Upacara usai, Indah duduk berselonjor kaki dibelakang papan gugus depan sekolah bersama Sahabatnya Ikha.
Melepas topi merah dan mengipaskan nya ke tubuh yang berkeringat.
Tiba - tiba :
Buuuuuuukkkk
Aww!!!
Dua anak laki - laki berkejaran, salah satunya terjatuh karena tersandung kaki Indah.
Dengan dinginnya, Indah berpura - pura tidak melihat anak itu. Itu khan bukan salahku! Siapa suruh berlarian ga lihat - lihat. Pikir Indah.
Sambil menahan malu, laki - laki itu berdiri dan kembali berlari.
Pura - pura tidak melihat? Ya, Indah pura - pura tidak melihat. Tapi curi - curi pandang khan boleh. Dari situlah Indah mampu mengingat wajah itu sampai remaja. Namun kejadian itu menghilang seketika guru masuk kelas.
"Masuk yuk, Kha! Tuh bu Windra dah datang dari ruang guru menuju kelas kita!" Ajak Indah pada sahabatnya.
Tanpa menjawab ajakan Indah, Ikha langsung berdiri dan mereka masuk kelas untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.
Bu Windra adalah wali kelas mereka, perempuan paruh baya itu sangat menyayangi anak - anak termasuk keponakan dan seluruh muridnya karena beliau belum menikah dan tentunya belum memiliki seorang anak.
Masuk kelas, belajar dengan rajin. Indah tergolong anak yang pandai. Namun karena sifat malas belajarnya, dia hanya berada di peringkat 10 besar. Selain Ikha, dia punya banyak teman. Beberapa teman cowok terasa mengasikkan untuk diajak bermain dan berdiskusi. Indah tidak terlalu suka bermain dengan teman perempuan.
Entah apa sebabnya. Mungkin karena laki - laki lebih menggunakan logika dari pada perasaan atau mungkin karena sifat dingin Indah.
Andi salah satu sahabat laki - laki yang sering mengusili nya. Penghapus karet adalah koleksi yang sama dimiliki oleh Indah dan Andi.
Terkadang mereka harus berebut untuk mendapatkannya.
Suatu ketika Indah kehilangan penghapus karetnya berwarna hijau.
Indah mencoba mencari di setiap sudut kelas.
Andi pun kehilangan barang yang sama. Mereka sama - sama mencari di dalam kelas.
Kedua mata mereka tiba - tiba melihat barang yang sama dengan apa yang mereka cari.
Keduanya berlari mendapati barang tersebut.
Tangan merekapun sama mengambil barang kecil yang hanya berukuran 2 X 1 cm tersebut.
Mereka sama - sama tidak mau melepas penghapus yang mereka pikir adalah barang yang mereka cari. Maka terjadi sedikit pertengkaran diantara mereka.
Tangan kanan Indah mempertahankan barang, sedangkan tangan kirinya mencubit tangan Andi dengan kekuatan penuh. Begitu pula sebaliknya. Hal yang sama dilakukan oleh Andi.
Tak ada yang berhasil mendapatkan barang itu karena akhirnya barangnya patah.
Bersamaan dengan hal tersebut cubitan merekapun terlepas.
Tangan kanan Andi terluka karena cubitan Indah. Begitu pula dengan Andi, tangan kanannya terluka karena Indah.
"Tuh, buat kamu aja!" Indah melempar barang yang diperebutkan kearah Andi.
Buat kamu saja! Andi kembali memungut barang itu dan menyerahkannya pada Indah
Pengumuman
Mohon maaf apabila ada beberapa typo dan reader menunggu terlalu lama karena author mengajar, sudah menikah serta mempunyai 2 anak degan usia yang masih dini (7 tahun dan 2,5 tahun) Pulang ngajar, mengerjakan pekerjaan rumah.
Saat malam tiba, author kelelahan dan harus tidur. Namun jika berkeinginan melanjutkan menulis, author harus mengkonsumsi kopi.
Sangat disayangkan, meski author bisa buka mata dengan coffee, dokter menyarankan untuk tidak terlalu banyak mengkonsumsi kopi mengingat penyakit asam lambung yang dideritanya.
Maaf juga untuk para reader, karena mulai episode kali ini author merubah dirinya menjadi orang ketiga dalam penulisan naskah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Norma Indah Susanti
Hadir
2023-08-20
0
🎤༈•⃟ᴋᴠ•`♨♠Echa🐞Jamilah🍄☯🎧
jejak ku🏃🏽♂️🏃🏽♂️🏃🏽♂️
2022-08-12
0
Naba rumi
semangat
2022-07-17
0