Setelah hari dimana Aldi mengantar Aira pulang, saat itu pula ia menyukai gadis itu. Ya selama ini Aldi tidak pernah memikirkan masalah wanita, Dia selalu fokus akan mencapai cita - citanya untuk menjadi seorang dokter. Bukan berarti Dia tidak normal, tetapi ia lebih mementingkan cita - citanya dulu, jika impiannya sudah tercapai maka dia akan memikirkan masalah pendamping hidup. Aldi merasa tidak perlu untuk berpacaran, apabila dia menemukan seseorang yang cocok dia akan langsung mengajaknya menikah. Itulah prinsipnya.
"Pagi ma, sapa Aldi pada Anita mamanya". Ia langsung duduk di meja makan.
"Pagi juga kak, mama lihat belakangan ini kamu senang sekali, ada apa? tanya Anita".
"Emh, masa sih ma, biasa aja deh".
"Mama tahu betul kamu kak, apa kamu sudah punya calon istri?, tebak sang mama".
Aldi hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan sang mama
"nah, betul kan, ayo kak siapa orangnya, apa perlu kita lamar hari ini? heboh Anita".
"Mama apaan sih ma, baru juga kenal kok, belum dekat".
" Kak, kamu harus gercep, inget umur loh kamu itu sudah masuk kategori perjaka tua loh, goda sang mama".
Aldi langsung mendelik mendengar ucapan sang mama, apa katanya tadi perjaka tua, astaga, umurnya saja baru 29 itupun baru genap bulan depan,
"Ma, kakak bukan perjaka tua ya, baru juga 29 itupun bulan depan, jawab Aldi malas".
"Ya sama saja kak, jangan sampai malah jadi perjaka lansia. lanjut Anita
Aldi mendengus kesal, ucapan mamanya sudah agak keterlaluan.
"Ada apa sih pagi-pagi sudah ribut, tanya Hendra, Papa Aldi yang baru turun dari tangga.
"Ini pa, si kakak sudah punya calon, tapi ga mau kasih tau mama, padahal mama siap buat lamar calon mantu mama, jawab Anita antusias".
"Bener itu kak, siapa? Hendra ikut-ikutan heboh".
Aldi memutar matanya jengah, mama dan papanya sama saja, bathinnya.
"Belum pa, masih berusaha Pdkt, doakan saja"
" Baiklah semoga berhasil".
Aldi tersenyum mendengar sang papa memberinya semangat. Setelah sarapan ia pamit untuk pergi ke rumah sakit. Dalam perjalanan ia sempat berhenti didepan sekolah Tk yang mana disana ada seseorang yang selalu menarik perhatiannya. Sudah beberapa hari ini Aldi sering berhenti didepan Tk itu, bukan tanpa alasan karena dia selalu memperhatikan Aira. Setelah hari dimana ia mengantarkan Aira dan Dion pulang, ia semakin tertarik pada gadis itu. Gadis pertama yang mencuri perhatiannya, gadis pertama yang membuatnya berdebar-debar dan gadis pertama yang ia harapkan bisa menjadi pendamping hidupnya. Aldi tersenyum dari dalam mobil, setelah puas memandangi Aira ia melanjutkan perjalanannya ke rumah sakit.
Hari hari dilalui Aira seperti biasa, dia bekerja sebagai pengajar di Tk Amanah, setelah pulang bekerja dia akan membantu sang bunda untuk menjaga butik milik bundanya. Aira adalah anak pasangan Wisnu Adinata seorang PNS Kabupaten, dan Sintia yang memiliki sebuah butik, meski kecil tapi cukup ramai dan banyak peminatnya. Sedangkan Dia sendiri memilih menjadi Guru Tk karena dia memang suka anak anak. Aira memiliki sifat ramah, dan keibuan, wajar jika banyak murid yang sayang padanya.
Siang itu Aira baru pulang bekerja, Ia memilih untuk istirahat sebentar dikamar sebelum ke butik sang bunda. Ia merebahkan tubuhnya di atas kasur, kemudian ingatannya menerawang pada sang kekasih yang belakangan ini tak memberinya kabar. Membuka laci kamarnya, ia mengambil benda kotak lalu membukanya, memandang benda itu dengan sendu. Cincin pemberian Angga, kekasih Aira, sebagai bukti pengikat cinta mereka. Namun belakangan Ia mulai resah karena sang kekasih hilang bak ditelan bumi.
"Kamu dimana kak, 5 bulan kamu mengabaikanku, apa kamu akan mengingkari janji kita?". Tanpa terasa air matanya mengalir begitu saja, dadanya terasa sesak, hingga tanpa sadar ia terlelap sambil memegang cincin dari Angga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
anggita
skedar mampir sma bwa like👍
2020-12-20
0