2. Musim Semi Pertama

(Kerajaan Zhou, 781 SM)

Musim semi pertama tahun kelima belas. Shen Huoji sudah menunggu waktu ini dengan bermacam persiapan untuk kehidupannya kedepan. Menikah dengan seseorang yang dicintai. Hmm, betapa indahnya! pekiknya dalam hati.

Siapa sangka, ternyata ia harus terpilih untuk menghangatkan ranjang Putra Mahkota, Ji Gongsheng tahun ini. Sungguh takdir yang buruk!

Kenapa dari sekian banyak lelaki di sekitarnya, ia harus berhadapan dengan lelaki muka dua. Manis di bibir lain di hati sepertinya. Meski ia masih untung tidak harus menikah dengan mereka yang jauh lebih tua darinya. Tapi tetap saja, ini benar-benar buruk!

"Ayah, apakah tidak ada pilihan lain untukku selain menjadi istri Putra Mahkota?" bujuk Huoji pada Ayahnya.

"Jika saja Ayahmu ini bisa memilih, kau sudah Ayah bawa pergi dari tempat terkutuk ini, Huo'er." Wajah Sang Ayah tampak sama lesunya dengan gadisnya.

Mereka duduk berdua di ruang kerja sang ayah yang dikelilingi berkas-berkas dan buku bertumpukan. Selepas jamuan makan yang diadakan di Istana Chang'An Gong, tak henti-hentinya Huoji membujuk, agar pernikahannya dengan Sang Putra Mahkota tidak terlaksana.

Pucuk di cinta, ulam pun tiba!

Hari pernikahan yang semestinya dilaksanakan dua bulan lagi, malah dipercepat menjadi dua minggu!

Huoji ingin sekali bersembunyi ke lubang tikus atau menyelam bersama ikan-ikan di halaman belakang kediaman. Upaya untuk memiliki reputasi buruk di wajah Sang Putra Mahkota harus ia telan mentah-mentah saat itu karena yang menunjuk dirinya adalah Sang Raja, Ayah si Putra Mahkota.

Andai saja Ayahnya, Marquess Shen, bukanlah pejabat kemiliteran, nasibnya mungkin bisa sedikit longgar. Apa mau dikata, kadang keinginan memang seperti memeluk gunung. Sudah begitu menjadi putri tunggal Sang Marquess. Pupus sudah kebebasan yang ia miliki selama ini.

Jika bukan karena Putra Mahkota adalah lelaki busuk dengan banyak simpanan dimana-mana. Mungkin ia masih bisa menerima dengan berbesar hati. Nahas, Putra Mahkota yang hanya berselisih setahun lebih tua darinya itu sudah menumpuk calon benih dimana-mana. Entah sudah berapa puluh selir yang menghangatkan istana belakangnya.

Lalu, nasibnya apakah akan seperti mereka? Jika sudah bosan akan dibuang? Tak mampu ia meneruskan kemungkinan-kemungkinan di depan.

...****************...

Istana Chang'An Gong hari ini sudah dihias banyak ornamen pernikahan. Keseluruhan langit-langit dan tiang-tiang peyangga sudah dipenuhi warna merah dan emas seperti festival mahabesar.

Dayang-dayang hilir mudik dengan jajaran pengawal istana memenuhi sudut-sudutnya. Para tamu kerajaan duduk menyebar di kursi yang disediakan menunggu prosesi pernikahan antara Putra Mahkota, Ji Gongsheng dan Putri dari Marquess Shen, Shen Huoji, selesai dilakukan.

Berbalut busana merah, biru dan emas, keduanya tampak mencolok mencuri perhatian mata-mata yang penuh tanda tanya. Apakah ini gadis yang akan menjadi Putri Mahkota?

Mengingat hanya pernikahan dengan gadis inilah yang diselenggarakan paling mewah diantara gadis-gadis penghuni istana belakangnya yang lain. Bahkan, Sang Raja Xuan mengundang pemimpin-pemimpin dari berbagai wilayah yang dikuasainya.

Di sudut tamu, tampak seorang pria muda mengamati sang mempelai perempuan. Wajahnya yang tegas dengan garis rahang kuat, tampak dingin tanpa emosi. Hanya matanya yang tidak pernah pergi menatap sepasang sejoli yang duduk di samping Raja Xuan dan Permaisuri Jiang.

"Sepertinya malam ini sungguh buruk untukmu, Anakku, Xian'er?" Suara seorang pria tua membuyarkan fokus si pria muda.

"Hmm, kupikir Ayah datang kesini sudah siap untuk mabuk. Tidak mencampuri minat anaknya." Mata pria yang dipanggil Xian'er itu beralih menatap sekitar.

Sosok Marquess Shen, Shen Bo Hu, yang biasanya tampak tenang dan berwibawa khas petinggi militer itu menarik pehatiannya. Malam ini pria tua yang seumuran Ayahnya, Marquess Zeng, tampak sedikit muram dan kaku. Mungkinkah pria tua itu tidak rela putri semata wayangnya menikah dengan Putra Mahkota?

Ya, bila dipikir-pikir orangtua mana yang sebenarnya rela menjadikan anaknya salah satu penghuni bilik cinta milik Putra Mahkota yang dikenal seperti pemangsa daun muda. Bahkan umurnya masih enam belas tahun!

"Apakah kau masih mengagumi gadis itu, Xian'er? Bukankah sudah tiga tahun berlalu sejak pertemuan pertama itu?" Lagi-lagi Ayahnya yang ramah ini menganggunya.

"Bukankah bujangan tua seperti Ayah juga akan terpesona pada dia jika saja dia bukan anak Si Tembok Batu?"

Marquess Zeng langsung memberikan tatapan menusuk pada anaknya, Zeng Hexian. Mulut pria muda ini benar-benar seperti racun. Mematikan!

Andai saja dia memang bisa kembali muda, ya kenapa tidak? Toh, tidak ada istri yang harus dia duakan. Hanya ada gadis-gadis dari bilik cinta yang terpikat padanya yang sudah hampir setengah abad.

Gadis itu bahkan bisa memikat seribu lelaki, andai saja Ayahnya, Si Tembok Batu, Shen Bo Hu tidak mengurungnya di kediaman seperti sapi. Sayang seribu sayang, meski begitu ia masih saja terperangkap dalam mulut buaya di kerajaan Zhou. Berkat kerendahan hati Dewa, tentu saja! Hukuman pada Si Tembok Batu, pikirnya.

"Jaga mulutmu yang pedas itu untuk dirimu sendiri, Xian'er. Ayahmu ini sudah lelah mengarungi banyak wanita yang lebih matang," dengus Sang Marquess.

Hexian hanya memutar mata mendengar jawaban ayahnya.

Di sisi lain, Shen Huoji merasa ingin menenggelamkan diri ke danau. Pakaian yang berlapis-lapis, ruangan bak lautan manusia. Berapa lama lagi ia bisa melarikan diri dari pesta ini. Pipinya kelu berkali-kali menampilkan senyum instan di hadapan tamu-tamu penting kerajaan.

"Ji'er, sebentar lagi acara minum-minum akan dilakukan. Silakan kau pergi ke kamar pengantin bersama pelayan." Permaisuri Jiang tersenyum tulus pada Huoji. Ia tahu putri Shen Bo Hu itu tidak terbiasa pada situasi seperti ini.

"Terima kasih Yang Mulia Permaisuri, Yang Mulia Raja, dan Pangeran, hamba pamit undur diri dahulu." Huoji menunduk penghormatan untuk beranjak pergi. Tiga orang tersebut mempersilakannya, disusul Permaisuri Jiang yang juga beranjak dari tempatnya kemudian.

Malam pernikahan adalah waktu para pria. Dimana arak terbaik seluruh pelosok negeri disajikan di cawan-cawan para tamu. Raja Xuan memimpin tegukan pertama dengan sebuah pengharapan baik untuk pernikahan anaknya, Ji Gongsheng. Disusul cawan para pangeran dan tamu yang diangkat keatas, tanda disambutnya doa baik Sang Raja.

...****************...

Huoji meringis di pagi hari setelah terbangun dari tidurnya. Sepasang tangan melingkupi tubuh tanpa busananya di balik selimut sutera merah yang bersulam benang emas dengan motif naga.

Sejenak kilasan memori semalam menghantamnya. Ia tidak bisa mencegah dirinya sendiri untuk menghangatkan tempat tidur Sang Putra Mahkota. Dalam keadaan sedikit mabuk, pria itu masuk dan menyeruduk lembut dirinya yang sudah setengah tertidur.

Tak mungkin ia menolak karena sebagai istri, itu sudah menjadi kewajibannya sekarang. Walau hatinya ingin berontak, ia menuruti suaminya dalam diam. Hanya Dewa yang tahu betapa tersiksanya ia.

"Yang Mulia Pangeran," cicit Huoji perlahan berharap sang pemilik tangan terbangun. Ia ingin segera beranjak membersihkan diri yang terasa lengket sisa semalam.

"Ji'er, kau sudah bangun?" Suara Gongsheng serak dan terkesan menawan, tapi bagi Huoji terasa memuakkan.

Bagaimana bisa ia terpesona pada lelaki yang entah sudah berapa kali meniduri berbagai macam perempuan di luar sana. ********, pikir Huoji.

"Hamba harus segera membersihkan diri, Pangeran," sela Huoji sebelum buaya busuk itu kembali tertidur dan mengurungnya.

"Tunggulah sebentar, aku masih ingin memelukmu." Pelukan buaya itu semakin erat. Huoji semakin ingin berteriak meminta perlindungan Ayahnya.

"Tapi hamba sudah tidak sanggup menahan keinginan buang air, takut jika akan mengotori tempat tidur, Pangeran." Jika saja ini pria lain, Huoji mungkin akan sangat senang berlama-lama di tempat tidur. Menghangatkan sampai mungkin terbakar!

Benar-benar!

Dengan kerelaan hati, Ji Gongsheng melepaskan pelukannya dan menatap istrinya itu dengan sayu. Pengaruh arak semalam masih sedikit tertinggal di sudut otaknya. Membuatnya kembali merebahkan kepala semakin dalam.

Secepat kilat Huoji melesat anggun dan meminta bantuan pelayan pribadi yang dibawanya dari kediaman untuk membantunya mandi.

"Yangmi, bantu aku membersihkan noda-noda di tubuhku ini sebelum aku menguliti diriku sendiri," ujar Huoji berbisik pada pelayan kesayangannya itu.

Sementara Yangmi yang memahami betul perasaan majikannya hanya tersenyum simpul dan mengangguk. Gadis itu amat membenci perangai suaminya sejak dahulu. Sungguh ketidakberuntungan, ia harus menjadi istrinya.

Ia hanya berdoa, suatu saat majikan kesayangannya itu akan berbahagia. Sudah cukup kesepian sejak kecil yang dia alami, tak perlu ditambah penyiksaan kehidupan setelah menikah. Tapi mungkin doanya masih belum didengar Dewa.

...****************...

Author's note:

Marquess : mengacu pada jabatan pemimpin suatu wilayah yang bertanggung jawab langsung pada Raja sebagai Kepala Pemerintahan Tertinggi. Umumnya akan diikuti nama klan yang menunjukkan wilayah kekuasaan klan tersebut. Contoh Marquess of Shen adalah pemimpin wilayah Shen, sebuah distrik luas seperti provinsi dengan tampuk kepemimpinan dibawah pengawasan klan Shen.

Ok, segini dulu ya.. C U next~

Terpopuler

Comments

Di Elva

Di Elva

marquess??, kerjaan timurkan ini?? 🙄

2024-03-13

0

Yuli Yanti

Yuli Yanti

💐💐

2022-07-25

0

yudi

yudi

🌹

2022-07-25

0

lihat semua
Episodes
1 1. PROLOG: Festival Zhong Qiu Jie
2 2. Musim Semi Pertama
3 Main Character
4 3. Kabar Sekuntum Magnolia
5 4. Zhou You Wang
6 5. Filosofi Kehidupan
7 6. Jerat Hasrat Sang Jenderal
8 7. Hadiah Permaisuri : Kotak Kayu dan Seorang Gadis
9 8. Hadiah Permaisuri : Mimpi
10 9. Hanya Kebiasaan Lama Yang Kembali
11 10. Kabar Angin Sang Burung Istana
12 11. Penentang Mandat Langit
13 12. Ji Yuchen
14 13. Terbangun Dari Tidur Panjang
15 14. Cerita Yang Disembunyikan
16 15. Hadiah Kesembuhan Permaisuri
17 16. Asal Usul Cincin Giok (1)
18 17. Asal Usul Cincin Giok (2)
19 18. Bermain Siasat
20 19. Hadiah Sang Pangeran
21 20. Kendi Cuka Milik Pangeran
22 21. Seorang Tamu Tak Diundang
23 22. Panah Untuk Selir Bao Si
24 23. Informasi Baru
25 24. Seribu Niat Terselubung
26 25. Gempa Bumi Peringatan
27 26. Rencana Kecil Untuk Hal Besar
28 27. Ide Cerdik Permaisuri
29 28. Menemukanmu
30 29. Cuka Yang Tumpah
31 30. Malam Duanwu
32 31. Kematian Yang Cepat
33 32. Kabar Istana Belakang
34 33. Serangan Malam
35 34. Assassin
36 35. Gudang di Wuzhong
37 36. Racun Zhendu
38 37. Peralatan Perak Dan Pion Baru
39 38. Kelahiran Pangeran Kedua
40 39. Percakapan di Meja Makan
41 40. Kesakitan Li Xiu Fei
42 41. Desisan Cawan
43 42. Hadiah Terima Kasih
44 43. Aroma Kematian
45 44. Tekad Untuk Hidup
46 45. Rumor Tersebar
47 46. Penyelidikan Jenderal Wan Yuxie
48 47. Sebelum Acara Perburuan
49 48. Sebelum Acara Perburuan 2
50 49. Rahasia Pelayan
51 50. Emosi Buruk
52 51. Permintaan Permaisuri
53 52. Kepergian Raja
54 53. Permaisuri Menyelinap
55 54. Perempuan Bertudung
56 55. Sampai Jumpa, Permaisuri
57 56. Rombongan Telah Tiba
58 57. Bertemu Li Jianghu
59 58. Pertarungan Dengan Suku Quanrong
60 59. Pertarungan Dengan Suku Quanrong (2)
61 60. Peran Perempuan Dalam Sejarah
62 61. Kembali ke Ibukota
63 62. Pertemuan di Musim Gugur
64 63. Pertemuan di Musim Gugur (2)
65 64. Feng Ling dan Token Giok Bunga Krisan
66 65. Ayah
67 66. Penyesalan
68 67. Hilangnya Seseorang yang Berharga
69 68. Rencana Calon Selir Raja dan Permaisuri
70 69. Serangan Tak Terduga
71 70. Kematian Mu Rong
72 71. Dugaan-Dugaan Baru
73 72. Sosok Dalam Bayang Gelap
74 73. Para Seniman Mimpi
75 74. Mantra
76 PENGUMUMAN
77 75. Istana Dingin
78 76. Langkah Selanjutnya
79 77. Penculikan
80 78. Dampak Penculikan
81 79. Hua Shan
82 80. Kedatangan Tamu Raja
83 81. Berhenti Bersandiwara
84 82. Perubahan Rencana
85 83. Perempuan Bernama Zhao Zhangyi
86 84. Yuàn Yì sǐ dan Yǒngyú chóngshēng
87 85. Awal Kekacauan: Si Lidah Merah
88 86. Keinginan Sang Selir
89 87. Surat Merah Li Xiu Fei
90 88. Kilasan: Kematian Pertama
91 89. Kilasan : Kegagalan Yang Kedua
92 90. Surat Merah Li Xiu Fei Kedua
93 91. Segalanya... Untukmu
94 92. Api di Menara Perang
95 93. Hiburan Bao Si Guifei, Gundahnya Permaisuri
96 94. Semua Saling Bersembunyi
97 95. Menjadi Penyusup
98 96. Penantian
99 97. Rumah Cinta Yueliang
100 98. Penyesalan Yang Terlambat
101 99. Berbagai Sisi Lain
102 100. Perang Berkobar di Zhou (1)
103 101. Perang Berkobar di Zhou (2)
104 102. Perang Berkobar di Zhou (3)
105 103. Perang Berkobar di Zhou (4)
106 104. Perang Berkobar di Zhou (5)
107 105. Perang Berkobar di Zhou (6)
108 106. Perang Berkobar di Zhou (7)
109 107. Perang Berkobar di Zhou (8)
110 108. Perang Berkobar di Zhou (9)
111 109. Perang Berkobar di Zhou (10)
112 110. Pengkhianat Yang Mengakhiri
113 111. Saatnya Pergi
114 112. Tergeletak Pingsan
115 113. Kutukan Bao Si
116 Pengumuman
117 114. Tersadar
118 115. Kejutan Sang Nona
119 116. Epilog - Festival Zhong Qiu Jie
120 DARI PENULIS
121 SEKADAR INFO
122 NOVEL BARU
Episodes

Updated 122 Episodes

1
1. PROLOG: Festival Zhong Qiu Jie
2
2. Musim Semi Pertama
3
Main Character
4
3. Kabar Sekuntum Magnolia
5
4. Zhou You Wang
6
5. Filosofi Kehidupan
7
6. Jerat Hasrat Sang Jenderal
8
7. Hadiah Permaisuri : Kotak Kayu dan Seorang Gadis
9
8. Hadiah Permaisuri : Mimpi
10
9. Hanya Kebiasaan Lama Yang Kembali
11
10. Kabar Angin Sang Burung Istana
12
11. Penentang Mandat Langit
13
12. Ji Yuchen
14
13. Terbangun Dari Tidur Panjang
15
14. Cerita Yang Disembunyikan
16
15. Hadiah Kesembuhan Permaisuri
17
16. Asal Usul Cincin Giok (1)
18
17. Asal Usul Cincin Giok (2)
19
18. Bermain Siasat
20
19. Hadiah Sang Pangeran
21
20. Kendi Cuka Milik Pangeran
22
21. Seorang Tamu Tak Diundang
23
22. Panah Untuk Selir Bao Si
24
23. Informasi Baru
25
24. Seribu Niat Terselubung
26
25. Gempa Bumi Peringatan
27
26. Rencana Kecil Untuk Hal Besar
28
27. Ide Cerdik Permaisuri
29
28. Menemukanmu
30
29. Cuka Yang Tumpah
31
30. Malam Duanwu
32
31. Kematian Yang Cepat
33
32. Kabar Istana Belakang
34
33. Serangan Malam
35
34. Assassin
36
35. Gudang di Wuzhong
37
36. Racun Zhendu
38
37. Peralatan Perak Dan Pion Baru
39
38. Kelahiran Pangeran Kedua
40
39. Percakapan di Meja Makan
41
40. Kesakitan Li Xiu Fei
42
41. Desisan Cawan
43
42. Hadiah Terima Kasih
44
43. Aroma Kematian
45
44. Tekad Untuk Hidup
46
45. Rumor Tersebar
47
46. Penyelidikan Jenderal Wan Yuxie
48
47. Sebelum Acara Perburuan
49
48. Sebelum Acara Perburuan 2
50
49. Rahasia Pelayan
51
50. Emosi Buruk
52
51. Permintaan Permaisuri
53
52. Kepergian Raja
54
53. Permaisuri Menyelinap
55
54. Perempuan Bertudung
56
55. Sampai Jumpa, Permaisuri
57
56. Rombongan Telah Tiba
58
57. Bertemu Li Jianghu
59
58. Pertarungan Dengan Suku Quanrong
60
59. Pertarungan Dengan Suku Quanrong (2)
61
60. Peran Perempuan Dalam Sejarah
62
61. Kembali ke Ibukota
63
62. Pertemuan di Musim Gugur
64
63. Pertemuan di Musim Gugur (2)
65
64. Feng Ling dan Token Giok Bunga Krisan
66
65. Ayah
67
66. Penyesalan
68
67. Hilangnya Seseorang yang Berharga
69
68. Rencana Calon Selir Raja dan Permaisuri
70
69. Serangan Tak Terduga
71
70. Kematian Mu Rong
72
71. Dugaan-Dugaan Baru
73
72. Sosok Dalam Bayang Gelap
74
73. Para Seniman Mimpi
75
74. Mantra
76
PENGUMUMAN
77
75. Istana Dingin
78
76. Langkah Selanjutnya
79
77. Penculikan
80
78. Dampak Penculikan
81
79. Hua Shan
82
80. Kedatangan Tamu Raja
83
81. Berhenti Bersandiwara
84
82. Perubahan Rencana
85
83. Perempuan Bernama Zhao Zhangyi
86
84. Yuàn Yì sǐ dan Yǒngyú chóngshēng
87
85. Awal Kekacauan: Si Lidah Merah
88
86. Keinginan Sang Selir
89
87. Surat Merah Li Xiu Fei
90
88. Kilasan: Kematian Pertama
91
89. Kilasan : Kegagalan Yang Kedua
92
90. Surat Merah Li Xiu Fei Kedua
93
91. Segalanya... Untukmu
94
92. Api di Menara Perang
95
93. Hiburan Bao Si Guifei, Gundahnya Permaisuri
96
94. Semua Saling Bersembunyi
97
95. Menjadi Penyusup
98
96. Penantian
99
97. Rumah Cinta Yueliang
100
98. Penyesalan Yang Terlambat
101
99. Berbagai Sisi Lain
102
100. Perang Berkobar di Zhou (1)
103
101. Perang Berkobar di Zhou (2)
104
102. Perang Berkobar di Zhou (3)
105
103. Perang Berkobar di Zhou (4)
106
104. Perang Berkobar di Zhou (5)
107
105. Perang Berkobar di Zhou (6)
108
106. Perang Berkobar di Zhou (7)
109
107. Perang Berkobar di Zhou (8)
110
108. Perang Berkobar di Zhou (9)
111
109. Perang Berkobar di Zhou (10)
112
110. Pengkhianat Yang Mengakhiri
113
111. Saatnya Pergi
114
112. Tergeletak Pingsan
115
113. Kutukan Bao Si
116
Pengumuman
117
114. Tersadar
118
115. Kejutan Sang Nona
119
116. Epilog - Festival Zhong Qiu Jie
120
DARI PENULIS
121
SEKADAR INFO
122
NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!