"Lo pasti bisa!" begitulah dukungan Kesya kepada sahabatnya untuk menjauhi Danial. Danial si cowok dengan sejuta misterius dan memiliki paras tampan memikat semua kaum hawa yang melihat nya.
Kedua anak manusia itu duduk dengan santai membelakangi Danial yang sekarang berada di paling pojok kantin bersama gerombolan teman-teman nya. Danial lebih suka bergaul dengan senior dari pada teman seusianya. Lebih tepatnya mereka anak buah Danial. Seperti yang bisa dilihat sekarang juga. Danial dengan santai menatap ke arah Anja, namun gadis itu pura-pura tidak melihatnya dan membelakangi nya.
"Bos gadis lo kok tumben cuek? biasanya malu-malu kalau lihat lo?" ujar salah satu anak buah yang meminum minuman soda dengan santai nya.
Danial memicingkan matanya kembali melihat punggung gadisnya yang gemetar, namun seperti nya, gadisnya melawan rasa ketakutan itu dengan mengobrol bersama sahabat nya.
"Kok aku takut ya?" tanya Anja memegang tangan Kesya. Kalau Kesya tidak mengajaknya ke kantin, pasti Anja lebih baik ke perpustakaan untuk membaca buku dari pada di sini melihat tatapan Danial yang menyeramkan.
"Tenang ajha."
"Semoga dia ngak nyamperin kita Sya. aku beneran takut."
"Bos! lo ngak nyamperin gadis lo?"
"Biarkan dia bermain-main terlebih dahulu. Gue mau lihat sampai seberapa keberaniannya."
"Gadis lo polos banget. Gampang di kibulin," ujar anak buah Danial yang berada di dekatnya.
Karena dia polos, gue ngak akan segan-segan menyakiti orang yang berani menyentuhnya
"Setelah ini gue ngak akan biarin gadis Atmaja itu tidur dengan nyenyak, karena berani menghasut gadis gue," aura Danial seakan mencekam. Anak buahnya tidak berani berkomentar lagi. Mereka hanya mengangguk sebagai tanda penghormatan.
"Udah jangan dipikirin! sekarang lo makan tuh bakso lo. Keburu dingin ngak enak," Kesya menggeser mangkuk bakso di depan Anja, gadis itu langsung dengan sigap menerimanya dan menumpahkan lumayan banyak sambal di mangkuk bakso tersebut.
"Terlalu banyak Anja! nanti lo sakit perut."
Anja menggeleng dan langsung memakan bakso tersebut. Biarlah! sekalian obat dari patah hatinya. Danial yang melihat hal itu langsung geram dan langsung mengepalkan tangannya.
"Lo serius ngak apa-apa?" tanya Kesya khawatir.
Tidak ingin memakan waktu lama. Anja langsung membela cilok yang ada di dalam mangkuk tersebut. Uhh... lihat saja sangat merah air kuahnya. "Mari kita maka..."
Prang.
Semua mata sekarang tertuju kepada Danial. Anja melongo tidak percaya, sejak kapan Danial pindah ke dekatnya dan baksonya... Baksonya tumpah dan ini karena Danial yang seenak jidat nya melempar mangkuk baksonya.
"Ikut aku!!" Danial menarik tangan Anja dengan lembut agar gadisnya tidak ketakutan. Tapi, tetap saja mata lentik itu terlihat sedih melihatnya.
"Danial lepasin tangan aku!" ujar Anja lemah, Danial membawanya sekarang ke dalam ruangan khusus di sekolah tempat dirinya biasanya melakukan aktivitasnya ketika bosan di kelas.
"Ak_aku laper. Kenapa baksonya di buang?"
"Nanti aku belikan makanan yang sehat buat kamu," ujar Danial memapah gadisnya dengan lembut duduk di sopa ruangan itu.
Anja mengangguk namun air matanya jatuh melihat perlakuan Danial yang sangat lembut kepadanya, sedangkan dirinya jahat selalu menuduh Danial ingin menyakitinya.
"Maaf," cicitnya menunduk.
"Kamu kenapa jauhin aku?" tanya Danial mengangkat dagu gadisnya sehingga sekarang terlihat jelas raut wajah kesedihan Anja melihat dirinya.
"Kamu gadis aku sayang. Jangan pernah berpikir aku akan menyakiti kamu."
"Aku takut kamu jahat dan ninggalin aku. Kamu juga ngak pernah bilang cinta sama aku. Terus kamu or..."
"Bos ini makanannya," ujar anak buah Danial membawa sebungkus roti dan nasi lengkap dengan air putih dan susu kesukaan gadisnya.
"Udah! jangan dipikirkan lagi! kamu makan dulu! nanti aku jelaskan semuanya."
Anja mengangguk dan Danial mulai membuka kantung keresek tersebut. Danial terlebih dahulu menyuapi gadisnya dengan nasi bungkus setelah itu memberikan gadisnya minum air putih.
"Manja banget sih kesayangan aku."
"Aku kesayangan papa sama mama ku," ujar Anja menyedot susu kotak pembelian Danial.
"Besok aku halalin kamu secepatnya."
"Anja mau jadi dokter dulu. Ngak boleh menikah dan ngak boleh paca..."
"Iya aku mengerti. Sekarang di minum habis susunya supaya pintar," ujar Danial dengan gemasnya mengacak pelan rambut gadisnya.
Kamu kasih aku obat apa sayang? sehingga bisa buat aku luluh seperti ini? kamu gadisku. Gadis kesayangan aku.
"Kata kak Mita. Aku harus sekolah tinggi-tinggi biar menjadi kebanggaan mama papa."
"Iya. Besok kita bersama-sama membahagiakan keluarga kita masing-masing."
Anja tersenyum mendengar perkataan Danial yang pengertian, dan kembali mengambil roti lapis tersebut untuk mengganjal perut karetnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Masih bovah udah obsesi, ntar meningkat dewasa udah nosan malah di selingkuhin..
2023-11-03
0
Qaisaa Nazarudin
Waah Danial menantang Andra nih..
2023-11-03
0
EVA WINARTI
ada yg tau nama asli pemeran prianya ga?????
2022-02-13
0