Siang hari, keluarga Shen sedang makan siang, tidak ada yang membuka suara sama sekali, karena dalam prinsip keluarga Shen adalah tidak ada yang boleh bicara saat sedang makan, karena bagi mereka itu adalah tindakan menghina makanan.
Setelah makan siang selesai, sang Ayah yang sudah waktunya menjaga perbatasan meminta izin pada seluruh anggota keluarganya, begitu juga dengan sang Kakak tertua, ia juga harus kembali ke istana untuk menjalankan tugasnya.
"Kami akan kembali menjalankan tugas." Ucap Xio Shen membuka suara, semuanya langsung memandangnya dengan tatapan sedih, berbeda dengan Lige yang hanya terlihat biasa saja.
"Kenapa cepat sekali? bukankan baru satu minggu dirumah." Tanya Meyleen Shen yang sedih karena suami dan anak tertuanya harus pergi meninggalkan rumah lagi.
"Mau bagaimana lagi, ini sudah menjadi tugas kami, jika kami tidak kembali, maka keamanan perbatasan dan istana akan terancam." Ucap Xio Shen yang mengerti kegelisahan hati Meyleen Shen.
"Māmā, tidak perlu khawatir, nanti FengYing sesekali akan berkunjung jika ada waktu senggang." Ucap FengYing menghibur sang Māmā.
"Iya tidak apa, lagian kan masih ada XingShen, XingShen akan menjaga Māmā, juga akan membuat bahagia." Ucap XingShen tersenyum menghibur Meyleen.
"Apanya yang melindungi, sendirinya pegang pedang saja gemetar." Ejek FangYin, yang langsung mengundang gelak tawa semuanya kecuali Lige, ia hanya tersenyum tipis.
FengYing yang menyadari bahwa Lige sang adik, yang ia sayangi hanya tersenyum saja menjadi sangat aneh, karena biasanya Shen Lige akan tertawa nomor satu jika ada yang mengejek XingShen.
"Mèimei, kamu tidak apa apa?" Tanya FengYing pada Lige.
"Emm? tidak, aku tidak apa apa." Jawab Lige.
"Mungkin Jiejie sudah lelah, karena berkeliling tadi, lebih baik Jiejie istirahat terlebih dahulu." Ucap FangYin pada Lige.
"Aku baik baik saja." Ucap Lige tersenyum.
Sore harinya, keluarga Shen mengantarkan Xio Shen dan FengYing meninggalkan kediaman dengan kedua kuda mereka. Xio Shen menuju ke perbatasan utara, sedangkan FengYing menuju istana.
"Hati hati." Ucap Meyleen memeluk suami dan anaknya secara bergantian, diikuti yang lain.
"Kami berangkat, kalian hati hati dirumah, jika ada apa apa, langsung saja meminta bantuan warga setempat.
"Iya, aku mengerti." Ucap Meyleen.
"Kamu jangan menyusahkan Māmā." Nasehat FengYing pada XingShen.
"Iya iya, aku tahu, tidak usah diberi tahu terus." Gerutu XingShen.
"Mèimei, jagalah mereka semua." Pesan FengYing.
"Pasti." Jawab Lige.
"Baiklah, kami berangkat." Ucap Xio Shen langsung menaiki kudanya diikuti FengYing. Lige, XingShen, FangYin melambaikan tangannya.
Setelah Xio Shen dan FengYing pergi jauh dan sudah tidak terlihat, XingShen langsung menarik Lige keluar dari rumah meninggalkan Meyleen dan FangYin dirumah.
"Kebiasaan sekali." Ucap Meyleen yang sudah hafal dengan sikap XingShen yang selalu membawa Lige pergi keluar, melihat keadaan sekitar, meski dirinya tidak pandai ilmu bela diri, namun dirinya tetap ingin tahu.
Disepanjang jalan Lige melihat kanan dan kiri, memperhatikan keadaan sekitar, dimana ia melihat rakyat rakyat kecil yang menderita kekurangan makanan.
"Dìdì, kenapa dengan mereka semua?" Tanya Lige dengan wajah sangat serius.
"Iya memang dari dulu seperti ini, penduduk disini sangat menderita, karena setiap hari ada saja yang berbuat tidak baik, seperti memungut pajak, memalak, dan yang lain, sehingga mereka menjadi miskin." Jelas XingShen.
"Pajak? bukankah pajak yang memungut pemerintah?" Tanya Lige.
"Memang, tapi ini berbeda, pajak yang mereka pungut bukan dari pihak istana." Ucap XingShen yang sepertinya sangat mengerti dengan keadaan di negaranya.
"Lalu?" Tanya Lige.
"Disini ada satu perkumpulan naga putih, mereka semua selalu membuat keributan dan menewaskan banyak orang, pihak istana tidak dapat menemukan mereka, karena jika mereka beraksi selalu tersembunyi." Jelas XingShen sedikit memelankan suaranya.
"Bahkan Kakak pertama sudah berusaha mencarinya." Sambungnya.
"Masalah yang serius." Batin Lige.
"Dunia yang begitu kejam, dimana yang berkuasa bisa mendapatkan apa yang mereka mau, tapi rakyat miskin tidak bisa mendapatkan kebahagiaan, pihak istana juga sangat bodoh." Sambung Lige masih membatin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Oi Min
Naga putih??? Musnahkan Lige
2021-01-11
6
Lutfia Arini
keren seru banget hihi
2021-01-06
3