"Jiejie, kita kesana." Ajak XingShen menunjuk kedai minum yang baisa mereka kunjungi sat keluar. XingShen langsung menarik Lige masuk kedalam kedai tersebut, XingShen langsung memesan arak dan beberapa camilan kesukaannya juga Lige dulu.
"Jiejie tahu? kedai ini selalu kita kunjungi saat keluar." Ucap XingShen menjelaskan, ia membantu perlahan mengembalikan ingatan Shen Lige yang bilang.
"Hmm, benarkah? aku tidak mengingatnya." Ucap Lige setelah meneguk araknya.
"Iya, sungguh, aku tidak berbohong." Ucap XingShen sangat yakin dengan perkataannya.
"Kau tahu, ini adalah arak terbaik dikota ini, kita selalu menghabiskannya hingga mabuk, saat pulang pasti Jiejie menolongku, hahah." Ucap XingShen lalu tertawa.
"Begitu ya? baiklah, sekarang aku melarangmu minum banyak, aku tidak mau membawamu kerumah nanti jika kau mabuk." Ucap Lige.
"Jiejie ayolah." Bujuk XingShen.
"Tidak." Ucap Lige langsung merebut arak milik XingShen dan menghabiskannya dalam satu tarikan nafas.
"Jiejie, kau minum banyak sekali, nanti kau mabuk." Ucap XingShen mengambil gelas arak dari tangan Lige, namun sayang sudah habis.
"Jiejie, kau keterlaluan, sekarang aku yang akan kesusahan membawamu kembali kerumah." Gerutu XingShen.
"Tidak akan." Ucap Lige santai, ia sama sekali tidak mabuk, kesadarannya masih penuh.
"Jiejie, sejak kapan kamu bisa minum sebanyak ini? bahkan sama sekali tidak mabuk? aku tidak pernah melihatmu minum sebanyak ini." Ucap XingShen menepuk nepuk pipi Lige, memastikannya tidak mabuk.
"Aku bilang aku tidak mabuk." Ucap Lige menyingkirkan tangan XingShen dari pipinya.
"Hebat hebat." Puji XingShen sambil mengacungkan kedua jempolnya pada Lige.
"Aku minum banyak sekali, tapi sama sekali tidak mabuk, apa ini karena kebiasaanku dulu, sering meminum alkohol dengan kadar yang tinggi, sehingga aku disini tidak merasakan apapun." Batin Lige menyadari sesuatu dalam tubuhnya.
Tiba tiba saja datang segerombolan orang mengacak acak kedai tersebut dengan membawa pedang ditangan mereka, semua pengunjung kedai langsung panik dan berlari ketukan. Begitu juga dengan XingShen yang takut.
"Jiejie, mari kita keluar, mereka akan membuat keributan lagi, mereka semua akan menjarah kedai ini." Ucap XingShen yang takut, ia berdiri hendak menarik Lige keluar dari kedai.
"Duduk." Suruh Lige datar menatap XingShen.
"Tapi, Jiejie, ini berbahaya, mereka bersenjata, kita tidak membawa apa apa, lebih baik kita lari saja." Ucap XingShen yang sangat ketakutan.
"Kubilang duduk." Suruh Lige menarik XingShen yang langsung membuat XingShen duduk kembali.
"Kamu duduk disini saja, tidak perlu membantuku." Suruh Lige pada XingShen, XingShen langsung mengangguk tanpa berkata apa apa lagi.
XingShen hanya menurut pasrah dengan apa yang dikatakan oleh Lige, karena dirinya sendiri juga tidak tahu harus berbuat apa, dalam pikirannya sekarang adalah lari dan melarikan diri.
"Ehem." Dehem Lige pada segerombolan penjarah.
Semuanya langsung menengok kearah Lige.
"Hei, Nona, serahkan semua hartamu, jika tidak jangan salahkan kami, jika kami menghabisimu." Ucap salah satu dari mereka mengangkat pedangnya kedepan Lige.
Lige hanya menatapnya diam tak bergeming, namun dalam pandangannya ia melihat dan menghitung berapa jumlah dari mereka.
"Hmm, mudah." Batinnya setelah melihat sekeliling.
Ia langsung menarik pedang yang diarahkan padanya dan mulai mengayunkannya dengan lihainya. Bunyi pukulan dan ayunan pedang terus beradu, hingga Lige lah yang memenangkannya.
"Jangan pernah merampok atau menjarah lagi, jika kalian mengulanginya lagi, maka rasakan akibatnya." Ucap Lige memperingati mereka semua, tanpa menjawab mereka semua langsung berlari meninggalkan kedai.
XingShen yang tadi melihat keahlian Lige langsung menghampirinya dengan perasaan khawatir, kagum, aneh, juga penasaran.
"Jiejie, kamu tidak apa apa?" Tanya XingShen.
"Tidak."
"Mari kita kembali." Imbuhnya mengajak XingShen kembali ke rumah.
Dijalan XingShen bertanya pada Lige.
"Jiejie, aku ingin bertanya." Ucap XingShen.
"Tanyakan."
"Sejak kapan Jiejie, bisa menggunakan pedang? bahkan bisa melawan segerombolan orang." Tanya XingShen.
"Entah, aku tidak tahu." Jawab Lige berbohong.
"Jiejie, jangan membohongiku, aku tidak pernah melihatmu mengangkat pedang." Ucap XingShen tidak percaya.
"Berhentilah bertanya, aku juga tidak tahu sejak kapan aku bisa menggunakan pedang." Jawab Lige berbohong.
"Jangan beritahu ini pada anggota keluarga yang lain, hanya kau dan aku yang tahu." Sambung Lige.
"Baiklah, aku mengerti." Ucap XingShen.
"Tapi apa boleh aku meminta sesuatu." Lanjutnya mulai memikirkan ide dalam benaknya.
"Apa?"
"Bisakah Jiejie, mengajarkanku ilmu bela diri tadi, juga menggunakan pedang?" Tanya XingShen. Lige yang mendengar langsung menghentikan langkahnya dan menatap XingShen serius.
"Dìdì, kamu serius mengatakannya? tidak bercanda?" Tanya Lige serius.
"Iya Jiejie, aku serius, aku ingin berlatih, aku sangat kagum dengan gerakanmu tadi, aku sangat ingin bisa sepertimu, lagian juga tidak selamanya aku akan berlindung dibelakang Bàba dan Gēgē." Tutur XingShen dengan wajah seserius mungkin.
"Hmmm, baiklah, aku akan mengajarkanmu." Ucap Lige melanjutkan langkahnya.
"Wahh benarlah?! terima kasih, Jiejie." Ucap XingShen senang.
"Ada syaratnya."
"Hah? apa? jangan yang sulit sulit ya."
"Jangan beritahukan hal ini pada Māmā, Bàba dan Gēgē." Pinta Lige.
"Baiklah aku setuju."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Yoni Hartati
lige timevtravel zaman kuno kan? disini manggil mama dan baba.bkn papa😅😅
2021-02-22
7