***
Bau khas rumah sakit menyeruak diindra penciumanku. Aku memuka mataku dan mengerjap-ngerjapkannya. Aku masih hidup, aku mencubit pipiku keras-keras. Dapatku rasakan sakit saat kulitku kucubit tanganku sendiri.
Bibirku tertarik melengkung membentuk senyuman. Walaupun kurasa kepalaku pening, aku bersyukur bisa terbebas dari siksaan. Aku baru saja mimpi di perlihatkan neraka, kulitku tadi merasa seperti terlupas karena panas siksanya, hingga rantai-rantai besar terasa menghancurkan tubuhku. Ini adalah mimpi terburuk di dalam hidupku setelah dosa besar yang aku lakukan.
Tapi hanya mimpi, hanya mimpi. Ya, aku masih hidup. Tuhan masih memberiku kesempatan untuk aku memperbaiki diri. Terimakasih Ya Rabb, terimakasih, Engkau begitu baik. Setelah apa yang kulakukan diwaktu lalu, aku tidak akan mengulanginya lagi dan akan hidup lebih baik. Aku berjanji.
Kulihat wanita muda berbaju putih memasuki ruangan. "Bu Fitri sudah sadar?" ucapnya lembut.
Kujawab pertanyaannya dengan menganggukkan kepala.
Kini baru ku ingat, aku korban kecelakaan. Setelah satu bulan dari menjual tubuhku, uang itu aku gunakan untuk melunasi hutang-hutang ayahku. Sisanya aku bawa kedealer untuk membeli motor. Namun naas, uang yang kugunakan adalah uang haram. Hingga mungkin Allah tak meridhoi apa yang kulakukan. Aku tertabrak mobil dari belakang dan terpental ke trotoar. Padahal aku merasa jalurku sudah benar. Tapi masih bersyukur, Allah memberiku kembali kesempatan dan aku takkan menyia-nyiakannya.
"Sus, siapa orang yang sudah menabrakku?" tanyaku pada suster yang kini mengecek suhu tubuh dan denyut nadi.
"Saya lupa namanya bu, tapi orangnya berpesan, nanti beliau akan datang kesini lagi. Soalnya tadi pagi waktu beliau datang Ibu belum sadar." Aku mengangguk dan suster itu meletakkan alat-alatnya dinakas setelah tugasnya selesai.
Aku dituntun untuk berwudu, lalu ditinggalkan ketika keadaan shalat. Shalatku masih diranjang karena kepalaku masih teramat pusing jika terlalu lama tertunduk.
Aku melakukan gerakan sujud terahir dengan sangat lama, tapi dengan keadaan membungkuk sebisanya.
Betapa aku bersyukur masih diberi kesempatan untuk hidup. Aku berharap ampunanMu Ya Allah.
Hingga kusadari sesudah aku mengucapkan salam kekiri dan kekanan, ada seseorang yang tengah menungguku berbicara.
"Maaf nona, saya masuk disaat yang tidak tepat." ucapnya, dia laki-laki berwajah teduh dan kalem. Aku tidak mengenalinya sebelumnya.
Lalu aku menjawabnya dengan kepala tertunduk, sungguh aku malu ditatap seperti itu. "Iya tidak apa-apa, saya juga sudah selesai shalatnya."
"Sebelumnya, saya minta maaf nona. Saya yang menyebabkan nona jadi seperti ini."
"Saya adalah orang yang telah menabrak anda nona. Saya berjanji akan membayar semua tagihan rumah sakit sampai nona sembuh total. Dan motor yang telah rusak itu akan saya ganti dengan yang baru. Sekali lagi saya minta maaf. Saya mohon jangan bawa saya kejalur hukum." Ucapnya tulus dan lembut. Hmm, aku justru bingung harus bagaimana.
Aku menatapnya dengan kepala yang masih terbungkus mukena. "Tidak apa-apa, ini sudah musibah dari Allah, saya ikhlas."
Hmm, dia juga sama-sama punya luka kecelakaan sih. Tapi masih lebih banyak lukaku.
Kulihat dia kembali tersenyum, "kalau boleh tau, dimana alamat Nona?"
"Saya dijalan arteri, kemarin saya hendak pulang setelah membeli makanan."
Kamipun berbincang dengan santai membahas kecelakaan kemarin dan penyebanya menabrakku. Dia meminta maaf berulang-ulang mengungkapkan rasa bersalahnya karena mengendarai mobil dalam keadaan mengantuk.
Hingga saat malam kami bercengkrama mengenal satu sama lain. Dia mengenalkan dirinya yang masih lajang. Laki-laki itu bernama Salman ibnu syabil.
***
Beberapa waktu berlalu, pria itu terus mengunjungiku dirumah sakit sampai aku benar-benar sembuh. Dari penilaianku dia adalah laki-laki yang sangat bertanggung jawab.
Ibnu juga sudah sering berkunjung kerumah untuk sekedar menyanyakan kabar. Yang ternyata ada maksud teeselubung di sela-sela kunjungannya. Maksud lain adalah mengungkapkan perasaan.
Dua bulan kemudian adalah waktu yang sangat singkat. Kami menemukan kecocokan didalam diri masing-masing. Entah apa yang membuatnya jatuh cinta padaku. Laki-laki itu begitu baik dan berniat akan menikahiku. Aku begitu bahagia, tidak akan pernah aku sia-siakan kesempatan yang Allah berikan. Tuhan benar-benar baik. Mempertemukanku dengan laki-laki sholeh seperti bang Ibnu.
Dengan menikah, aku bisa mendapatkan bimbingan lebih baik dan lebih semangat lagi dalam berhijrah.
Aku berharap dia adalah pelabuhan terahirku.
....
To be continued.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Daisyridone
jujur sama Salman biar ga ada penyesalan dibelakang
2021-11-28
0
◡̈⃝︎➤N୧⃝🆖LU⃝SI✰◡̈⃝︎👾
novelnya bagus
2021-08-05
0
Tien 💕💕
mestinya Fitri jujur dari awal jangan sampai suami tahu masa lalu dari mulut orang lain
2021-05-18
0