Kampus Universitas Bakti Nusa, Nella turun dari mobil Edy tidak lupa mengucapkan terima kasih. Setelah itu mobilnya pun pergi tanpa ada balasan dari Edy tersebut Nella menciut bibir.
'Huh! Cowok nyebelin!' Celetuk Nella dalam hati, berputar 80°C dari jarum bujur lingkaran menuju arah masuk gerbang kampus tersebut.
Para mahasiswa-mahasiswi keluar masuk gedung kampus bercorak dinding orange coklat gelap. Nella segera menuju ke kelas sudah hampir terlambat tiga menit. Di sengaja biar nggak ada cariin dia.
"Nella...!" teriak seseorang suara cempreng kayak keripik singkong.
Nella berhenti tepat di depan pintu kelasnya lalu dia berputar seperti perlahan ekspresi senyum manis Bebek.
"Hai, Bee," sapa Nella mengangkat tangannya menggoyangkan kelima jari itu.
Bianca, nama sebenarnya, lebih suka di panggil sama cewek rambut pendek sebahu warna coca-cola itu dengan sebut Bee. Unik, lucu, chubby, manis, manja, semuanya, lah, dia suka tak ada bilang, tak suka.
"Elo, kemana saja, sih, dari tadi gue cariin elo, tak ketemu-ketemu!" Di merepet sama Bianca, Nella memutar kedua bola matanya merasa malas terima repetan di pagi hari.
"Semalam, ada pernikahan dari saudara gue, Bee. Hanya satu hari saja, kok," balas Nella.
"Lah, terus elo nggak ajak gue, gitu?" sewotnya.
Nella mendengus kasar, begini yang tidak disukai oleh dia sendiri, lebih tepat suka terlambat menitan agar nggak ketemu sama cewek nyebelin tentu penghindaran bagi Nella adalah Bianca.
"Kayak bagaimana gue harus ajak elo, Bee. Yang menikah itu saudara gue, sedangkan, undangan itu mereka. Nanti, gue nikah, pasti gue undang elo satu kampung, oke. Gue masuk dulu, sudah terlambat, dosennya juga didalam dari tadi. Bisa mati berdiri dapat ceramah panjang sama dia, bye!"
Bianca melambai tangannya, menatap punggung Nella telah menghilang dari pandangannya. Dia pun juga kembali ke kelasnya, hari ini ada praktikum biologi.
••••
Kafe Tea Garden, mobil Edy di parkir tidak jauh dari Kafe tersebut. Di mana seorang wanita tengah duduk menikmati secangkir Coffee late cappuccino. Edy menarik kursi ada di samping dan ikut bergabung.
Ekspresi Edy masih tidak berubah tetap datar dan cuek, sedangkan wanita itu masih sibuk dengan ponsel di tangannya melihat sesuatu yang sangat menarik.
"To the point, mau kamu apa?"
Edy bersuara lebih dulu terlalu lama menunggu wanita ini tidak berkepentingan sekali. Waktunya sudah tidak cukup untuk membuang aktivitas yang padat itu.
"Aku ingin balikkan," kata wanita itu, meletakkan ponsel dengan layar terbuka.
Edy hanya melihar sekilas, kemudian menatap tajam arah wanita itu. Dia adalah Jessica - mantan kekasih Edy, yang sudah lama putus karena perselingkuhan dari kesalahan wanita ini.
"Balikkan?" Edy mengulang, Jessica mengangguk.
"Kemana, kan, kekasih barumu?" Disandarkan punggung di wajah kursi rata itu menatap Jessica serius.
"Dia, pergi, aku salah memilihnya," jawab Jessica merasa amat menyesal.
"Salah memilih, terus, sekarang minta balikkan, atas dasar apa?"
"Aku masih mencintaimu, aku tahu, kamu pasti sangat benci aku. Tapi, aku yakin, kamu belum bisa move on dari kehidupanku, kan?" Jessica membalas tatapan kedua matanya.
Edy mengakui, dia belum bisa move on dari wanita di depannya. Pertama kali di khianati olehnya, tentu Edy sangat benci dengan perasaan cinta. Cinta Edy itu tulus untuk wanita ini.
Sekarang Edy kembali bertemu dengan wanita yang sudah sulit jatuh hati kepada perempuan lain. Paling rentan untuk Edy soal cinta.
"Kita bisa memperbaiki semuanya, dari kesalahan yang sudah kuperbuat kepadamu," kata Jessica
Getaran ponsel di dalam saku Edy berbunyi. Edy pun merogoh dan di lihat, pesan dari cewek barbar.
Cewek Barbar
Om, jemput Lala, dong. ❤
Edy memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku celananya, dia pun berdiri dari duduk. Jessica meratapi Edy masih belum memberi jawaban untuknya.
"Aku harus pergi, masalah ini, nanti kita bicarakan lagi."
Edy pun pergi tak beri kesempatan untuk Jessica berbicara. Edy telah masuk ke dalam mobil menghidupkan mesin nya dan memutar arah berlawanan menuju kampus di mana Nella berada.
Nella tengah berdiri di gerbang Kampus, hari ini mata kuliahnya kosong, dosen tidak datang, sia-sia dia masuk kelas ujungnya nihil.
Plat mobil milik Edy 624 EN. Berhenti tepat di depan Nella yang menunduk memainkan kerikil batu menggunakan sepatunya itu.
Tin!
Satu kali klakson, mengagetkan Nella seketika, turut mendongak kepala, Edy sudah perhatikan cewek barbar ini. Dia sendiri kenapa mau turuti perintah dari cewek depannya.
Nella langsung masuk ke dalam mobil, dengan wajah sumringah tidak biasa. Edy menjalankan mobil untuk kembali ke kantor, sudah termakan waktu untuk pekerjaan.
Setengah jam, akhirnya mereka sampai di kantor milik Alex. Sudah menuju makan siang, tidak terasa bagi Nella dan Edy perjalanan macet tadi.
"Om, lapar nih! Makan yuk!" seru Nella celingak-celinguk cari tempat makanan yang enak untuk di isi.
Edy tidak peduli, itu cewek lapar atau bagaimana. Sekarang dia harus menyelesaikan beberapa proyek tertunda dari pagi.
"Eh, Om!"
Nella menarik lengan Edy, secara tak sengaja ada sedikit aliran listrik pada tubuh dia sendiri. Di tolehnya itu cewek barbar, Nella ikut kaget ada aneh saja kontak listrik gitu.
"Kesetrum! Om, manusia petir ya? berarti gue pembangkit listrik dong! Ah, jodoh nih, Om!" Mulai lagi eror otak Nella.
Edy tidak menanggapi memilih masuk ke dalam lift di ikuti sama Nella juga. Sampai di lantai tujuan, Nella masih mengoceh sampai yang ada di tempat para karyawan perhatikan tingkah si Nella.
Masuk ke kantor Alex, ternyata Alex dan Luna baru saja selesai makan siang. Kebetulan Luna memang pesan Go-food banyak.
"Sudah pulang kuliah? Cepat banget! Bolos ya?" Pertanyaan Luna bikin Nella menciut bibir.
"Mana pernah Nella bolos, dosennya nggak datang, Oh ya, kak. Tadi, Lala pegang lengan Om Edy, kesetrum loh! itu kenapa, ya, kak?" mulai bercerita si Nella.
"Kesetrum?" ulangnya, "Iya, seperti ini, tadi," ucapnya dan di peragakan sama Nella.
Edy malah menghindar, Alex kesemsem lihat tingkah Edy terus menolak untuk di pegang sama Nella.
"Sebentar doang, Om! Kayak gini, Kak."
Nella makin bingung perasaan tadi benaran kesetrum sekarang malah tidak merasa apa-apa.
"Aneh, tadi terasa banget kesetrum listrik. Apa, jangan - jangan kontak batin, ya, kak?" celoteh Nella masih berseru penasaran.
Luna bisanya diam tidak dapat menjawab, terlalu aneh untuk adiknya ini. Tak ada dia, tentu tak berwarna di kehidupan Kurniawan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
kak doy
Ada Nella keknya Luna harus sabar every time everywhere, tp gaada Nella hidup jd hampa😭
2022-06-17
0
kak doy
Enak amat neng ngajak balikannya😂
2022-06-17
0
kak doy
renyah dong awokawoka
2022-06-17
0