4. Zhou You Wang

(Kerajaan Zhou, 781 SM)

Sudah beberapa pagi terlewati sejak kabar kandungan Putri Mahkota, Shen Huoji, menyebar di istana. Begitu pun dengan kekhawatiran Permaisuri Jiang yang semakin hari semakin terlihat di mata Shen Huoji. Tiada kabar mengenai keadaan Raja Xuan yang pergi ke medan perang melawan pemberontak.

"Bukankah Yang Mulia Permaisuri seharusnya beristirahat?" ucap Shen Huoji yang membangunkan lamunan Permaisuri Jiang.

Hari sudah cukup sore ditandai dengan mulai menipisnya cahaya mentari di ufuk barat. Semburat kemerahan perlahan diselingi warna keungunan tanda malam siap menyambut. Jamuan teh yang biasa ia lakukan dengan Permaisuri Jiang, kali ini berlangsung lebih lama.

"Maafkan aku yang membuatmu kelelahan, Ji'er." Permaisuri Jiang menatap menantu perempuannya itu dengan lembut. Menghapus jejak kekhawatirannya pada Sang Raja yang sempat terbesit dalam lamunan.

"Permaisuri Jiang tidak perlu meminta maaf pada hamba. Hamba senang bisa menemani Permaisuri minum teh," sela Shen Huoji tulus.

Bagaimana pun, ia mengerti perasaan Permaisuri Jiang yang mencintai Raja Xuan. Mungkin jika itu dirinya, tentu akan lebih mendramatrisir keadaan, ditambah dengan hormon kehamilannya yang mulai memperlihatkan tanda-tanda. Siapa yang tidak khawatir jika itu menyangkut Raja bijaksana sekaligus suami penyayang seperti Raja Xuan?

Mereka berdua pun berdiri, dengan Permaisuri Jiang yang mengusap pundak Shen Huoji perlahan.

"Pastikan Anakku tidak menyakitimu dan bayimu, Ji'er. Jika kau mendapati ia melakukan hal yang buruk, katakan saja padaku. Biar aku yang mendisiplinkannya." Penekanan pada kata 'mendisiplinkan' di ucapan Permaisuri Jiang benar-benar terasa sedikit menggelitik telinga Shen Huoji.

Bagaimana bisa lelaki liar itu memiliki ibu anggun seperti Permaisuri Jiang?

Entah kegagalan dalam kandungan atau memang kehancuran moral Putra Mahkota Ji Gongsheng bukanlah berasal dari silsilah keluarganya. Kebiasaan mengoleksi perempuan yang benar-benar melebihi batas wajar!

Meskipun Shen Huoji sadar, untuk saat ini lelaki bermulut madu itu belum menambah koleksi selirnya lagi setelah bersamanya. Bukan menutup kemungkinan lelaki itu memiliki pikirannya sendiri. Ia yakin hal ini tak akan berlama-lama. Candunya pada tubuh perempuan muda sungguh memalukan Kekaisaran!

...****************...

Pagi itu, Shen Houji baru saja selesai mengenakan riasan rambut dibantu oleh Yangmi. Hanfu berwarna ungu muda dengan bordiran bunga dari benang emas tampak sangat serasi melekat pada kulit seputih susunya. Bibirnya yang mungil tampak lembab mengkilat seperti buah ceri ranum.

Yangmi sudah menyiapkan teh bunga hangat untuk menemani pagi Shen Huoji. Lengkap dengan kue kudapan yang sudah dicobanya beberapa saat lalu untuk memastikan tiada racun atau hal-hal yang membahayakan Shen Huoji. Tidak mungkin berpikir bahwa istana selalu bersih. Istana bahkan lebih kotor dari rumah seorang ahli racun!

Seorang yang sangat sehat pun bisa mati mendadak tanpa terdeteksi berkatnya. Apalagi untuk sosok seperti Shen Huoji, calon permaisuri masa depan. Tidak mungkin dari sekian banyak nyawa yang mendiami bilik selir di istana belakang tidak ingin menggeser posisinya. Jadi, setiap hal haruslah benar-benar dipastikan sebelum menyentuh tubuh Sang Putri Mahkota.

Sementara itu, Shen Huoji terduduk diam sedikit melamun sambil menyesap teh bunganya yang terasa lebih pahit dari biasanya. Mungkin efek kehamilan yang membuat lidahnya semakin tajam. Ingatan semalam bergulir lagi di kepalanya. Menambah kepahitan yang ia rasakan saat itu.

"Apakah kau benar-benar ingin menjadi Permaisuriku, Ji'er?" Suara Ji Gongsheng mengetuk telinganya yang memerah oleh hembusan napas.

"Kenapa hamba terlihat tidak ingin menjadi Permaisuri, Pangeran?" jawab Shen Huoji lembut namun sarkatis. Ia jelas tahu maksud pria ini dengan melontarkan pertanyaan itu setelah memberikan pelayanan panjang semalaman meski tubuhnya sudah lelah.

"Jika kau sudah siap menjadi Permaisuriku, maka aku yakin kau sudah benar-benar memahami diriku."

Ya, kau memang penjahat kelamiin memalukan! pekiknya dalam hati.

"Kuharap kau tidak bertindak seperti Permaisuri yang lupa diri, Sayang," imbuhnya sambil tersenyum.

Panggilan 'sayang' itu membuat telinga Shen Huoji seperti tergelitik ujung belati runcing nan tajam. Menggelikan!

Bahkan seribu malam yang akan ia habiskan bersama Putra Mahkota Ji Gongsheng, tak pernah bisa membuatnya jatuh hati. Mungkin bahkan jutaan tahun akan tetap begitu. Ia tak bisa membohongi hatinya yang muak akan kebiasaan buruk Pangeran dungu ini yang membuat Kekaisaran Zhou malu.

Sayangnya, sebagai perempuan yang segala haknya ditentukan oleh lelaki, ia bisa apa?

"Tentu hamba akan selalu mendukung apapun yang Pangeran lakukan," ucap Shen Huoji tersenyum lalu menata wajahnya di samping suaminya yang menatapnya lekat.

Sebenarnya wajah suaminya tidaklah buruk. Bahkan bisa dikatakan cukup tampan dan menawan. Wajah khas bangsawan terpahat di sana. Bisa membuat para gadis memiliki musim semi di kepalanya pada pandangan pertama. Tapi, bagi Shen Huoji, wajah suaminya itu hanyalah keberkahan dari Sang Dewa yang tidak ia gunakan sebagaimana mestinya.

Tangan Shen Huoji tanpa sadar bermain di dada suaminya sembari ia memikirkan masa depannya yang akan ia jalani. Haruskah ia berpura-pura sepanjang hidupnya?

Jika bukan karena kandungan dalam rahimnya, mungkin ia memiliki akal untuk bunuh diri suatu saat atau mungkin melarikan diri jika diperlukan. Ia tahu, ia hanya manusia biasa. Berharap pada kekuatan hatinya untuk terus berpura-pura hanyalah kebohongan. Mati pun ia tidak akan tenang karenanya.

Tetapi bayi ini haruslah tetap hidup, jadi ia pun harus tetap hidup. Meski sebanyak apapun kebencian yang ia miliki pada pria ini, bayi ini tetaplah hasil dari buah cintanya bersama. Ia akan berjuang untuknya. Bukankah itu memang tugas seorang Ibu?

Andai saja, Ibunya masih ada saat ia beranjak dewasa, mungkin ia bisa bertanya banyak hal mengenai ini. Tapi, hanya Yangmi dan Meilan, Ibu Yangmi, yang merawatnya di kediaman Ayahnya sepeninggal Sang Ibu sepuluh tahun lalu.

"Tidurlah." Suara Ji Gongsheng mengalun lembut bersama usapan di kepala Shen Huoji. Mengantarkannya pada tidurnya yang lelap walau sebentar lagi menuju pagi.

"Nyonya? Apa yang Nyonya pikirkan?" Suara Yangmi mengejutkan Shen Huoji yang sibuk berkutat pada pikirannya sendiri.

Cawan teh masih tergenggam meski sudah berada di atas meja setelah ia sesap tanpa sadar.

"Apakah sudah ada kabar mengenai Raja Xuan, Yangmi?" Shen Huoji bertanya sembari menghela napasnya kembali.

"Kudengar pagi tadi seseorang pergi menemui Yang Mulia Permaisuri. Sepertinya seseorang yang membawa pesan, Nyonya." Yangmi menuang kembali teh ke dalam cangkir Shen Huoji.

Asap hangat mengepul dari cawan.

"Firasatku ia dari medan perang?" Mata Shen Huoji menatap Yangmi sedikit sendu. Yangmi mengangguk.

"Maka kita akan melihat, apakah ini baik atau buruk sesaat lagi." Shen Huoji lebih terkesan berkata pada dirinya sendiri ketika mengucapkannya sambil menghirup aroma wangi dari tehnya.

Tak lama, suara kegaduhan terdengar samar dari luar kediaman Shen Huoji. Membuat keduanya saling melirik diiringi tatapan saling bertanya-tanya.

Shen Huoji pun beranjak dari tempat duduknya bersama Yangmi yang membukakan pintu untuknya. Matanya langsung bertumbuk pada seorang pria berpakaian militer, pejabat tinggi militer lebih tepatnya. Sosoknya yang jangkung, gagah dan tegas membuat mata Shen Huoji harus mengedip dua kali.

"Ada apa ini?" tanya Shen Huoji spontan.

"Salam hormat, Yang Mulia Putri Mahkota. Hamba, Wakil Jenderal Wan Yuxie, diminta menjemput Yang Mulia Putri Mahkota untuk datang ke istana Raja. Permaisuri dan Putra Mahkota sudah berkumpul disana."

Firasat buruk langsung menghantam Shen Huoji. Buru-buru ia mengikuti pria di hadapannya bersama Yangmi. Dari belakang punggung laki-laki itu, ia teringat, bahwa ia pernah bertemu dengannya ketika dulu Ji Gongsheng pergi dari kediamannya setelah mendengar kabar kehamilannya. Lelaki ini yang mengikuti Ji Gongsheng waktu itu.

Banyak orang sudah berkumpul di istana Raja. Para selir Raja terlihat mencolok di deretan orang-orang tersebut dengan riasan-riasan cantik sempurna, namun sangat berkebalikan dengan raut wajah khawatir mereka. Para Putri dan Pangeran pun juga ada di antara mereka. Membisu satu sama lain. Hanya suara kain saling bergesek ketika pelayan yang mondar mandir dari dalam kamar Sang Raja membawa baskom kayu dengan air berwarna merah.

"Silakan Yang Mulia Putri Mahkota masuk ke dalam." Begitu yang ia dengar dari Wan Yuxie.

Ia pun masuk ke dalam kamar yang dijaga oleh para pengawal di depan pintunya. Bahkan pintu segera ditutup rapat saat tubuhnya sudah utuh berada di kamar.

Sosok jangkung suaminya, Ji Gongsheng langsung menghalangi pandangan, seperti sudah menunggu kedatangannya. Menuntunnya lebih dekat kearah tempat tidur, dimana sosok Permaisuri Jiang terduduk dengan punggung bergetar di sebelah seseorang yang terbaring. Tabib istana kemudian keluar dari kamar Raja. Menyisakan mereka berempat di ruangan yang luas tersebut. Ada apa sebenarnya?

Saat Shen Huoji akan melakukan penghormatan, Permaisuri Jiang berbalik, menampilkan wajah berurai air matanya menatap Shen Huoji. Barulah ketika Permaisuri Jiang berdiri, ia melihat tubuh kuat Sang Raja Xuan yang ia kagumi, terbaring lemah dengan banyak balutan kain perban yang memerah di dadanya.

"Salam hormat, Yang Mulia Raja dan Permaisuri," Shen Huoji menunduk memberi salam. Bagaimana pun juga tata krama dijunjung tinggi di istana.

"Kemarilah, Ji'er." Suara serak Raja Xuan mengalun lembut disertai napasnya yang tersengal.

Maju, Shen Huoji menatap iba Rajanya yang meskipun sudah berumur hampir setengah abad, ia masih menunjukkan tanda-tanda keperkasaan dan keagungan khas penguasa.

"Kudengar dari Permaisuri, kau sudah mengandung calon penerus Sheng'er, bukan?"

Shen Huoji tersenyum sendu, "benar, Yang Mulia." Suaranya seperti tercekat di tenggorokan. Keadaan ini bukanlah waktu yang ia bayangkan untuk memberitahu mengenai kehamilannya pada Raja Xuan. Setidaknya, bisakah sampai ia sembuh?

Tapi sepertinya orang-orang disini berpikir bahwa waktu Sang Raja sudah tak lama lagi. Terbukti kain perban Sang Raja sudah hampir penuh oleh darahnya sendiri.

"Ji'er, jagalah bayimu baik-baik. Besarkan ia dengan penuh kebajikan." Mata Raja bertemu dengan Shen Huoji. Sepertinya banyak hal yang ia ingin katakan pada menantunya itu. Tapi, tiba-tiba ia terbatuk dengan keras.

Darah hitam menyembur dari mulutnya yang pucat pasi. Menodai tubuhnya sendiri dan memercik sedikit ke hanfu yang dikenakan Shen Huoji dan Permaisuri Jiang yang ada di dekatnya.

"Panggil tabib!" Teriakan Permaisuri Jiang membuat Shen Huoji mundur seketika.

Cengkeraman Ji Gongsheng menyadarkan Shen Huoji. Mereka berdua beranjak keluar, membiarkan tabib menangani Sang Raja. Cukup dengan Permaisuri Jiang yang menemani suaminya itu.

...****************...

Hari-hari tampak muram selanjutnya. Semua orang penghuni istana mengenakan pakaian hanfu serba putih, tanpa riasan mencolok seperti hari-hari biasa.

Ya, Raja Xuan telah meninggal dunia. Nyawanya tak tertolong karena luka dalam dari dua panah beracun yang menembus organ dalamnya. Surat yang diterima Permaisuri Jiang waktu itu datang lebih lambat dari perkiraan, yang mengabarkan bahwa Raja Xuan terluka. Tak lama, iring-iringan tandu Raja Xuan yang terluka parah di dalamnya menyusul kemudian.

Permaisuri Jiang berduka begitu dalam. Kemenangan Raja Xuan bahkan bukanlah kemenangan yang diharapkan. Ia bahkan tidak keluar sejengkal pun dari kediamannya, kecuali ketika menghadiri penobatan Ji Gongsheng sebagai Raja, menggantikan suaminya, setelah tujuh hari perkabungan berjalan. Dengan hati yang berat ia tampil merias diri di hadapan banyak orang dengan baju kebesarannya sebagai istri penguasa yang lama. Gelarnya pun kini telah resmi beralih pada Shen Huoji, digantikan dengan gelar Ibu Suri Jiang.

Istana tampak dingin seperti hati para penghuninya. Bahkan rakyat pun banyak yang bersedih atas kematian Raja Xuan yang bijaksana. Sesungguhnya mereka pun tidak berkehendak atas Raja barunya, Ji Gongsheng, yang kini menyandang nama baru, Zhou You Wang atau Raja You dari Zhou, sebagai pengganti Raja Xuan. Siapa yang tidak tahu perangai Pangeran satu itu? Semut di ujung kerajaan pun tahu kelakuannya yang memalukan.

Sementara Shen Huoji, kini ia mendapatkan gelar baru, Permaisuri Shen. Di umurnya yang baru lewat lima belas tahun, bersama Ji Gongsheng, ia akan ikut berperan mengukir sejarah di Kekaisaran Zhou. Itu pun jika Ji Gongsheng mengerti fungsi pendamping yang sesungguhnya.

Bahkan di hari terakhir perkabungan ini, Shen Huoji terpaksa harus sekali lagi mengorbankan dirinya menjadi santapan pria itu. Demi menahan diri untuk tidak lari pada selir di istana belakang yang mana akan membuat rumor buruk pada status Raja barunya. Bahkan duka kehilangan seorang Ayah tidak mampu menghilangkan nafsu birahinya yang entah kenapa tidak pernah surut. Sungguh tidak tahu adat!

...****************...

Terpopuler

Comments

Happy♡~

Happy♡~

5 like + rate 5 bintang mendarat kak Author.. Semangat Up nyaa!
Salam "Anak sekolah yang tak mampu" & "Menikah dengan CEO dingin".. 🙏🏻

Feedbacknya ditunggu ya Thor 😉❤
Terimakasih

2021-06-20

2

cella_cuteee

cella_cuteee

bener2 penjahat kelamin si raja baru ini

2021-05-25

0

Ftl03

Ftl03

Like dari Little Rainbow.. semangat terus Thor.. jgn lupa mampir dan tinggalkan jejak.. mari saling mendukung...

2021-01-04

1

lihat semua
Episodes
1 1. PROLOG: Festival Zhong Qiu Jie
2 2. Musim Semi Pertama
3 Main Character
4 3. Kabar Sekuntum Magnolia
5 4. Zhou You Wang
6 5. Filosofi Kehidupan
7 6. Jerat Hasrat Sang Jenderal
8 7. Hadiah Permaisuri : Kotak Kayu dan Seorang Gadis
9 8. Hadiah Permaisuri : Mimpi
10 9. Hanya Kebiasaan Lama Yang Kembali
11 10. Kabar Angin Sang Burung Istana
12 11. Penentang Mandat Langit
13 12. Ji Yuchen
14 13. Terbangun Dari Tidur Panjang
15 14. Cerita Yang Disembunyikan
16 15. Hadiah Kesembuhan Permaisuri
17 16. Asal Usul Cincin Giok (1)
18 17. Asal Usul Cincin Giok (2)
19 18. Bermain Siasat
20 19. Hadiah Sang Pangeran
21 20. Kendi Cuka Milik Pangeran
22 21. Seorang Tamu Tak Diundang
23 22. Panah Untuk Selir Bao Si
24 23. Informasi Baru
25 24. Seribu Niat Terselubung
26 25. Gempa Bumi Peringatan
27 26. Rencana Kecil Untuk Hal Besar
28 27. Ide Cerdik Permaisuri
29 28. Menemukanmu
30 29. Cuka Yang Tumpah
31 30. Malam Duanwu
32 31. Kematian Yang Cepat
33 32. Kabar Istana Belakang
34 33. Serangan Malam
35 34. Assassin
36 35. Gudang di Wuzhong
37 36. Racun Zhendu
38 37. Peralatan Perak Dan Pion Baru
39 38. Kelahiran Pangeran Kedua
40 39. Percakapan di Meja Makan
41 40. Kesakitan Li Xiu Fei
42 41. Desisan Cawan
43 42. Hadiah Terima Kasih
44 43. Aroma Kematian
45 44. Tekad Untuk Hidup
46 45. Rumor Tersebar
47 46. Penyelidikan Jenderal Wan Yuxie
48 47. Sebelum Acara Perburuan
49 48. Sebelum Acara Perburuan 2
50 49. Rahasia Pelayan
51 50. Emosi Buruk
52 51. Permintaan Permaisuri
53 52. Kepergian Raja
54 53. Permaisuri Menyelinap
55 54. Perempuan Bertudung
56 55. Sampai Jumpa, Permaisuri
57 56. Rombongan Telah Tiba
58 57. Bertemu Li Jianghu
59 58. Pertarungan Dengan Suku Quanrong
60 59. Pertarungan Dengan Suku Quanrong (2)
61 60. Peran Perempuan Dalam Sejarah
62 61. Kembali ke Ibukota
63 62. Pertemuan di Musim Gugur
64 63. Pertemuan di Musim Gugur (2)
65 64. Feng Ling dan Token Giok Bunga Krisan
66 65. Ayah
67 66. Penyesalan
68 67. Hilangnya Seseorang yang Berharga
69 68. Rencana Calon Selir Raja dan Permaisuri
70 69. Serangan Tak Terduga
71 70. Kematian Mu Rong
72 71. Dugaan-Dugaan Baru
73 72. Sosok Dalam Bayang Gelap
74 73. Para Seniman Mimpi
75 74. Mantra
76 PENGUMUMAN
77 75. Istana Dingin
78 76. Langkah Selanjutnya
79 77. Penculikan
80 78. Dampak Penculikan
81 79. Hua Shan
82 80. Kedatangan Tamu Raja
83 81. Berhenti Bersandiwara
84 82. Perubahan Rencana
85 83. Perempuan Bernama Zhao Zhangyi
86 84. Yuàn Yì sǐ dan Yǒngyú chóngshēng
87 85. Awal Kekacauan: Si Lidah Merah
88 86. Keinginan Sang Selir
89 87. Surat Merah Li Xiu Fei
90 88. Kilasan: Kematian Pertama
91 89. Kilasan : Kegagalan Yang Kedua
92 90. Surat Merah Li Xiu Fei Kedua
93 91. Segalanya... Untukmu
94 92. Api di Menara Perang
95 93. Hiburan Bao Si Guifei, Gundahnya Permaisuri
96 94. Semua Saling Bersembunyi
97 95. Menjadi Penyusup
98 96. Penantian
99 97. Rumah Cinta Yueliang
100 98. Penyesalan Yang Terlambat
101 99. Berbagai Sisi Lain
102 100. Perang Berkobar di Zhou (1)
103 101. Perang Berkobar di Zhou (2)
104 102. Perang Berkobar di Zhou (3)
105 103. Perang Berkobar di Zhou (4)
106 104. Perang Berkobar di Zhou (5)
107 105. Perang Berkobar di Zhou (6)
108 106. Perang Berkobar di Zhou (7)
109 107. Perang Berkobar di Zhou (8)
110 108. Perang Berkobar di Zhou (9)
111 109. Perang Berkobar di Zhou (10)
112 110. Pengkhianat Yang Mengakhiri
113 111. Saatnya Pergi
114 112. Tergeletak Pingsan
115 113. Kutukan Bao Si
116 Pengumuman
117 114. Tersadar
118 115. Kejutan Sang Nona
119 116. Epilog - Festival Zhong Qiu Jie
120 DARI PENULIS
121 SEKADAR INFO
122 NOVEL BARU
Episodes

Updated 122 Episodes

1
1. PROLOG: Festival Zhong Qiu Jie
2
2. Musim Semi Pertama
3
Main Character
4
3. Kabar Sekuntum Magnolia
5
4. Zhou You Wang
6
5. Filosofi Kehidupan
7
6. Jerat Hasrat Sang Jenderal
8
7. Hadiah Permaisuri : Kotak Kayu dan Seorang Gadis
9
8. Hadiah Permaisuri : Mimpi
10
9. Hanya Kebiasaan Lama Yang Kembali
11
10. Kabar Angin Sang Burung Istana
12
11. Penentang Mandat Langit
13
12. Ji Yuchen
14
13. Terbangun Dari Tidur Panjang
15
14. Cerita Yang Disembunyikan
16
15. Hadiah Kesembuhan Permaisuri
17
16. Asal Usul Cincin Giok (1)
18
17. Asal Usul Cincin Giok (2)
19
18. Bermain Siasat
20
19. Hadiah Sang Pangeran
21
20. Kendi Cuka Milik Pangeran
22
21. Seorang Tamu Tak Diundang
23
22. Panah Untuk Selir Bao Si
24
23. Informasi Baru
25
24. Seribu Niat Terselubung
26
25. Gempa Bumi Peringatan
27
26. Rencana Kecil Untuk Hal Besar
28
27. Ide Cerdik Permaisuri
29
28. Menemukanmu
30
29. Cuka Yang Tumpah
31
30. Malam Duanwu
32
31. Kematian Yang Cepat
33
32. Kabar Istana Belakang
34
33. Serangan Malam
35
34. Assassin
36
35. Gudang di Wuzhong
37
36. Racun Zhendu
38
37. Peralatan Perak Dan Pion Baru
39
38. Kelahiran Pangeran Kedua
40
39. Percakapan di Meja Makan
41
40. Kesakitan Li Xiu Fei
42
41. Desisan Cawan
43
42. Hadiah Terima Kasih
44
43. Aroma Kematian
45
44. Tekad Untuk Hidup
46
45. Rumor Tersebar
47
46. Penyelidikan Jenderal Wan Yuxie
48
47. Sebelum Acara Perburuan
49
48. Sebelum Acara Perburuan 2
50
49. Rahasia Pelayan
51
50. Emosi Buruk
52
51. Permintaan Permaisuri
53
52. Kepergian Raja
54
53. Permaisuri Menyelinap
55
54. Perempuan Bertudung
56
55. Sampai Jumpa, Permaisuri
57
56. Rombongan Telah Tiba
58
57. Bertemu Li Jianghu
59
58. Pertarungan Dengan Suku Quanrong
60
59. Pertarungan Dengan Suku Quanrong (2)
61
60. Peran Perempuan Dalam Sejarah
62
61. Kembali ke Ibukota
63
62. Pertemuan di Musim Gugur
64
63. Pertemuan di Musim Gugur (2)
65
64. Feng Ling dan Token Giok Bunga Krisan
66
65. Ayah
67
66. Penyesalan
68
67. Hilangnya Seseorang yang Berharga
69
68. Rencana Calon Selir Raja dan Permaisuri
70
69. Serangan Tak Terduga
71
70. Kematian Mu Rong
72
71. Dugaan-Dugaan Baru
73
72. Sosok Dalam Bayang Gelap
74
73. Para Seniman Mimpi
75
74. Mantra
76
PENGUMUMAN
77
75. Istana Dingin
78
76. Langkah Selanjutnya
79
77. Penculikan
80
78. Dampak Penculikan
81
79. Hua Shan
82
80. Kedatangan Tamu Raja
83
81. Berhenti Bersandiwara
84
82. Perubahan Rencana
85
83. Perempuan Bernama Zhao Zhangyi
86
84. Yuàn Yì sǐ dan Yǒngyú chóngshēng
87
85. Awal Kekacauan: Si Lidah Merah
88
86. Keinginan Sang Selir
89
87. Surat Merah Li Xiu Fei
90
88. Kilasan: Kematian Pertama
91
89. Kilasan : Kegagalan Yang Kedua
92
90. Surat Merah Li Xiu Fei Kedua
93
91. Segalanya... Untukmu
94
92. Api di Menara Perang
95
93. Hiburan Bao Si Guifei, Gundahnya Permaisuri
96
94. Semua Saling Bersembunyi
97
95. Menjadi Penyusup
98
96. Penantian
99
97. Rumah Cinta Yueliang
100
98. Penyesalan Yang Terlambat
101
99. Berbagai Sisi Lain
102
100. Perang Berkobar di Zhou (1)
103
101. Perang Berkobar di Zhou (2)
104
102. Perang Berkobar di Zhou (3)
105
103. Perang Berkobar di Zhou (4)
106
104. Perang Berkobar di Zhou (5)
107
105. Perang Berkobar di Zhou (6)
108
106. Perang Berkobar di Zhou (7)
109
107. Perang Berkobar di Zhou (8)
110
108. Perang Berkobar di Zhou (9)
111
109. Perang Berkobar di Zhou (10)
112
110. Pengkhianat Yang Mengakhiri
113
111. Saatnya Pergi
114
112. Tergeletak Pingsan
115
113. Kutukan Bao Si
116
Pengumuman
117
114. Tersadar
118
115. Kejutan Sang Nona
119
116. Epilog - Festival Zhong Qiu Jie
120
DARI PENULIS
121
SEKADAR INFO
122
NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!