Hari ini aku milih bolos sekolah aja, dari pada ketemu sama guru akuntansi lagi. Yah karena hari ini pria itu mengajar di kelas ku.
Aku masih ingin menghilang saja atas kejadian di mobil pria itu dan sialnya lagi ternyata pria itu tentangaan dengan ku, bisa-bisanya aku baru tahu jika pria itu satu gedung arpatemen dengan ku.
Pantas saja dia tidak menanyakan dimana rumah atau apalah. Nyatanya dia sudah tau duluan.
Saat ini aku duduk di lapangan skeatbord yang biasanya aku bersama teman tongkronganku pakai untuk berlatih. Lengkap dengan baju sekolah dan tas aku dia duduk diatas skeatbord ku, aku keluar dari arpatemen ku pun hanya untuk mengelabui kamera pengintai milik mama yang akan tersambung ke prancis.
Makin sulit hidupku, aku menatap langit biru yang di hiasi sedikit awan dan matahari yang sudah semakin tinggi bahkan sudah berada diatas kepala.
Tiba-tiba ponsel pintarku menyala bertanda pesan masuk, sebenarnya sejak pagipun banyak pesan masuk namun semuanya aku abaikan. Kali ini beda saat aku melihat nama kontaknya rasa malah untuk aku balas semakin meningkat.
...Pak Akuntanshit...
...(Victoria Kim)...
...Hari ini...
Selamat pagi
06:35
Jangan lupa ada kelas saya
09:57
Pacar nggak boleh jucek sama
Pacarnya
10:01
Saya nunggu balasan dari kamu
10:45
Kamu dimana ? Kenapa tidak sekolah ?
11:56
Kamu sakit ?
11:57
Balas saya, jangan menghindar
terus
12:00
Aku hanya baca di pop up saja tanpa niat untuk membalas guru sedeng itu, bisa-bisanya langsung mengklaim aku beneran pacaran dengannya, lebih menyebalkannya lagi ia meminta nomerku dari resepsionis arpatemen.
Masa bodo lah, aku males sama malu juga buat ketemu. Aku menginjak skeatbord ku berencana untuk jalan-jalan saja sambil nunggu jam pulang, sebentar lagi jam pulang sih.
****
Aku nggak tahan lagi sam triknya matahari hari ini jadi pukul 14:15 aku sudah berada di gedung arpatemen, yah sekolah saja sudah bubar dari 15 lalu jadi mau pulangpun pasti mommy percaya kalau aku beneran ke sekolah.
Saat lift terbuka di lantai unit milikku aku hanya berjalan beberapa langkah untuk sampai di unitku, tapi sialnya orang yang aku hindari sedang berdiri di luar pintu arpatemen ku. Duh mampus aku.
"Dari mana kamu ?" Suara barinton dan dingin itu berasal dari pak victori, aku harus tenang jangan kaget apa lagi tegang.
"Sekolahlah dari mana lagi" sebisa mungkin aku samakan dengan nada songong yang biasanya aku lemparkan pada pria itu.
"Oh dari sekolah yah" dia mengangguk-ngguk apaan sih nggak jelas aku menekan beberapa dijit nomer untuk membuka pintu arpatemen milikku itu. Tak ada sautan dari pria itu aku langsung masuk dan hampir menutup pintu namun gagal ke tika pria itu kembali melayangkan sebuah pertanyaan.
"Kamu berbohong" aku seperti tersambar petir bukan karena ucapan itu tapi karena waktu itu juga kamera pengintai milik mommy sudah nyalahin dan tentunya pembicaraan tadi itu sudah sampai di telinganya mommy mampus lah aku.
"Apaan sih pak Viktori, mari jangan bicarakan hal itu disini" aku melembutkan suaraku agar mommy tidak curiga juga. Pria di hadapanku ini menatapku dengan tatapan menyelidik "tadi siang kamu makan apa ?" Tanyanya dengan terlihat polos aku hanya tersenyum paksa "biasanya kamu bicara nggak selembut itu, kamu kan sukanya bicara bar...." Sebelum pak Viktori menyelesaikan ucapannya aku segera menutup mulutnya dengan tanganku walau sudah sih kalah tinggi aku sama guru ini.
"Bapak diem dulu yah" bisik ku sambil memperlihatkan tatapan memohon dan yah menaruh jari telunjuk di bibirku memintanya diam.
"Mommy Verta baru pulang, maaf agak telat soalnya jalanan Jakarta macet" untunglah layarnya mati cuman suaranya aja yang bakalan kedengaran. "It's okay honey, are you alone? or with someone? Mommy heard a commotion. ok, why did you turn off the image capture normally? did something happen." Biar ku beritahukan jika mommy ku ini overprotektif orangnya berlebihan jika sudah mengkhawatirkan sesuatu itu makanya aku lebih suka hidup sendiri.
"Yes, semuanya baik-baik saja hanya suara dari tetangga sebelah yang sedang ribut dengan istrinya. Jangan khawatir mommy semuanya baik-baik saja dan yah aku matikan yah kameranya sekarang aku tidak nyaman mommy jika lama-lama mommy membututiku" untuk mengeluarkan itu semua aku butuh banyak tenaga dan usaha tapi entah kenapa waktu aku sebut tetangga sebelah sedang ribut dengan istrinya pak Viktori malah memeluk pinggangku dan membiarkan tanganku menutup mulutnya.
"not comfortable huh! Of course you can turn off the connection now but later Mommy will still blame him if Mommy is worried about you" aku tidak menjawab apapun lagi aku langsung menurunkan tubuhku dan mematikan kamera itu. Mommy tuh khawatirnya setiap saat jadi aku senyapkam untuk beberapa jam saja Kamara itu.
Saat aku berbalik nyatanya pak Viktori belum juga melepaskan pelukannya dia hanya tersenyum seperti orang bodoh. "Apa ?" Tanyaku dengan nada garang tentu saja pria ini membuat hidupku menjadi tidak tenang bagaimana bisa aku baik-baik sama dia.
"Kok garang lagi istri" aku melotot kaget sumpah demi apa dia bilang 'istri' setelah pacar terbitlah istri emang aga-aga nih guru. "Apaan sih pak, gj banget lepasin saya mau masuk" aku membalik badan membelakangi pria itu dan mencoba melepas pelukan sialan ini tapi bukannya melepas malah semakin erat saja pelukannya.
"Pak ! Malu di liatin tetangga lainnya, bapak juga jangan macem-macem" aku mulai Gedeg aja sama nih orang bodo amatlah walau dia guruku rasanya ingin aku maki aja.
"Nggak macem-macem kok cuman satu macem doang" bisiknya diri telinga ku. Emang mesum nih guru.
__________________________________________
[Minggu, 26 Desember 2021]
Author :Safira Aulia Hamidah
Wtpd : Safira Auliya Hamidah
Instagram : Safira19989
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Azzalea Hermawan
wah kudu di tampol nih guru
2022-10-08
1
Separuh nafas jk
parah
2022-02-24
1
ChaManda
hahahah
2022-01-08
1