malam telah berganti pagi... sayup sayup rega mendengar suara bel apartemennya berbunyi. seperti nya ada tamu.
eh memang tau lah ya kan... gimana lah author ini😂
dengan malas dia berjalan ke arah pintu kamar tanpa menoleh ke ranjang, sepertinya dia lupa bahwa dia membawa seseorang ke apartemennya.
rega berjalan menuju pintu utama apartemen.. ... ceklek... pintu terbuka. dia melihat seorang pria. mungkin dia mengenalnya.. eh.. memang kenal yakan😂.
"ada apa kau pagi pagi ke sini? tidak ada yang sakit di sini" kata rega dengan malas. ya... dia adalah dokter angga.
"padahal dia yang menelfon ku tadi malam" gerutu dokter angga dalam hati.
"hei... kau yang menelfon ku tadi malam, dan mengganggu tidurku" kata dokter angga. dia cukup akrab dengan rega. jadi cara bicaranya pun tidak formal.
"hah, mana ada aku menelfon mu" rega mencoba mengingat ingat.
"kau jangan mempermain kan ku ya"
plak... rega menepuk jidat nya... ternyata dia ingat sesuatu.
dia berjalan masuk menuju kamar nya, di lihatnya seorang wanita masi tetap memejamkan matanya, ntah tidur atau pingsan. hanya Tuhan yang tahu. bahkan author juga gak tau😩
"kenapa aku bisa lupa" lirihnya.... dia berjalan ke ruang tamu, di lihatnya dokter angga duduk dengan santainya.
"hei... cepat masuk" pinta rega menunjuk kamarnya.
"untuk apa kau menyuruhku masuk ke kamar mu" melihat rega dengan tatapan takut, curiga... tapi itu hanya di buat buat😂"kau mau melakukan hal mesum pada ku di pagi hari"sambung dokter angga.
rega langsung melebarkan matanya, menatap dokter gila yang ada di depannya itu. saat ingin menyanggah perkataan dokter angga...
"tunggu tunggu!!!... jangan jangan kau menelfonku tadi malam itu melakukan 'itu' ya. aku masih normal jadi aku menolak. aku pergi sekarang" kata dokter angga sambil beranjak.... belum selangkah... bahkan tubuh nya belum berdiri sempurna...
"jalan selangkah saja, siap siap kehilangan perkerjaan mu besok"
"hei.. mana mau aku di mesumi oleh mu" kata dokter angga sombong.
"siapa yang mau memesumi mu, aku tidak sudi" rega sambil menggetarkan bahu nya merasa jijik.
"cepat masuk ke kamarku, orang yang mau kau periksa ada di dalam" sambungnya.
"hahhahaha... aku hanya bercanda kale.... 😂"
dokter angga masuk ke dalam, dia melihat seorang wanita di ranjang itu. berjalan ke arahnya, berhenti tepat di samping ranjang. menatap wanita itu lekat.sejenak dia melupakan tugasnya.
"hei.... cepat periksa"
"iya... iya"
mengarahkan stetoskop nya ke atar dada, memeriksa detak jantungnya.
kemudian memegang tangan wanita itu memeriksa nadinya, setelah itu, membuka sedikit baju bagian lengan, dan bagian leher belakang wanita itu.. dia melihat ada luka luka kecil di sana.
"hehhh!... " dokter angga menghela nafas.
"ada apa denganya? "
"apa kau menganiaya nya? " tanya dokter angga dengan tatapan selidik pada rega.
"menganiaya apa masudmu, aku bahkan tidak mengenalnya" sanggah rega.
"lah jadi dia siapa mu"
"aku menemukannya di jalan tadi malam, dia pingsan."
"dia bukan siapa siapa mu kan? " tanya dokter angga di angguki rega.
"apa kah aku boleh membuka bajunya, un... " belum sempat melanjutkan perkataannya....
"tidak. apa yang mau kau lakukan, kau mau memesumi dia ya" potong rega.
"kau ini, orang belum selesai bicara juga, maksudku itu, aku hanya ingin melihat keadaan nya saja, yang ku perhatikan sepertinya dia mengalami kekerasan"
"benarkah, baik lah, tapi jangan berlebihan".
dokter angga memiringkan tubuh wanita itu, sedikit demi sedikit dia membuka baju bagian punggung wanita itu. perlahan lahan punggung wanita itu terlihat sempurna.
rega dan dokter angga terbelalak melebarkan matanya seakan tidak percaya dengan apa yang di lihat matanya.
mereka melihat ada garis panjang yang memerah di punggung wanita itu. rega tau itu bekas apa. ya... itu adalah bekas cambukan.
" ini bekas cambukan bukan"tanya rega tidak percaya dengan apa yang di lihatnya.
"yah... benar sekali dugaan ku, wanita ini telah mengalami kekerasan"
...****************...
**jangan lupa like dan komen.
lopyu😘
to be continue 😇**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments