Bel istirahat kedua berbunyi, sesaat setelah guru keluar kelas murid-murid langsung ikut berhamburan keluar kelas, Keizaa dan Tiara baru akan diri dari kursinya ketika seseorang datang menghampirinya.
"Kak Keizaa yaa?" tanya orang itu.
"Iya, kenapa?"
"Ini ada titipan dari kak Evan." kata orang itu sambil menyerahkan selembar kertas ke Keizaa, dan langsung lari keluar kelas setelah Keizaa menerimanya.
"Evan mau apa Zaa?" tanya Tiara.
"Tidak tahu." jawab Zaa sambil membuka kertas itu, dan langsung memekik senang saat melihat isinya.
"Apaan sih? Bikin aku penasaran saja deh." tanya Tiara.
"Evan ngajak aku ketemuan sekarang, Ra. Oh My God!" seru Keizaa sumringah, kedua tangannya memegang pipinya, dan menepuk-nepuknya, "Ini bukan mimpi kan?" tanyanya.
Tiara mengerutkan keningnya, ia tidak setuju Keizaa menemui Evan, pria itu pasti punya niat buruk, "Dimana? Lagipula pengawalmu tidak akan membiarkanmu berduaan saja dengan seorang pria Zaa."
"Sepertinya Evan menyadari itu, makanya dia mengajakku ketemuan di taman kecil sebelah laboratorium, aku tahu letak taman itu, agak tersembunyi memang tempatnya, jadi tidak banyak yang tahu." sahut Keizaa sambil tersenyum lebar.
"Tapi, Zaa." Tiara tidak melanjutkan perkataannya, karena Keiza langsung bergegas keluar dari kelas menuju taman kecil yang dimaksud Evan.
Keizaa jalan santai ke arah lab supaya para pengawal yang di tugaskan papinya itu tidak curiga, lalu setelah dirasa aman, Keizaa langsung belok ke arah taman.
Tidak ada apa-apa di taman kecil itu, hanya ada beberapa tanaman apotik hidup. Keizaa melihat Evan yang sedang diri bersandar pada dinding sekolah.
Wajahnya yang tampan, dan rahangnya yang tegas bak dewa-dewa Yunani itu tersenyum manis saat melihat Keizaa, belum lagi tingginya yang sempurna, membuat jantung Keizaa berdetak cepat, dan lututnya terasa melemas.
Tuhan, dia ganteng sekali sih, *m*eleleh aku. erang Keizaa dalam hati, sambil menghampiri Evan.
"Kamu datang juga." kata Evan sambil masih terus tersenyum.
"Kenapa kamu senyum terus seperti itu?" tanya Keizaa kikuk.
"Gimana yaa, melihat kamu tuh seperti melihat kamera tahu. Jadi bawaannya mau senyum terus." goda Evan.
"Ihh apaan sih." kata Keizaa sambil tersipu malu, tangannya meremas rok abu-abunya.
"Ternyata benar yaa, Tuhan itu suka pamer. Buktinya sekarang Tuhan memamerkan hasil ciptaannya yang sempurna ini di depanku." lanjut Evan sambil menatap lembut Keizaa dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Bicara, Keizaa. Ayo bicara, kenapa jadi mati gaya begini sich di depan Evan. rutuk Keizaa dalam hati, tapi alih-alih mengeluarkan suara, Keizaa hanya mampu menunduk menahan malunya.
Melihat reaksi polos Keizaa, Evan melangkah maju mendekatinya, lalu menekan dagu Keizaa dan mendongakkan wajahnya ke arah Evan,
"Kalau berpapasan denganmu dijalan, bidadari sekalipun pasti akan menghindar, karena mereka minder dengan kecantikanmu, Zaa." goda Evan lagi, lalu menunduk hendak mencium Keizaa tapi Keiza menghindar dan langsung mundur selangkah.
Kenapa mundur? Bukannya aku juga menginginkan ciuman itu?
"Kamu ngajak aku ketemuan di sini, apa ada yang ingin kamu bicarakan, Van?" tanya Keizaa sambil berusaha menenangkan irama jantungnya, dan Evan kembali maju selangkah.
"Aku ingin kamu jadi pacarku." jawab Evan dengan penuh keyakinan kalau Keizaa akan berteriak kegirangan sambil melempar dirinya kepelukan Evan.
What? Evan menginginkanku menjadi pacarnya? Harusnya aku senang dong, iya kan? Tapi kenapa rasanya biasa saja yaa...? Helloooo Keizaa. Yang di depanmu itu Evan looh, cowok terkeren di sekolah ini, cowok incaranmu!
"Oh..." hanya itu yang keluar dari mulut Keizaa, awalnya ia memang menginginkan Evan, tapi setelah Evan menginginkannya juga, anehnya Keizaa langsung illfeel.
"Hanya oh saja?" tanya Evan sambil tersenyum menggoda.
"Kalau tidak ada yang ingin dibicarakan lagi, aku permisi dulu." seru Keizaa dan langsung balik badan meninggalkan Evan.
Ceringaian langsung menghilang dari wajah tampan Evan, berganti dengan wajahnya yang merah dengan amarah, karena reaksi Keizaa diluar ekspektasinya.
"Memangnya kamu pikir kamu bisa pergi begitu saja!!" geram Evan sambil menarik tangan Keizaa.
Belum pernah ada satupun wanita yang meninggalkannya saat Evan menginginkannya, dan harga dirinya yang terluka membuatnya kehilangan akal sehat.
Dan membuat Evan lupa kalau yang sekarang sedang berada di hadapannya saat ini adalah Keizaa, anak dari pemilik yayasan sekolah elite ini.
"Lepasin, Van!!" pekik Keizaa sambil berusaha menarik tangannya.
"Kamu pikir kamu bisa menolakku begitu saja hah?!!" desis Evan, Keizaa baru akan menendang junior Evan ketika tiba-tiba ada yang menarik pundak Evan dan langsung melayangkan tinjunya ke wajah Evan.
"Keanu!!" teriak Keizaa saat tahu orang itu adalah adiknya, Keanu.
Keanu memang masih SMP, tapi badannya sudah bongsor, dia pasti akan setinggi papinya nanti, saat ini saja tingginya nyaris sama dengan si kembar.
Dan dengan mempelajari bermacam ilmu beladiri yang Keanu ikuti bersama dengan si kembar Kenzou dan Kenzie serta Alson, membuat tenaganya menjadi jauh lebih kuat dari anak sepantarannya.
"Kamu tidak apa-apa kak? Apa si berengsek itu menyakitimu?" tanya Keanu, matanya melihat setiap inci wajah dan tangan Keizaa.
Keizaa menggeleng keras, "Tidak, aku tidak apa-apa. Tapi Evan." Keizaa langsung meringis saat melihat Evan yang sedang duduk sambil memegang rahangnya tempat tinju Keanu mendarat tadi.
Pengawal papinya yang berdiri di samping kanan dan kiri Evan langsung memaksa Evan berdiri, mengabaikan erangan kesakitan Evan.
"Biar aku yang mengurusnya, sekarang kakak kembali saja ke kelas, supaya tidak menarik perhatian siswa lainnya."
Sekali lagi Keizaa mengangguk, lalu segera pergi dari taman itu.
"Beraninya kau menyentuh kakakku!!" terdengar raungan Keanu, membuat bulu kuduk Keizaa meremang, dan langsung mempercepat langkahnya ke kelasnya.
Sesampainya di kelas, Keizaa melihat tatapan bersalah Tiara, dan Keiza langsung duduk di sampingnya, "Kamu yang memberitahu Ken kan?" tebak Keizaa.
Tiara mengangguk, "Aku khawatir, Zaa. Aku tahu siapa Evan, aku takut kamu akan termakan rayuannya." aku Tiara dengan sebersit rasa sesal.
Keizaa menepuk pundak Tiara, "Kamu benar, Evan memang pria brengsek! Terima kasih karena sudah memberitahu adikku, tadi nyaris saja Evan menciumku!"
Melihat wajah Tiara yang memucat Keizaa langsung terkekeh pelan, "Tenang saja, Evan belum sempat menciumku, Keanu keburu datang." jelas Keizaa dan Tiara langsung menghela nafas lega.
Dan ketika jam pulang sekolah, Keizaa dan Tiara melihat para siswi yang berkerumun sambil cekikikan ke arah lapangan, membuat jiwa kepo Keizaa dan Tiara keluar.
Mereka baru akan menuju ke kerumunan itu, ketika tiba-tiba kerumunan wanita itu terbelah dua, dan Alson dengan gaya coolnya dan penuh percaya diri, jalan santai ke arah Keizaa, dengan tangan kanan yang dimasukkan ke saku celana panjangnya.
"Ikut aku sekarang juga!" serunya sambil menarik tangan Keizaa dan membawanya ke tempat parkir mobilnya.
Mau dibawa Alson kemana Keizaa? Tunggu kelanjutannya besok yaa...😊
Untuk sekarang dalam rangka rilisnya novel Alson, Author akan mengadakan Give Away lagi nih untuk para readers tercinta, yang selalu setia mengikuti novel TML dan MCA sampai akhirnya ke novel Terlanjur Mencinta ini...
Caranya?
Seperti biasa... Kalian tinggal vote novel Terlanjur Mencinta ini sebanyak-banyaknya selama dua periode... Yang terhitung dari tanggal 8 November 2020 sampai 22 November 2020 yaa...
Untuk lima readers dengan vote tertinggi akan mendapatkan sepasang kaos couple Love...
Untuk lebih jelasnya bisa lihat di Instagram si_nicegirl yaa...😊
Terima kasih and happy reading...😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Rokiyah Yulianti
Untunglah Keizaa gak sampai dicium sama si Evan itu, wah Alson mau bawa Keizaa kemana yaaa???
2022-05-31
0
Sri Faujia
evan cowok keren pasti banyak cewek2 dekati
2021-12-31
0
Nur rikha
seru yah, bikin pengen kembali kemasa putih abu abu lagi deh thor
2021-12-23
0