Bantuan

"Beraninya sama cewek" ucap orang itu sambil menendang perut para preman.

"Dia.." gumam Stefani

"Gak usah ikut campur kalo lo masih pengen hidup"Seru salah satu preman itu.

"Tch, kalian terlalu banyak bicara" ucap orang itu sambil menyeringai. ia lalu menyerang semua preman itu dengan brutal. Satu preman maju melawan. ia melayangkan pukulan pada orang itu tapi tak satu pun pukulan yang berhasil mengenai tubuhnya. Orang itu mulai membalas pukulan preman itu.

Bughh

Preman itu mendapat bogem mentah dari orang tadi hingga membuatnya terpental cukup jauh. Preman yang lainnya ikut menyerang, ia pun bernasip sama seperti rekannya. Satu-persatu preman itu tumbang.hingga hanya tersisa ketuanya saja. Ketua preman itu mulai menyerang, satu pukulan berhasil mengenai sudut bibir orang tadi. ia menjadi sangat marah, ia menendang dada ketua preman itu hingga dia muntah darah seketika lalu ambruk ke tanah.

Merasa semua musuhnya telah tumbang, orang tadi mendekati Stefani yang mematung di depan mobilnya.

"Lo gapapa?" tanyanya

"Gu..gu..guee gapapa" jawab Stefani.

"Gak usah takut, gue bukan orang jahat" ucap orang itu sambil tersenyum. ia menyadari raut wajah Stefani yang ketakutan. Stefani hanya diam tak menjawab.

"Oh ya, gue Leo" ucap Leo sambil mengulurkan tangannya. Ya, orang tadi adalah Leo.

"Stefani" ucap Stefani singkat. ia lalu menjabat tangan Leo sekilas.

"Btw, makasih udah nolongin" ucap Stefani.

"Sama²" jawab Leo. Stefani menyadari sudut bibir Leo yang terluka.

"Muka lo luka, bentar gue ambilin P3K dulu". ia pun mengambil obat P3K di mobilnya. ia memang selalu membawa kotak itu kemana-mana, untuk berjaga-jaga jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

"Sini gue obatin" Leo mendekatkan wajahnya ke Stefani, kini jarak mereka sangat dekat. Bahkan deru nafas mereka terasa di wajah keduanya. Stefani mengobati luka Leo dengan telaten.

"Sorry ya, gara² nolongin gue lo jadi luka" Ucap Stefani sambil mengobati luka Leo.

"Udah gapapa, lagian siapa sih yang tega ngebiarin cewek tengah malem sendirian terus dihadang preman. Otomatis siapapun itu yang ngeliat bakalan berusaha nolongin" jelas Leo. Stefani hanya tersenyum simpul.

"Udah selesai" ucap Stefani. ia telah selesai mengobati luka Leo.

"Thanks" ucap Leo. Stefani hanya mengangguk.

"Lo seorang dokter bedah di SEA Hospital kan?" tanya Leo memecah keheningan.

"Hmm"

"Gue anaknya pak Rio sama bu Felisya, serta kakak Rayn yang udah lo rawat." ucap Leo.

"Udah tau".

"Btw, makasih ya lo udah ngerawat adek gue dengan sangat baik" ucap Leo tulus.

"Udah tugas gue sebagai seorang dokter" jawab Stefani dingin. Saat ini jiwa coolnya sedang mode on.

"Cantik sih, tapi manusia kutub" gerutu Leo dalam hati.

"Gue balik duluan" ucap Stefani sambil berdiri.

"Lo mau pulang pake apa?, mobil lo kan kacanya pecah" ucap Leo. Stefani tampak berfikir sejenak. Benar juga yang dikatakan Leo, ia tak mungin mengendarai mobilnya dengan kondisi seperti itu.

"Gue naik taksi aja" jawab Stefani.

"Sekarang udah jam 1 pagi, mana ada taksi jam segini. Udah lo pulang bareng gue aja, gue bawa mobil kok" tawar Leo.

"Tapi..."

"Ikut aja, gue nggak bakalan culik lo kok" tukas Leo sambil tersenyum jahil. ia lalu berjalsn menuju mobilnya yang tak jauh dari sana. Mau tak mau Stefani mengikutinya, toh tidak ada pilihan lain. Nggak mungkin kan dia jalan kaki sampek rumah, bisa² dia udah dimangsa sama preman² di jalan.

Leo membukakan pintu mobilnya untuk Stefani, Stefani duduk disamping

kursi kemudi. Leo memutari mobilnya, ia lalu duduk di kursinya dan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Di mobil hanya ada keheningan, tak ada yang membuka pembicaraan. Mereka sama² hanyut dalam kegiatan masing². Leo fokus mengemudi sedangkan Stefani menyandarkan kepalanya di sandaran kursi dan menatap luar jendela.

Karena kelelahan, Stefani tertidur di mobil Leo, untung tadi dia sudah memberi tau alamat rumahnya. Leo melirik sekilah Stefani yang tengah tertidur, sebuah senyum manis terukir diwajah tampannya.

Setelah 30 menit perjalanan, mobil Leo berhenti di depan gerbang mansion mewah yang menjulang tinggi.

"Sepertinya, dia bukan dari kalangan orang biasa. Pasti ayahnya pengusaha, atau kalau tidak pejabat negara" batin Leo sambil menatap mansion Stefani.

Leo lalu menengok ke arah Stefani yang masih terlelap. ia terus memandangi wajah cantik Stefani yang sedang tidur, entah mengapa saat dia sedang tidur kecantikannya semakin bertambah.

"Lo cantik, pintar, baik, lo beda dari cewek yang lain. Meskipun terkadang sifat lo dingin. gue bakalan milikin lo Stef, lo harus jadi milik gue" gumam Leo sambil menatap Stefani intens.

Leo menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah cantik Stefani, ia lalu melai menepuk-nepuk pipi Stefani dengan lembut agar gadis itu bangun.

"Stef..Stefani. Bangun. Heyy,,,kita sudah sampai" Leo terus menepuk pipi Stefani hingga membuatnya menggeliat dan akhirnya membuka matanya.

"Maaf tadi aku ketiduran" ucap Stefani

"Gapapa, kita udah sampek" balas Leo. Stefani turun dari mobil Leo, ia lalu berdiri di depan pintu.

"Makasih ya udah nolongin plus nganterin" ucap Stefani.

"Sama², yaudah gue pulang ya" sahut Leo dari jendela mobil. Stefani mengangguk. ia lalu melajukan mobilnya menuju mansionnya sendiri. Setelah merasa mobil Leo sudah pergi, Stefani lalu masuk ke mansionnya.

**Tandai typo, jangan lupa like, coment and vote ya guys. Mampir juga ke karyaku yang satunya lagi judulnya "Beautiful Bad Girl"

Happy Reading 😘**

Terpopuler

Comments

☘️BILAA☘️

☘️BILAA☘️

ternyata bang Leo,, jangan dingin dingin gitu Fani entar jatuh hati lho ma si bang Leo 🤭🤭🏃🏃🏃🏃

2022-09-06

1

Ilma Wahyuning

Ilma Wahyuning

up

2021-12-01

2

MUKAYAH SUGINO

MUKAYAH SUGINO

Leo suka 😁😁

2021-06-23

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!