dari gedung ini, terjun bebas dan melesat tanpa berpaling sekarang juga untuk menghindari dua wanita asing yang mengusik ketenangan sesaat yang begitu ia hargai. Namun sayangnya, ia mesti terjebak , duduk dan meladeni dua mahluk yang ia benci dari antah-berantah.
"Tidak ada yang mengatakan itu sebelumnya, kupikir mereka mirip kelelawar berbadan plantipus berkaki gurita" ejek Nikolai pada robotnya sendiri.
Robag Q1 membuka empat lensa matanya, berusaha memperhatikan Vianna dengan badan metalnya yang konslet, lalu ia membunyikan suara seperti kicauan Twitter jaman dulu, klasik. Okeee sepertinya robot juga bisa merayu,,,
"Apa dia berusaha berbicara padaku?" tanya Vianna.
Nikolai tidak percaya Robag bisa menaruh perhatian pada manusia, dan ia baru tahu Robag juga bisa menggoda, "Tidak abaikan saja, dia rusak. Ciptaanku yang ini memang bermasalah" ujarnya sederhana.
Lucia terkagum-kagum, "Kau menciptakan robot juga? Ivan pasti senang bertemu denganmu"
"Kami sudah bertemu" jawab Nikolai.
Lucia tersenyum, "Kamu sudah bertemu Kakakku?".
Nikolai terkejut, kakak? Apa dia puteri keluarga Krud?
"Vianna! Lucia! Kalian sudah bertemu Nikolai?" seru Alfred.
Seketika Orang ***** pun dapat melihat ekspresi Lucia yang langsung berubah setelah mendengar suara maskulin yang ramah dari tengah keramaian. Alfred memiliki perawakan yang langsing dan tidak terlalu tinggi, sensual tapi sangat menyejukkan, pria bermata zambrud dengan kulit bersih serta senyuman lembut yang dapat membuat darah Lucia bergejolak hanya karena seulas senyum tulusnya, apalagi ia berteriak dengan suara yang menggetarkan jiwa.
Vianna dalam mood yang buruk semenjak bertemu dengan pemuda asing satu ini. Dia tidak berhenti memasang wajah jengkel, kalau saja tidak, ia akan langsung menggoda Lucia dan Alfred. Untungnya, Vianna langsung menemukan Leonardo dan Ivanno yang asik berbincang tidak jauh dari Alfred.
Vianna memanggil mereka, "Siapa dia" tanya ketus Vianna sambil melirik Nikolai.
Alfred memeluk Vianna dan Lucia secara bersamaan, "Aku rindu kalian!" serunya.
Lihat Lucia malang kita yang bisa saja pingsan detik itu juga, untung saja Vianna langsung melepaskan pelukan sambil memberi isyarat menunjukkan ketidak-sukaannya pada pria berwajah datar dengan robot naas terkapar dimeja kaca.
Leo dan Ivan memandangi Robag Q1 "Kau membuat ini?" tanya ivan.
Nikolai mengangguk. Ivan tersenyum geli sambil memainkan ekspresi ketertarikannya yang terlihat sedikit usil namun berkarisma.
"Dia teman Kampusku, Kenalkan! Niko kemari!" panggil Alfred,
Nikolai maju dan membungkuk sopan, "Nikolai Salvik, maaf membuat kalian resah dengan Robag Q1 & Q2" ujar Nikolai sambil memberikan postur sopan santun.
Sayangny. Vianna terlanjur membenci orang ini, ia tidak mempedulikan salah satu 'freak' seperti saudaranya Ivan.
Vianna terpaksa berkenalan seadanya, "Vianna Krud, dia saudariku Lucia Krud".
Lucia memberikan senyuman dan isyarat pada Nikolai untuk memaafkan sikap saudarinya.
Disisi Lain, Leonardo sepertinya harus kembali ke acara utama, "Aku sudah mendengar dari Alfred dan paman Rollo, dia akan tinggal bersama kita"
"Apa!?" Vianna yang paling tidak setuju. Jelas
"Nice" balas Ivan merasa ada getaran dalam dirinya bergejolak.
Lucia menyentuh lengan kakaknya, leo "Apa Ibu dan Ayah tahu?"
Leo tersenyum dan mengangguk, mengusap kepala Lucia dengan lembut, "Tentu manis, Justru aku harus kembali ke dalam untuk melanjutkan acara selanjutnya. Kalian bisa pamit dan langsung bubar, aku akan mengurus sisanya."
Sebelum Vianna membalikkan badan, ia memandangi Nikolai dengan wajah kebencian. Nona satu ini selalu membenci siapapun dengan begitu mudah, "Siapa sebenarnya orang itu, aku tidak menyukainya." bisik Vianna pada saudaranya ivan yang terlihat sebaliknya
"Aku menyukainya" bela Ivan. Tentu saja, mereka satu frekuensi.
Vianna memutar mata,"Kalian bisa membuat kultus teknologi bersama dan mulai menciptakan Pokemon."
"Ide bagus Vi" skak ivan.
"Uuggh,,, Luci!" Vianna baru sadar, mengapa Lucia dari tadi tidak berkutik. Anak gadis malang! Ia berdiri seperti patung setelah mengetahui dirinya habis dipeluk pangeran pujaannya! Ayolah abad 22 sudah di depan mata dan anak itu masih dihantui cinta kasmaran yang takut untuk menunjukkannya langsung.
"Sampai kapan anak kucing kita terjebak dalam cinta bertepuk sebelah tangan" desah Vianna pada Ivan yang mulai membuka GL besar dari sakunya.
Ivan berbisik "Halo? Kamu tidak lihat siapa dia?" mengarah ke Nikolai.
Nikolai sibuk mengotak-atik Robag Q1.
"Penganggu" jawab Via.
Ivan mengerutkan dahi "Eits, sejak kapan saudariku kehilangan cara pandang emas?"
"Sahabat Alfred satu-satunya." tambah Ivan.
Oh sialan, Vianna nan cemerlang mulai menyadari bagaimana ia bisa membantu hubungan Alfred serta Lucia menjadi kenyataan dan bukan sekedar dongeng jaman dulu
"Sialan Van" desis Vianna.
"Kita bertiga kembar vi, kita berpikir dengan jalan yang kurang lebih sama" ujar Ivanno.
Next--->
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Shelinda A
Kalau Kalian ada di tahun 2038, Robot Seperti apa yang kalian inginkan?
2020-11-27
0