Aldi baru saja sampai dirumahnya tepat pukul 4 sore. Namun siapa sangka saat melewati ruang keluarga dia langsung dihadang oleh sang mama, bahkan papanya pun berada disana.
"gimana gimana, sukses kak, Anita bertanya dengan heboh, sementara Hendra hanya tersenyum melihat tingkah istrinya
"apasih ma, apanya yang sukses?, tanya balik Aldi pura pura bodoh".
"ais, ya makan siang sama caman mama lah apalagi coba, jawab Anita malas".
Aldi mengernyitkan dahinya
"caman? apa sih caman ma?".tanya Aldi lagi
"calon mantu kak, masak gitu aja ga ngerti sih, sewot Anita.
Aldi terkekeh mendengar suara mamanya yang sudah mulai terdengar jengkel. Dia hanya memberi jawaban senyum, melenggang melewati sang mama.
"kak, ish malah kabur, gimana makan siang dengan anaknya ibu Sintia?"
Sontak pertanyaan mamanya menghentikan langkah Aldi, darimana mamanya tahu nama bundanya Aira. Apa mungkin Anita memata matainya, batin Aldi. lalu ia berbalik menghadap mamanya.
"bagaimana mama tau, jangan jangan mama memata matai Aldi ya, ayo ngaku aja, desak Aldi pada mamanya.
"heheheh, enggak kok, jadi gimana apa kita lamar besok saja, ajak Anita".
"iya Al, lagipula kamu sudah sangat pantas berumah tangga, impian tentang cita cita dan kerjaan sudah kamu capai tinggal rumah tangga saja, Hendra ikut menempati".
"ma, pa, jangan kepo deh, Aldi ga deket kok sama Aira"
"oh, namanya Aira, pasti dia cantik seperti Sintia, sahut Anita.
"mama kenal tante Sintia, tanya Aldi pada Anita".
"mama hanya pernah beberapa kali beli baju dari butiknya, kenal sih tapi tidak akrab akrab banget, tapi kalau kamu memang serius kami siap melamar Aira untukmu, ucap Anita kembali heboh".
Aldi yang merasa makin malas, berlalu meninggalkan kedua orang tuanya tanpa menghiraukan panggilan keduanya. masuk kedalam kamar kemudian menyegarkan diri dengan mandi dan mulai naik ke ranjangnya. pikirannya menerawang ke makan siang tadi, melihat sikap orang tua Aira, ia merasa memiliki harapan, namun sikap Aira seakan membuatnya penasaran, mungkinkah ia seolah menolak karena sudah memiliki kekasih?, entahlah, Aldi tak mau memikirkannya, mungkin ia harus sedikit berusaha jika ingin mendapatkan gadis itu, bathinnya.
Dirumah Aira
Di dalam kamar Wisnu dan Sintia
"bun, seandainya Aldi menjadi mantu kita ayah akan senang sekali, ucap Wisnu.
"bunda juga sama yah, tapi ayah tahu sendiri kan Aira sudah punya Angga, dan mereka saling mencintai, sepertinya tidak mungkin Aira akan menyukai Aldi, sahut Sintia.
Wisnu kelihatan berfikir sejenak sebelum menjawab pernyataan Istrinya.
"bun, cinta memang harus diperjuangkan, tapi ayah rasa tidak ada salahnya Aira membuka hati untuk orang lain, toh jodoh tidak ada yang tahu kan, lagipula mau menunggu sampai kapan lagi, sampai jadi perawan tua begitu?, ayah sebenarnya menyukai Angga, tapi melihat anak kita, ayah berfikir seharusnya Aira sudah memiliki anak sekarang, teman temannya saja sudah menikah semua, kita juga sudah semakin tua, ayah ingin melihat Aira bahagia, melihat cucu kita, apalagi Aira anak kita satu satunya, seandainya ada yang melamar anak kita, ayah akan menerimanya. jawab Wisnu agak sendu.
Sintia tersenyum, ia mengerti akan kekhawatiran suaminya
"Ayah tidak usah terlalu banyak berfikir, semua sudah ada yang mengatur, kita hanya perlu menjalaninya dengan baik, entah Aira akan berjodoh dengan siapa kita hanya bisa mendukung".
"iya bunda benar, semoga dia akan mendapatkan suami yang benar benar menyayanginya dengan sepenuh hati.
"iya yah semoga saja, sekarang ayo kita tidur ini sudah malam".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Lyta Rahma
semangat thor.
2021-03-07
0