SMA Senior High School
Setelah memarkirkan mobil bang Aldi keluar dan diikuti oleh bang Aldo saat mereka keluar semua kaum hawa berteriak kagum pada sosok Aldi dan Aldo. Abang Aldo tersenyum ramah membuat kaum hawa histeris.
'Uwu, Aldo senyumannya manis banget bikin diabetes..."
'Aldo... ayang Aldo..."
Abang Aldi hanya cuek dan tak peduli dengan para kaum hawa tersebut.
'Aldi Cuek banget sih? tapi tetep Ganteng banget...'
'Mak calon mantumu, udah dateng...'
Bang Aldi sudah terbiasa akan hal itu dia hanya cuek, dan memilih untuk membukakan pintu untukku.
"Selamat datang di Senior High School my queenku," goda bang Aldi, berhasil membuat pipiku memerah karena malu akan perkataannya.
Semua orang terdiam melihat seorang Aldi yang cuek dan dingin membukakan pintu untuk seseorang.
Aku pun turun dan semua murid menatap ke arahku dan banyak cibiran-cibiran diantara mereka, aku tak peduli karena ada kedua abangku disini.
'Siapa perempuan itu? eggak ada cantik- cantiknya,' sindir siswi.
'Wah baru ini moswanted sekolah bawa cewek dan dibukain pintu lagi,' ujar siswi
'Aldi yang dingin seperti batu es pun luluh dan membukakan pintu untuk cewek itu,' ujar siswi.
"Bang." panggilku pada kedua abangku dengan nada yang pelan.
"Iya,kenapa dek?" jawab kedua abangku.
"Sini aku bisikkin sesuatu," ujarku pelan.
Mereka pun mendekatkan posisinya dan menurunkan telinganya.
"Bang, kayaknya mereka semua gak suka aku dekat-dekat kalian?" bisikku pada kedua abangku.
"Terserah mereka mau suka atau eggak sama lo tapi ... kalo sampe mereka nyakitin lo Abang nggak akan tinggal diam!" tegas Bang Aldi.
"Iya lo biasa aja, kalo mereka tau lo adiknya kitakan mereka eggak akan gak suka sama lo," jelas bang Aldo.
"Tapi, aku eggak mau mereka berteman dengan aku cuma gara-gara aku anak dari pemilik SMA ini dan juga adik kalian," jelasku dengan wajah cemberutku.
"Aku maunya temenan sama yang eggak mandang fisikku aja Bang." lanjutku.
"Jadi gimana donk dek, lo kan udah bareng kita?" ujar Bang Aldo.
"Gue punya ide, gimana kalo Lo pura-pura jadi pacar gue aja, sekalian gue juga malas dideketin cewek-cewek aneh kayak mereka, mungkin mereka bakalan berhenti deketin gue, kalo gue udah punya pacar," jelas bang Aldi panjang lebar.
"Gila Lo bang, masa pacar Lo sih? nanti kalo fans lo ngeroyok adik kita gimana?" kesal Bang Aldo.
"Abang Aldo ngeremehi kemampuan tinju Caliss yah?" ucapku.
"Tapi---," belum sempat Aldo menyelesaikan kata-katanya.
Semua murid Cewek kembali berteriak histeris saat melihat mobil terkeren no 1 di dunia datang, aku pun kaget dan senang bisa melihat mobil terkeren di dunia.
'Arlezi udah dateng...'
'Mobilnya keren banget ... Arlezi beli mobil baru ya...'
'Itukan mobil terkeren no 1 di dunia gila, dalam sehari gue bisa liat mobil terkeren no 1 dan 2 di dunia...'
( Koenigsegg CCXR Trevita)
Setelah menunggu sang pemilik mobil keluar tetapi tak kunjung keluar akhirnya bel sekolah pun berbunyi. Akupun malas menunggunya.
Kring ... Kring ... Kring ( Bel sekolah)
"Udah ah yuk masuk udah bel, nanti telat masuk lagi," ajakku sambil menarik kedua tangan kedua Abangku.
"Ya udah, terserah kalian Abang cuma bisa jagain kamu dari jauh kalo ada apa-apa, atau kamu dikeroyok fansnya Bang Aldi kamu lawan aja," ujar bang Aldo sambil berjalan mengantarku ke ruangan Papa.
"Ini ruangan papa kamu masuk aja ya, Abang mau ke kelas nanti telat," ujarnya.
"Iya, makasih Abang-abangku yang ganteng," bisikku pada kedua Abangku
Mereka hanya tersenyum dan berlalu pergi menuju kelas nya.
Tok ... tok ... (Suara ketukan pintu)
"Assalamu'alaikum." ucapku sambil membuka pintu kantor.
"Waalaikumsalam, ehh ... ada anak papa, sini sayang," ajak Papa.
"Iya, Pa kelas Caliss dimana yah pa?" tanyaku pada papa
"Kamu dikelas X.2 ," ujar papa.
"Oke Pa, Caliss pamit ke kelas dulu ya pa, Assalamu'alaikum," ucapku sambil berjalan dan aku terhenti saat papa memanggilku.
"Caliss, emangnya kamu tau kelasnya dimana?" tanya papa sambil menahan tawanya.
"Ouh iya ya pa, Caliss lupa hehe," ucapku, sambil cengengesan.
"Yaudah kamu tunggu disini ya,papa panggilan seseorang dulu." Lalu berdiri dan hendak pergi mencari seseorang.
"Oke Pa, ouh iya Pah jangan bilang-bilang ya sama murid disini kalo aku anak papa," jelasku pada papa.
"Loh kenapa sayang?" tanya papa heran.
"Gampang pah, Caliss cuma lagi dalam misi mencari sahabat sejati yg tidak melihat fisik Caliss papa tau kan Caliss mirip papa kuning hehe," jelasku, memohon pada Papa.
"Tapi kalo kamu dibully gimana? kan bagus kalo mereka tau mereka jadi nggak bakal nindas atau bully kamu sayang?" jelas papa.
"Papa ngeraguin kekuatan tinju Caliss bang Aldi dan bang Aldo aja K.O, Pa Caliss tau yang mana yang terbaik buat Caliss, Caliss tau papa khawatir tapi... percaya deh pa Caliss itu bukan orang yg lemah iyakan Pa?" tanyaku pada papa.
"Yaudah, tapi kalo sampe terjadi sesuatu sama kamu papa nggak akan tinggal diam ya, Papa bakal bilangin kesemua murid kamu itu anak Papa!" tegas Papa.
"Oke Pa,tapi disini aku berperan sebagai pacarnya Bang Aldi pa, boleh ya?" tanyaku dengan wajah yang kubuat-buat sehingga terlihat imut.
"Astagfirullah Caliss, kamu ini aneh-aneh aja deh, terserah kamu deh papa ikutan aja, yaudah papa panggil seseorang dulu buat anterin kamu?"ucap papa pasrah.
"Makasih papa sayang," ucapku sambil memeluk papa.
"Kebetulan sekali kamu lewat,Tolong antarkan murid baru ke kelas X.2 ya?" ucap papa pada seorang murid lelaki.
"Baik pak, dimana murid barunya ya pak?" tanya Cowok itu.
"Calissa keluar ini ada yang mau anterin kamu ke kelas!" teriak Papa.
Caliss pun keluar dari ruangan Papanya dan keluar, Ia kagum dan bengong seketika melamun melihat keindahan ciptaan tuhan dihadapannya ini cowok yang sangat tampan, hidung mancung, mata elangnya, wajah mulusnya, tingginya, bibir merahnya. 1 Kata untuk cowok dihadapan nya 'Perfect'
"Calissa.. Caliss... kok malah bengong ayo nanti diantarkan sama Arlezi," ucap papa membuyarkan lamunan Caliss.
"Ehh iya pak... siapa tadi namanya pak?" tanyaku.
Papa memainkan matanya kepada Arlezi meminta Arlezi untuk berkenalan denganku.
"Arlezi Wijaya Orlando?" ucapnya dingin.
'Dingin banget sih kayak baru es,' batinku.
"Emm, kenalin aku Calissa Luveni." ucapku sambil mengulurkan tanganku pada Arlezi.
Dengan malas ia menyambut tanganku dan aku merasakan hangat ditangannya membuat jantungku berlari lari dan seketika wajahku memerah seperti bak kepiting rebus. Aku langsung melepaskan tanganku dari genggamannya jika tidak aku akan pingsan.
"Kami pamit dulu pak assalamu'alaikum," ucapnya, kami lalu pergi meninggalkan kantor.
"Waalaikumsalam." jawab Papa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments