"Kak Rafa!!" Panggil Rachel pada laki-laki remaja yang tangannya sedang terikat. Laki-laki yang tak lain adalah kakak kelasnya di tempat dia bersekolah. Oh betapa Rachel sangat mengenalnya, karena Rafa sang Most Wanted. Prestasi Rafa tak diragukan lagi, ditambah Rafa dikenal sebagai anak pemilik Yayasan. Wajahnya yang rupawan menjadi nilai Plus untuknya.
"Kak Rafa!!" Sekali lagi Rachel mencoba memanggil Rafa, karena sedari tadi laki-laki sepantarannya tak kunjung merespon panggilan Rachel. Apakah dia pingsan? Melihat Rafa sedang memejamkan mata dan tak kunjung merespon panggilannya membuat Rachel beramsumsi bahwa sang kakak kelas, sedang tidak sadarkan diri.
Hening!
Masih sama seperti pertama kali dia masuk kedalam ruangan ini, tidak ada suara apapun selain langkah kaki yang perlahan mendekat kearah ruangan tempatnya dan Rafa berada.
Sontak saja hal itu membuat Rachel sedikit ketakutan. Pasalnya, Rachel merasa dia sedang dalam bahaya terbukti dengan adanya Rafa ditempat menakutkan itu dalam keadaan yang tidak baik ditambah lagi dengan kondisi rumah yang terlihat misterius.
Tanpa sadar keringat dingin sudah membasahi pelipis Rachel. Akhirnya dengan sisa keberanian yang dia punya, gadis itu mencari tempat bersembunyi agar tidak ketahuan, tapi tiba-tiba saja Rachel mendengar seseorang memanggil namanya dengan sangat pelan tapi telinganya mampu mendengar suara layaknya bisikan itu.
"Rachel!!"
Gadis berambut hitam sebahu itu menghembuskan nafas lega saat tau siapa yang memanggilnya, dan benar saja dia bisa melihat Aldo memasuki ruangan tempat Rachel berpijak.
"Chel, kamu gak apa-pa kan?" Tanya Aldo dengan panik. Sembari memegang kedua bahu Rachel. Rachel memutarkan kedua bola matanya, dan melepaskan tangan Aldo dari bahunya. Aldo terlalu berlebihan, pikirnya dalam hati. Tapi jauh dilubuk hati Rachel ada kelegaan yang tersembunyi tanpa mau diekspresikan.
"Seperti yang kamu lihat. Btw, kok kamu bisa ada disini? Kamu bukannya aku suruh tunggu diluar yah? "
Aldo menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal, laki-laki bertopi itu terlihat salah tingkah "A..Aku ngikutin kamu masuk"
Rachel melotot, "kok bisa?"
"Ya bisalah, siapa suruh kamu teriak2 kayak tadi, makanya aku nekat masuk kedalam. Aku pikir terjadi sesuatu yang buruk sama kamu"
"hehe tadi gak sengaja teriak soalnya ada tikus, yakali aku gak kaget. Aku kan paling gak suka sama hewan menggelikan itu, kalo yang barusan aku teriak karena aku pikir ada hantu"
"Do, perasaan aku gak enak. Kita harus cepat-cepat keluar dari tempat ini" Lanjut Rachel dengan serius, ketika dia dapat melihat pandangan Aldo mengarah pada Rafa. Tanpa mendengar alasan Rachel yang berteriak, Aldo lebih mengfokuskan pandangannya pada sosok lain diruangan itu. Dan seketika itu kesadaran Aldo kembali. Ucapan Rachel membuatnya gelisah, ternyata bukan dia saja yang memiliki perasaan tidak nyaman berada dalam rumah tua tersebut, setelah memilih mengikuti Rachel masuk. Bukan perasaan takut adanya hantu, tapi perasaan ini membuat mereka was-was dengan adanya orang jahat yang dapat mencelakakan mereka.
Tanpa mau membuang waktu lagi, Aldo membantu Rachel yang sudah meletakkan tangan kiri Rafa di pundaknya. Sebelum itu Aldo melepaskan tali yang terikat di tangan Rafa. Dan tangan yang satunya berada di pundak Rachel. Mereka melangkahkan kaki untuk keluar dari ruangan tersebut. Aldo dan Rachel merasa kesusahan untuk berjalan, mengingat tubuh mereka yang tak sebanding dengan tubuh Rafa yang lumayan tinggi untuk anak remaja seumuran mereka. Pastinya gen ayahnya menurun pada laki-laki remaja tersebut.
Mereka terus berjalan dengan berusaha membawa Rafa keluar dari tempat misterus itu, Tapi tiba-tiba...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Fafa Adieq Bosky
deg-degan
... seruuu
2020-12-23
0