Brak!!
Bunyi meja kamu yang digebrak oleh perempuan itu.
"Hey, lo apa-apaan lo kenapa lo duduk disebelah Arlezi gue, hah," bentaknya membuat Celsi takut dan memeluk lengan Arlezi.
Seketika Arlezi ingin marah dan dicegah oleh adiknya.
"Apa-apaan lo, emangnya kenapa kalo dia duduk disebelah gue, hah?" tanya Arlezi dengan Nada yg tinggi.
"Arlezi sayang, dia itu cewek miskin dan jelek jadi gak cocok sama kamu yahh," jelasnya manja pada Arlezi, sambil berjalan menuju Celsi dan menarik tangan Celsi agar menjauh dari Arlezi.
Seketika membuat Caliss kehilangan kesabaran melihat Celsi diberlakukan seperti itu.
Brakk!
Gebrakan meja yangku buat sekuat tenagaku hingga semua terdiam.
"He, lo apa-apaan lo, dateng-dateng, terus marah-marah gajelas dan narik-narik tangan Celsi? lo nggak usah kasar tau nggak!" bentakku pada perempuan itu.
Semua orang terdiam melihat aku melawan seorang yang seharusnya nggak aku lawan.
"Lo berani-beraninya lo ngebentak gue, lo nggak tau siapa gue yah, gue bisa aja ngeluarin lo dari sekolah ini tau lo,"ucapnya dengan sinis.
"Heh, emang gua peduli mau Lo siapa kek, gue nggak peduli, nggak mau tau, jadi jangan sok de lo," jelasku dengan nada merendahkan.
"Berani-beraninya lo gue Laura Authia Smith anak kepala sekolah disekolah ini lo orang pertama yang berani ngelawan gue, lo liat nanti gue bakal beri pelajaran sama lo," ucapnya dengan nada membentak.
"Hello, lo juga gak tau siapa gue, jadi jangan sok deh, jangan mentang-mentang lo anak kepala sekolah loh jadi seenak-enaknya nge-bully siswi disini," ucapku dengan nada membentak.
"Lo itu cuma anak jelek dan miskin yang bisanya cuma numpang sama pacar lo si Aldi ya kan?" ejeknya.
"Biarin pacar-pacar aku ko lo rese sih," jawabku sambil memutar bola mataku.
"Lo ...," ucapnya dan mengangkat tangan hendak menamparku, seketika aku mengangkat tanganku dan menutupi wajahku.
'Lo kok enggak sakit yah,' batinku bingung dan langsung membuka kedua tanganku.
'Arlezi, ngapain dia bantuin gue' gumamku.
"Lo, bisa pergi gak, gue muak liat muka lo, PERGI!" bentak Arlezi.
"Tapi ... sayang dia---," ucapnya terpotong.
"Gue gak suka ngulangi perkataan gue," ucapnya dingin dan melotot ke Laura.
"Oke ... oke ... kita bakal pergi, dan lo cewek jelek gue gak bakal tinggal diam sama lo, tunggu pelajaran dari gue, yuk cabut guys," ancamnya dan lalu pergi bersama teman-temannya.
'Siapa yang takut, gue juga bisa ngeluarin lo dari sekolahan bokap gue, tapi kita liat aja sampe mana lo bertindak,' batinku sambil tersenyum devil.
"Makasih udah nahan tuh cewek," ucapku pada Arlezi.
"Gue gak nolong lo gue, cuma muak aja liat dia," ucapnya dingin lalu memakan makanannya.
'Berani banget tuh cewek gilak...'
'Dia nantangin geng Laura...'
'Mentang-mentang pacarnya Aldi jadi sok banget tu cewek...'
Cibiran-cibiran mereka membuat aku semakin kesal, aku cuma bisa sabar, lalu duduk melanjutkan makanku yang tertunda.
"Calissa dilawan Abangnya aja kalah," gumam Aldo, lalu terdengar olehku.
"Hehe, Calissa gitu loh jangankan 4 orang 20 pun aku ladeni," ucapku membanggakan diri.
"Kebanyakan gaya lo, udah makan aja, siap-siap lo dibully sama Laura," ledek Bang Aldi.
"Nggak takut tuh," ucapku.
'Ni cewek kayaknya bakal jadi temen pertama adek gue, semoga aja dia bisa jagain Celsi' batin Arlezi.
Kring ... Kring ... (Bel masuk kelas)
"Udah yuk masuk, udah bel," ucap Celsi.
"Yuk, kita duluan ya guys, bye," ucapku lalu beranjak pergi.
"Kita balik ke kelas juga yuk udah masuk," ajak Aldi.
"Ya udah yuk," ucap mereka bersamaan.
Diperjalanan menuju kelas Aldi dan Aldo bersama teman-temannya.
"Aldi, lo beneran pacaran tuh sama si Caliss?" tanya Carles.
"Em, kalo iya kenapa Les?" tanya Aldi.
"Enggak apa-apa sih, cuma kok lo mau jadi pacar dia, sementara di luar sana banyak banget cewek-cewek cantik yang ngejar-ngejar lo?" tanyanya penasaran.
"Yah, gue gak tau ah, bye gue mau masuk kelas," ucap Aldi lalu pergi.
'Fiuhh, untung sempet lari, kalo enggak emosi entar gue dia pakek ngehina adek gue secara tidak langsung," batin Aldi.
Setelah selesai mereka pun kembali ke kelas masing-masing dan melanjutkan belajarnya dan tiba waktunya pulang.
Kring ... kring ... (Bunyi bel pulang)
Semua Murid berhamburan diarea lapangan dan parkiran sekolah.
"Caliss kamu pulang naik apa?" tanya Celsi.
"Oh, kalo itu aku bareng sama Aldi dan Aldo," jawabku sambil meletakkan buku ke dalam tas.
"Kamu beneran pacarnya Aldi yah?" tanyanya lagi.
"Ii--ya, emangnya kenapa kamu nanya lagi?" tanyaku sedikit gugup.
"Em, enggak papa sih, cuma penasaran aja," jawabnya.
"Oh, aku kira apa," ucapku sambil tersenyum.
"Yah udah yuk kita keluar," ajak Celsi.
"Oke," jawabku.
Saat diperjalanan aku menyadari sesuatu tentang Celsi dan langsung segera bertanya.
"Cel, kamu pacarnya Arlezi yah?" tanyaku.
"Eh, en---enggak kok enggak," jawabnya gugup.
"Kok kamu gugup gitu santai aja, kalo emang iya sih enggak papa," ucapku.
"Enggak kok, kita beneran gak pacaran cuma temenan aja," jelasnya.
'Syukurlah cuma teman,' batinku.
'Ehh, kenapa aku bersyukur enggak, enggak, apa peduli aku sama si nyebelin itu, terserah mau dia pacarnya atau bukan, kenapa aku malah lega dengernya,' batinku sambil menggeleng-gelengkan kepala.
"Kamu kenapa Caliss kok geleng-geleng gitu?" tanya Celsi membuatku kaget.
"Ehh, enggak papa kok Cel, cuma lagi mikirin sesuatu aja kok," jawabku sambil tersenyum kecut.
"Ohh," ucapnya.
"Kalo kamu pulang naik apa Cel?" tanyaku.
"Oh, aku naik sepeda," jawabnya.
"Kamu suka bersepeda yah?" tanyaku lagi.
"Iya Cal, kok kamu tau, aku suka banget bersepeda karena menurut aku bersepeda itu bukan hanya menyehatkan tapi juga memberi kesejukan," jelasnya sambil tersenyum.
"Ohh gitu yah, gimana kalo lain kali kita goes, jalan-jalan? ajakku.
"Baik, makasih yah Cal," ucapnya.
"Makasih buat apa?" tanyaku bingung.
"Makasih kamu udah mau jadi temen aku dan tetep menerima aku apa adanya," ujarnya lalu tersenyum manis.
'Lagian yang aku cari emang itu ketulusan, yang menerima kita apa adanya tanpa memandang siapa kita, bagaimana kita, dengan begitu suatu hubungan akan menjadi lebih harmonis," batinku.
"Iya sama-sama Cel, lagian aku tuh juga bersyukur kamu mau jadi sahabat aku," ucapku sambil menundukkan kepala.
"Iya, kita sama-sama bersyukur aja dengan apa yang udah diberikan kepada kita, hehe," jawabnya sambil tersenyum manis.
"Yah udah gue duluan yah Celsi nanti Aldi udah nunggu aku, bye," ucapku dan berlalu meninggalkan Celsi.
"Oke, hati-hati yah," teriak Celsi.
Caliss pun mencari keberadaan kedua Abang gantengnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments