"Senyuman kamu tuh ibarat susu bendera.
Nikmatnya hingga tetes terakhir!
Ctak
"Gombal lo itu basi," cetus Kesya menjitak kepala teman cowoknya.
Cowok itu meringis memegang kepalanya, namun tidak akan membuatnya jera.
"Bangsat!! sakit tahu."
"Minggir lo!! artis mau lewat."
Kesya dan Anja menggeser bangku dan mulai mengambil peralatan belajarnya, kerajinan, itulah seorang Anja Adelia. Mengerjakan PR di sekolah, syukur jam terkahir, kalau jam pertama bisa mampus.
"Orang lain kalo nge-PING!!! abang, palingan cuma bunyi sama getar doang.
Giliran neng yang nge-PING!!! Jiwa raga abang gempa bumi berpotensi tsunami neng."
"ASEK!!"
"Tembak bro."
"Cuit!! Cuit!!"
"Pj PJ PJ bro."
suara teriak para murid dan bersorak ria mendengar gombalan Angga tulus dari hati untuk Anja, sedangkan orang yang di gombalin ngak peduli. Angga cukup ganteng sih, sayang otaknya miring.
"Woy Angga!! lo ngak ada kapok-kapoknya ya, gangguin kita."
"Gangguin lo? pede, gue lagi rayu Anja kalek."
Ctak. "Anja nya lagi sibuk mending lo keluar deh," Kesya sudah jengah dengan kelakuan Angga. Dasar cowok ngak tahu malu.
"Hem baiklah, gue nyerah, lo lagi ngerjain apa?" tanya Angga serius.
"Sejarah."
Angga ber-oh ria. Namun, langsung membuat rencana kembali. "Anja!!" panggil Angga. Anja menyahut. "Iya," singkat Anja masih menulis tugasnya.
"Singkat amat neng."
"Lo mau apa sih ahh?" kini Kesya kembali ngegas. "Nganggu ajha lo, pergi sana!!"
"Oke gue akan pergi setelah gue selesaikan tugas gue hari ini."
Angga berdiri di atas meja dan semua anak-anak yang ada di kelas memperhatikan si Angga yang gila.
"Aku mau cinta kita seperti pelajaran sejarah yg selalu dikenang sepanjang masa."
"I love you Anja Adelia!"
"Basi!!" cetus Kesya melempar Angga dengan penghapus, sedangkan Anja tidak peduli. Toh ada Kesya yang akan membelanya.
****
Di tempat yang lain. Danial sibuk dengan permainan di ponselnya, masuk kelas sangat membosankan baginya, namun tiba-tiba dirinya kepikiran seorang gadis. "Aku merindukanmu baby." Danial memutuskan untuk menemui sang pemilik hati.
Brukk.
"Maaf kak!! Anja ngak sengaja."
"Nama lo Anja?" Anja tersenyum dan mengambil buku sejarahnya, dia ingin mengerjakan PR nya di taman sekolah agar tenang.
"Hello!!"
Ahh!! Anja kaget. "Maaf kak, kakak ngak marah kan sama Anja, beneran ngak sengaja."
Gemes banget nih cewek, batinnya kagum
"Kenalin nama Gue Septian." Septian menjulurkan tangannya, namun Anja enggan untuk membalasnya.
"Aku Anja Adelia," Anja ingin pergi dari sini, namun cowok itu terlalu kepo dengannya. "Maaf kak!! Anja duluan."
"Ethh!!" Anja menepis tangan Septian, "Maaf!! gue ngak sengaja," Septian merasa bersalah, pasti setelah ini Anja akan membencinya.
Sedang Danial menggepalkan tangannya melihat adegan itu, brengsek, beraninya cowok itu memegang sang gadis. "Gue akan kasih perhitungan ke lo," tersenyum licik meninggal lorong sekolah.
***
"Sayang!! pelan-pelan, nanti jatuh."
"Aku bisa sendiri sayang," Mita mencoba bangun namun. Mita meringis, sepertinya luka di pundaknya belum sembuh total.
Andra menggendong Mita, cukup baginya Mita menolak untuk di bantu dari tadi. "Aku bantu sayang, jangan banyak tingkah." Mita mengangguk dan di bantu duduk oleh Andra.
Tok. Tok. Tok.
Andra mendengan suara pintu di ketuk. "Masuk!!"
"Kak MITA." Teriak Anja langsung memeluk kakaknya.
Andra menatap tajam ke arah Anja dan temannya. Teman cowok Anja. Aura nya sama seperti dirinya.
"Kamu sama siapa ke sini?" tanya Mita memandang Anja yang masih enggan untuk melepas pelukannya.
"Kak Mita kangen tahu. Kak Mita ngak kenapa-kenapa kan??" tanya Anja khawatir.
"Hem... Itu pacar kamu ya?" ejek Mita melihat sekilas seorang cowok yang ada di belakang Anja. Namun aneh. Perasaan dari tadi Andra melihat ke arah teman Anja dengan tatapan menginterogasi. Mita bisa merasakan, mereka berdua sangat mirip.
"Ohh.. yang itu kak, itu tem_"
"Perkenalkan nama saya Danial." Hanya itu, tidak perlu memperkenalkan nama panjangnya. Danial masih membalas tatapan Andra. Bak saudara kembar.
"Tunggu dulu deh. Kak Andra sama Danial ada kemiripan, iya kan kak Mit?" Mita mengangguk dan melihat ke arah mereka sekilas. "Sama-sama ganteng heheh..."
"Kamu ini bisa ajha Anja," ucap Mita melihat tingkah Anja yang bercanda.
"Jujur emang mirip deh. Kak Andra itu Kulkas. kalau Danial itu Es batu. Jadi mereka berdua kembaran, sama-sama dingin."
Deg. Ada rasa takut ketika Mita mendengar perkataan Anja. Mita takut Danial teman cowok Anja itu sama seperti Andra seorang yang menyukai darah. "Apa Danial itu sama seperti Andra?? ya Tuhan, kenapa dunia ini sangat sempit, kenapa adikku harus bernasib sama denganku, semoga anak itu tidak menyukai Anja," batin Mita berharap.
"Hem... Kalian pacaran?" Mita masih penasaran. Anja menggeleng. "Pacaran?? ngak lah kak, kita ajha baru kenal beberapa hari yang lalu."
"Syukurlah. Besok aku kan kasih tahu Anja sebelum terlambat," batin Mita menghela nafasnya.
Danial mulai melangkah perlahan mendekati Anja dan tanpa di duga oleh Anja, Danial memegang tangan Anja lembut. "Anja itu milikku."
Andra juga mendekati Mita, Andra tahu Mita terkejut mendengar perkataan Danial, orang seperti mereka akan sulit kita lepas, karena kalau sudah mereka mengklaim kita menjadi miliknya, maka tamatlah riwayat kita.
"Danial mirip kan denganku?" Andra berbisik.
Ruangan rumah sakit tempat Mita di rawat menjadi sunyi dan auranya menjadi gelap. Andra menyeringai melihat kelakuan Danial, sama seperti dirinya ketika menginginkan Mita dulu, namun bedanya, Andra dulu cupu dan Danial cool dengan aura tampan yang sangat di kagumi oleh kaum hawa.
"Aku takut Ndra, Anja bisa dalam bahaya bersama Danial."
"Tenang, Danial tidak akan menyakiti Anja, anak itu terlihat terobsesi dengan Anja."
"Terobsesi?? itu semakin mengerikan," batin Mita terkejut dan rasa takut menyelimuti dirinya.
Mita menggeleng tidak terima, katakan dirinya egois, tapi itu demi kebaikan Anja, Mita tidak ingin adiknya yang sangat polos bersanding dengan Danial. Mita harus memberi pemahaman kepada Anja.
"Hem.. Ndra!! boleh aku berbicara berdua dengan Anja."
Andra mengangguk. "Boleh sayang, aku tunggu di luar," Andra keluar dari kamar Mita dan begitupun dengan Danial.
"Ada apa kak?"
"Kakak mau ngomong sesuatu dengan Anja, Papa mama ngak ke sini??" itu trik pertama.
"Mama, papa mungkin besok ke sini kak, soalnya kemarin mama papa liburan gitu, biasa hony moon, padahal mereka udah tua kan kak? dan lebih parahnya lagi Anja ngak di kasih ikut."
Mita memegang tangan Anja. "Anja!! kakak mau kamu jauhi Danial, bisa?"
"Emangnya Danial kenapa kak?" tanya Anja penasaran. Sebenarnya Anja sudah mengetahui Danial itu cowok yang berbeda, bisa dia rasakan, tapi Anja merasa nyaman, karena Danial tidak pernah menyakiti dirinya.
"Turuti pemintaan kakak ya? Anja jugak masih kelas 1 SMA kan, ngak boleh pacaran, harus fokus belajar, Anja ngak kasihan lihat Mama sama papa yang mencari nafkah untuk Anja sekolah, tapi Anja malah pacaran di sekolah."
Anja mengangguk, bisa di bilang Anja terlalu polos dengan permasalahan itu, maka dari itu Mita sangat menyayangi adiknya. "Oke kak, Anja akan usahakan ya," tersenyum menggemaskan.
Sedang kan di luar ruang rawat Mita. Andra dan Danial hanya melirik ke arah depan tanpa ingin menanyakan sesuatu. Tanpa ingin saling tegur sama dan dengan ucapan basa basi. Sampai akhirnya Andra yang lebih dahulu bersuara.
"Hem."
"Hem," balas Danial datar.
"Kamu kenal sama Anja sejak kapan??" baiklah, ini untuk pertama kalinya Andra kepo dengan masalah orang lain, itu semua karena Mita, Andra peka dengan raut wajah Mita yang menunjukkan kekhawatiran melihat Danial dekat dengan Anja.
"Dua hari yang lalu," singkat Danial datar.
"Kamu suka dengan Anja."
Danial menatap tajam ke arah Andra. "Dia gadisku."
"Saya hanya ingin menyampaikan sesuatu kepada kamu, Mita sepertinya tidak akan setuju adiknya yang polos bersanding dengan lelaki kejam."
Andra mencoba memancing emosi cowok itu, cowok yang masih jauh lebih muda darinya.
"Bukannya anda juga lebih kejam dari saya, tuan Andra Angkasa."
"Good!! kau cukup cerdas mengenaliku anak muda, kau jugak hebat."
Danial menyeringai. "Terima kasih atas pujian anda tuan."
Ceklek. Pintu di buka oleh Anja, Anja sudah selesai dari tadi dengan Mita. Mita butuh banyak istirahat saat ini, karena kondisinya masih lemah, dengan hari yang sudah lumayan siang. Anja memilih pulang.
Anja melirik Danial untuk pergi. "Ayok kita pulang."
Danial masih saling tatap dengan Andra dan berbalik arah mengikuti Anja. "Anak yang hebat. Ternyata dia sama seperti ku."
***
"Lo kenapa?" tanya Danial melihat Anja melamun semenjak keluar dari ruangan kakaknya.
"Ngak ada."
"Jujur sama gue!!" itu nada pemaksaan.
"Gue capek mau pulang."
Danial tiba-tiba menghentikan mobilnya.
"Kakak lo ngomong apa tentang gue?"
Anja gugup setengah mati, Danial memang hebat kalau soal ini. "Ngak ada kok," balas Anja berbohong, Anja takut Danial tersinggung.
"Jawab gue Anja Adelia!!" bentak Danial menatap tajam ke arah Anja, seperti tatapan membunuh.
"Gu_gue mau lo jangan dekat-dekat gue lagi, gue mau jauhin lo, gue mau fokus belajar."
Danial mencengkram bahu Anja dengan keras. "Jangan harap!!" Danial melepas cengkeraman nya dengan kasar.
"Lo siapa ngatur-ngatur gue, pacar jugak enggak, terserah gue dong."
"Lo berani sama gue," Danial mendekati Anja, Anja mundur perlahan, Danial marahnya mirip seperti iblis, tapi Anja hanya menduga ajha, dia juga ngak pernah melihat rupa iblis itu kayak gimana.
"Danial lo mau ngapain??" tanya Anja merasa takut melihat Danial menyeringai memandang dirinya.
"Mine!!"
Deg.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
OMG ternyata Andra,, Pantesan Mitha gak menyukainya, Tapi sayang Mit apa yg kamu takutkan malah itu yg berlaku..
2023-11-03
0
Qaisaa Nazarudin
Gimana cerita nya Anja bisa ketemu sama Danial?
2023-11-03
0
Qaisaa Nazarudin
Jiihhhaaaaa….Aseeekkk 💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻🤣🤣🤣
2023-11-03
0