Tak apa jika aku kehujanan dan jatuh sakit, kalau kamu yang kehujanan dan sakit. Maka kamu tidak akan bisa menolongku lagi.-
-
-
Ashimah keluar ruangan wakil dekan 3 dengan wajah kecewa. Baru saja Pak Habibie mengatakan padanya bahwa perusahaan yang dulu memberikannya beasiswa selama dua semester ini tidak bisa memperpanjang beasiswanya. Seharusnya dulu ia lebih teliti ketika mencari beasiswa. Ia tidak pernah tahu jika perusahaan rokok itu hanya akan memberikannya beasiswa selama 2 semester saja.
Ashimah menekuk wajahnya sedih. Ia bahkan tidak menyadari kehadiran Dikau yang melewatinya. Pria itu merasa heran karena dirinya tidak mengganggu pria itu. Yang Ashimah pikirkan saat ini bagaimana caranya untuk membiayai kuliahnya. Tidak mungkin ia akan meminta orang tuanya. Orang tuanya pasti akan sedih ketika tahu hal ini. Apalagi masih ada ke empat adiknya yang masih sekolah.
Ashimah menarik napas. Ia sempat berpikir untuk mengambil cuti untuk mengumpulkan uang setelah itu ia akan kuliah kembali.
****
Dikau memasuki ruangan Pak Habibie kebetulan Skripsinya sudah selesai hanya kurang tanda tangan saja. Saat ini ia sedang meminta tanda tangan pembimbingnya tersebut. Tapi ketika ia melihat Ashimah keluar dari ruangan itu dengan wajah sedih membuat ia penasaran. Apa yang membuat gadis itu sedih setelah keluar dari ruangan wakil dekan 3 tersebut.
Dikau menyalami pak Habibie lalu berbincang sedikit. Setelah mendapat tanda tangan. Ia memberanikan diri menanyakan hal yang mengganjal di pikirannya sedari tadi.
"Bapak mengenal gadis yang keluar tadi sebelum saya."
"Ah, Ashimah. Ia salah satu mahasiswa beasiswa, tadi saya hanya menyampaikan bahwa beasiswanya tidak dapat diperpanjang." Dikau mengangguk mengerti jadi hal itu yang membuat gadis itu bersedih. Gadis itu kemungkinan tidak bisa melanjutkan kuliahnya. Dikau jadi teringat kata-kata gadis itu kemarin yang mengatakan jika ia laki-laki pengecut yang tidak bertanggung jawab. Kekanak-kanakan sekali memang gadis itu. Menilai orang hanya dalam sekali temu saja.
"Bagaimana jika perusahaan saya yang akan memperpanjang beasiswa gadis itu sampai lulus?" Pak Habibie menatap Dikau tidak percaya. Ia tahu jika pria ini adalah pengusaha. Bahkan memiliki banyak perusahaan diusianya yang muda. Tapi perusahaan Dikau tidak pernah memberikan beasiswa untuk kampus ini. Karena Dikau sendiri menyalurkan untuk masyarakat pedesaan agar bisa sekolah SMP/SMA.
"Kamu yakin?" Dikau tersenyum penuh arti. Tidak ada salahnya ia membantu gadis itu. Sebut saja ini adalah salah satu bentuk rasa tanggung jawabnya karena ciuman itu. Ciuman itu terjadi memang awalnya tidak sengaja karena tali sepatunya yang lepas lalu ia tidak tahu jika ada wanita yang berada tepat di hadapannya otomatis ia menarik wanita itu dan bibirnya terbentur mengenai bibir wanita itu sekilas tapi lumatan itu tidak sengaja. Karena bibir gadis itu begitu lembut di bibirnya.
"Tentu saja bisa."
"Kalau begitu biar sekertaris saya nanti datang dan mengurus dengan pihak administrasi fakultas."
"Kalau begitu terimakasih pak. Assalamu'alaikum."
"Waalaikumsalam."
****
Ashimah memandang Pak Habibie tidak percaya. Pria tua itu barusan mengatakan jika ada perusahaan yang bersedia menjadi sponsor beasiswanya. Ini sulit dipercaya apalagi pemilik perusahaan itu adalah Dikau Tondo Prasetyo. Pria yang ingin dia jadikan suaminya.
Ashimah tersenyum senang. Ternyata pria itu sangat baik. Bahkan tanpa meminta persetujuannya pria itu langsung bergerak. Tanpa ia mengatakan kesulitannya. Pria itu mau membantunya. Pria itu seperti pahlawan berkuda putih untuknya.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Milarsih Milarsih
lanjut
2020-06-29
0
imas sukarsih
ooohhh
begitu toh awal ceritanya, ternyata memang tidak sengaja, aku kira emang disengaja 🤣🤣🤣
tapi kesengajaan yang enak kaaaaannn, malah d lanjut lagi 🤭🤭
2020-06-15
1
Gemini
ska bcax
2020-04-16
1