Saat Lige terbangun, ia sudah melihat anggota keluarga Shen berada dikamarnya dengan satu Tabib.
"Lige, kamu sudah bangun." Tanya Māmā
"Emm." Jawab Lige mengangguk, ia langsung berusaha duduk.
"Mèimei, bagaimana keadaanmu? sudah lebih baik, atau ada yang sakit?" Tanya FengYing sang Kakak tertua.
"Baik." Jawab Lige datar.
FengYing yang mendengar jawaban Lige menjadi agak aneh, bukan seperti Lige biasanya, pikirnya.
"Kenapa dengan Lige, kenapa dia terlihat datar sekali." Ucap FengYing melihat sang adik dengan intens.
"Jiejie, kenapa kamu begitu datar pada Gēgē? sudah tiga hari Jiejie tidur, bangun bangun kenapa jadi datar sekali." Ucap XingShen yang juga merasa aneh dengan perubahan sikap Lige.
"Tiga hari?" Tanya Lige yang terkejut.
"Tiga hari? perasaanku aku hanya tidur beberapa jam tadi, dialam mimpi juga aku bertemu dengan Shen Lige." Batin Lige yang bingung.
"Iya, kamu tidur selama tiga hari, tanpa bangun sama sekali, kami sudah membangunkan mu, tapi tidak ada respon sama sekali." Ucap Xio Shen sang Ayah.
"Tidak masalah, itu juga tahap penyembuhan dari tubuh Nona Lige, dia sudah banyak beristirahat, itu juga akan menekan penyebaran racun yang ada dalam tubuhnya." Ucap sang Tabib.
Tabib langsung memeriksa nadi Lige, betapa terkejutnya dia, tubuh Lige yang mulanya ada racun didalamnya, sekarang sudah menghilang dengan sendirinya. Anggota keluarga yang melihat sang Tabib kaget langsung saja bertanya apa yang terjadi.
"Bagaimana keadaan, Lige?" Tanya Māmā.
"Tubuhnya sudah tidak ada racun sama sekali, sembuh total." Ucap Tabib.
Lige sendiri yang keget langsung memeriksa nadinya sendiri, ia juga terkejut, nadinya normal.
"Bagaimana bisa?!" Kaget Lige setelah memeriksa nadinya sendiri.
"Keajaiban Tuhan." Ucap Tabib.
Semua anggota keluarga juga langsung dibuat bingung dengan sikap Lige yang tiba tiba bisa memeriksa nadinya sendiri, kerena mereka semua tahu bahwa Shen Lige tidak bisa ilmu kedokteran.
"Nǚ'ér, sejak kapan kamu bisa memeriksa nadi?" Tanya Māmā.
"Ah tidak, aku hanya mencoba nya tadi." Jawab Lige agar anggota keluarga yang lain tidak mencurigainya.
"Dasar Shen Lige, apa yang kamu bisa." Batin Lige meruntuki kebodohan Shen Lige.
"Baiklah, sekarang kamu mandilah, nanti Māmā ajak kamu keliling rumah." Ucap Māmā menyuruh Lige, ia tahu bahwa Lige kehilangan ingatannya, jadi ia berniat untuk membantu Lige mengingatnya kembali.
"XingShen ikut." Seru XingShen.
"Aku juga." Imbuh FangYin.
"Apaan sih, ikut ikut aja, orang aku, Māmā dan Jiejie sudah cukup." Ucap XingShen pada FangYin.
"Aku ingin ikut, apa salahnya, tidak mau ya sudah, aku tidak berniat mengikutimu, aku hanya berniat mengikuti Māmā." Ucap FangYin merangkul lengan Meyleen sang Māmā.
"Ish apaan, manja banget, aku sama Jiejie aja." Ucap XingShen langsung memeluk Lige, Lige hanya diam tanpa membalas pelukan XingShen.
"Memang seperti anak kecil." Batin Lige saat dipeluk oleh XingShen.
Saat Lige sudah selesai dengan mandinya, ia langsung menemui sang Māmā yang sudah menunggunya.
"Māmā." Panggilnya saat keluar.
"Jiejie, kesini." Panggil XingShen dengan menggerakkan tangannya memanggil Lige, Lige yang mengerti langsung menghampiri mereka bertiga.
Mereka berempat (Lige, XingShen, Meyleen, FangYin) mulai berkeliling mengitari semua kawasan rumah keluarga Shen yang memang lumayan luas, sampai dimana mereka semua ditengah tengah kawasan rumah, dimana ditengah tersebut berdiri dengan kokoh sebuah pilar yang bertuliskan 'Pilar Kesetiaan'
"Pilar kesetiaan." Ucap Lige membaca tulisan yang ada di pilar tersebut.
"Iya, Bàba mu membuat pilar ini saat dia diangkat sebagai Jendral perang oleh Kaisar, saat itu Bàba mu bertekad untuk selalu setia kepada Kaisar juga pada negara ini." Ucap Māmā menjelaskan bagaimana pilar ini didirikan.
"Lalu dimana Bàba dan Gēgē?" Tanya Lige.
"Ada, mereka ada disana, sedang berlatih pedang." Jawab FangYin.
Lige yang mendapat jawaban hanya mengangguk mengerti.
"Jiejie, mari kita lihat." Ajak XingShen langsung menarik Lige menuju tempat dimana Ayah dan Kakak tertua sedang berlatih.
Sedangkan Meyleen dan FangYin mengikuti dari belakang.
"Lihatlah mereka, mereka sangat serius, sampai sampai kita datang saja mereka tidak sadar." Ucap XingShen.
"Aku sama sekali tidak ingin menjadi seperti mereka, setiap hari memegang pedang dan panah, sangat menyeramkan, apalagi nanti di medan perang, mereka akan membunuh banyak orang." Sambung XingShen dengan polosnya.
"Memang itu tugas mereka, mereka melakukan itu juga untuk melindungi negara dari serangan musuh." Ucap Māmā yang muncul dari belakang Lige dan XingShen.
"Memangnya kamu, membunuh satu semut saja sudah menyesal sampai menangis tersendu sendu." Ucap FangYin mengejek XingShen.
"Kau ini selalu saja mengejekku, awas saja kau." Ucap XingShen yang kesal, ia langsung mengejar FangYin, jadilah XingShen dan FangYin berlari larian.
Lige mengamati setiap gerakan dari Ayah dan Kakak nya. Dimana dengan ending Kakaknya lah yang dikalahkan oleh sang Ayah.
"Tingkatkan lagi." Ucap Bàba membantu FengYing untuk berdiri.
Xio Shen dan FengYing langsung menghampiri Lige dan Meyleen.
"Kalian sudah lama disini?" Tanya Bàba.
"Tidak lama." Jawab Māmā.
"Tingkatkan lagi konsentrasi dan gerakan kakimu." Ucap Lige menganalisis gerakan FengYing.
"Baiklah, aku tahu itu." Jawab FengYing.
"Mari mari, masuk." Ajak Bàba, semuanya langsung masuk kedalam rumah.
"Bagaimana Lige tahu, dia tidak pandai dengan hal ini, sangat aneh sekali, tadi dia bisa mengecek nadinya sendiri, sekarang dia mengamati gerakanku, sunggguh aneh." Batin FengYing menatap punggung Lige yang perlahan menjauh.
FangYin dan XingShen yang melihat semuanya masuk, juga langsung ikut masuk kedalam rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Oi Min
Kyaknya ada musuh dlm selimut y.....
2021-01-11
10