Sejak tadi pagi Denara selalu was-was melihat sekeliling rumah, bahkan saat memasak tadi Denara melakukannya secara sembunyi-sembunyi.
Denara masih mengingat wajah Ares yang memerah karena marah, saat dirinya menghina Ares dengan mengatakan jika ketampanannya hanya seupil Lee Min Ho.
Hari Denara memakai baju hitam, topi serta kacamata hitam, mengendap-ngendap berjalan kearah luar rumah untuk membeli sayur.
' Aman ' pikir Denara
Sedikit lagi dirinya akan sampai ke arah pintu, tiba-tiba Ares datang meneriakinya
'' Maling... Maling.... '' Teriak Ares membawa sapu bersiap memukul.
Pak Tejo sudah siap dengan pentungannya menghampiri maling yang Ares maksud.
'' AAAA.... Ini saya pak Tejo, Denara bukan maling, '' Membuka kaca mata dan topi miliknya.
'' Loh ngapain neng pake beginian segala, '' Heran Tejo.
'' Astaga, Denara kamu ini pagi-pagi bikin saya jantungan saja, '' keluh Ares.
'' Kalo jantungan yah berobat dong, '' Celetuk Denara.
Membuat Ares bertambah kesal dengan kelakuan pembantunya satu ini, pagi-pagi sudah bikin heboh.
'' Sini kamu, biar saya pukul kepala kamu pake gagang sapu, '' Ares sudah mengambil ancang-ancang untuk memukul Denara.
Dengan sigap Denara bersembunyi dibalik punggung Pak Tejo sebagai prisainya agar bisa menghindar dari Ares.
'' Pak, lindungin saya dari singa yang ngamuk. ''
'' Minggir Pak Tejo, saya mau mukul Denara jangan halang-halanggi saya, '' Ares mencoba mengapai Denara.
'' Gak pak, jangan mudah terhasut Pak,'' Ceplosnya.
'' Berani kamunya ! ''
'' Pak, jangan pukul saya, aduh Neng mending kabur aja deh, '' Keluh pak Tejo, melihat Ares dan Denara.
" Oiya, makasih Pak sarannya, " Secepat kilat Denara pergi.
Sedangkan Ares sudah melototi Pak Tejo.
" Kamu sekongkol sama Denara Pak Tejo iya ! " Sembur Ares.
" Bukan Tuan, saya permisi dulu mau jaga pos, " Lalu berlari.
" Punya bawahan kelakuannya aneh semua, gak ada yang bener, " Geleng Ares.
..................
Gerobak Mang Eko tidak pernah sepi dari pelanggan, mulai dari ibu-ibu sosialita, ibu-ibu yang cuma mau ngerumpi doang dan pembantu rumah tangga,seperti sekarang.
" Eh Jah, kok tumben yah Denara belum muncul? " Tanya Neni.
" Oh iya yah pantes aja dari tadi gak kedengeran suaranya," Heran Minah.
" Gak biasanya Denara kesiangan biasanya, udah duluan ada disini, " Ucap Ijah.
" Dari tadi Mamang juga gak liat, " kata Mang Eko.
Dari kejauhan Ijah melihat seorang gadis memakai, topi, serta kacamata hitam yang berlari kearah gerobak Mang Eko.
" Eh mang, komplek kita punya penghuni baru yah? " Tanya Ijah.
" Loh kayaknya gak ada deh, saya ini kan update," Jawab Mang Eko.
" Lah terus itu siapa dong, " Tunjuk Ijah kearah gadis itu.
Membuat Semuanya menoleh kearah yang ditunjukkan Ijah.
" Eh iya yah," Minah terus menatap gadis itu yang mulai perlahan mendekat.
" Kok kayak kenal yah," Neni sembari mengingat-ingat.
" Hoshh....Hoshh.... capekkk.... " Ucapnya ngos-ngosan.
" Loh Denara," Ucap mereka serempak.
" Iya dong kenapa cantik yah aku, " Puji Denara.
" Ya ampun Ra tingkahmu ini makin hari, makin gak jelas," Jelas Mang Eko.
" Lah kirain tukang urut baru hahahhaha, " Ejek Neni.
" Hahahha... Iya bener, mirip." Setuju Minah.
" Dih mana ada tukang urut cantik kayak aku gini," Ucap Denara tak terima.
" Tampilan dari atas sih udah oke, tapi kok sendalnya sendal jepit, " Ledek Ijah.
Sontak mereka melihat kearah kaki Denara dan lebih parahnya lagi sendal yang dipakai oleh Denara berbeda warna.
" Bwahahaha sendal mu lain sebelah," Tawa puas Mang Eko.
Ijah,Minah dan Neni sudah tertawa heboh, melihat tampilan aneh Denara hari ini.
" Jahatnya, suka banget sih liat temennya sengsara, " Keluh Denara.
" Loh kenapa emangnya? " Tanya Minah.
" Ini semua gara-gara majikan aku, kemarin aku sempet berantem sama majikanku. Terus dia ngatain aku, yah aku bales balik dong dengan bilang, kalo majikannku gantengnya cuman seupil Lee Min Ho," Jelasnya.
" Ya ampun gak habis pikir aku sama tingkah lakumu itu Ra, terus majikanmu gimana? " Kepo Neni.
" Marah dong tapi gak sempet soalnya aku udah kabur, nah hari ini karena aku takut liat majikan ku marah. Jadi aku mutusin buat pake begini, emang sih kehindar sama majikanku. Tapi dia malah teriakin aku maling, terus pas mau mukul aku. Aku langsung buka kacamata sama topi terus bilang kalo aku bukan maling, lah tamabah kesel majikanku. Malah mau mukul beneran alhasil aku kabur dong biar gak kena pukul. Gitu ceritanya. " Sambung Denara.
" Ck...Ck...Emang kayak kamu ini harus di rukiyah kayaknya," Kata Ijah setelah mendengar cerita Denara.
" Dih kamu aja sana di rukiyah, emang aku kesurupan apa." Sewot Denara.
" Pantes Ra... Kamu mau dipukul sama majikanmu " Minah
" Ho'oh pasti majikkan mu marah-marah mulu. " Setuju Neni.
" Loh kok gitu? " Denara menatap mereka.
" Jangankan majikan kamu, kita aja yang temen kamu suka emosi liat kamu," Jelas Ijah.
Denara menatap cemberut teman-temannya. Dirinya merasa dizolimi oleh teman-temannya,majikannya bahkan tukang sayur. Sungguh ironi bagi Denara.
........................
Siang ini Denara segaja memasak nasi tumpeng untuk Ares berharap, Ares tak mengamuk lagi daat melihatnya. Anggap saja sebagai permintaan maaf untuk Ares.
Sembari mengistirahatkan badannya sejenak, setelah melakukan pekerjaan rumah. Tanpa sadar Denara tertidur sofa akibat kelelahan.
.......................
Ares baru saja sampai dirumah jalanan cukup macet dan ditambah hujan membuat jalanan licin, saat itu Ares harusnya pulang jam 12 setelah Sidang, tapi karena macet. Dirinya baru sampai pukul 3, perut Ares sudah dari tadi meronta-ronta minta diisi, dengan langkah pelan Ares menuju ruang makan.
Diatas meja terdapat nasi tumpeng lengkap dengan lauk pauknya, saat menganggkat piring makan, dibawahnya terdapat kertas yang berisikan tulisan tangan.
Tuan maafin saya 😊
Pesan yang tertulis di kertas itu, tanpa sadar Ares tersenyum melihatnya, jika mengingat-ingat akhir-akhir ini dirinya suka tersenyum jika melihat kelakuan aneh Denara.
Ngomong-ngomong soal Denara, sedari tadi Ares tidak melihat Denara. Ares melihat sekitar ruangan hingga akhirnya, matanya melihat Denara yang sedang tidur disofa ruang tamu, dangan memegang serbet dan ponsel Denara yang terjatuh. Tergeletak dilantai.
Ares mengambil ponsel dan berniat ingin menaruhnya kemeja, tapi ponsel itu berbunyi dan nampaklah, foto seorang laki-laki tampan memakai jas hitam.
" jadi ini yang namanya Lee Min Ho." Melihat dengan seksama memang Ares sedikit tidak tampan, Ares ingatkan lagi sedikit. Hanya sedikit,
diakuinya.
Lalu menaruh ponselnya, dan membiarkan Denara untuk tidur. Setidaknya Ares butuh ketenangan untuk makan, jika Denara bangun bisa di pastikan Ares akan berdebat panjang dengan pembantunya itu.
Masakan Denara tak pernah mengecewakan lidah Ares, Rasanya selalu lezat dan nikmat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Marlina Yulita
aq suka kocak 🤣🤣
2021-12-01
0
Nikkonikkoni...
Aku mampir lagi thor semangat..
2021-02-07
1
Rakyal Aen
😂😂😂
2021-01-30
1