"Fifi mana surat keluar?" tanya intan masih dengan wajah kesal
"Ini" fifi memberikan dua lembar surat keluar
"Cuma dua?" tanya intan melihat surat keluar ditangannya
"Iya intan" jawab fifi terus menatap layar komputer nya
"Kamu lagi apa sih?" tanya intan mendekat kan wajahnya pada wajah fifi
"Aku lagi kerja intan, aku lagi buat laporan surat keluar nanti aku stor ke kamu" jawab fifi berusaha lembut dengan terpaksa
"Ohhhh" intan kemudian duduk di mejanya dan mulai mengerjakan laporan nya
Terlihat keadaan ruangan tenang karena semuanya sudah mulai sibuk sekarang karena, untuk membuat laporan kinerja bulanan tak cukup waktunya jika hanya besok sampai jam tiga
"Krek .." pintu kaca terbuka dengan tulisan pimpinan SDM
"Fifi...saya minta tolong boleh?" tanya pak gilang menatap fifi
Bukannya dijawab Fifi malah menatap balik pak gilang tanpa berkedip "Dia memanggil namaku" gumam fifi dalam hatinya
Intan yang melihat pak gilang dan fifi saling bertatap mata langsung menggoyang kan badan fifi "Hei..pak gilang itu bertanya bukan menghipnotis kamu!!!"
Pak gilang mengerutkan keningnya ia bingung dengan pegawai nya
"Ishh intan mengganggu saja" fifi melepaskan tangan intan dari bahunya dan menyangga dagunya dengan kedua lengannya lalu kembali menatap pak gilang
"Sudahlah... intan kamu bisa bantu saya?" tanya pak gilang memindahkan wajah nya menatap intan
Intan tertawa kencang sambil menoleh ke arah fifi yang menyebabkan ruang TU jadi penuh gelak tawa, bu ratna hanya tersenyum melihat kejadian itu berbeda dengan bu azwa "Haduh kamu ini intan tertawa nya seperti orang kerasukan setan saja"
"Jadi bagaimana pak? apa yang bisa saya bantu?" tanya intan sambil terus menahan tawanya
"Ayo ke ruangan saya, saya mau minta tolong kamu untuk membantu saya mengoperasikan laporan anggaran" ucap pak gilang lalu berjalan ke ruangannya. intan pun bangun dari duduknya "Bye-bye sayang" bisik intan pada telinga fifi
"Akh...intan!!!!" teriak fifi yang mengundang gelak tawa para pegawai
"Sudah lah neng fifi ikhlaskan saja" saut pak agus dari meja kerjanya
"Benar itu, pak agus emang the best" ucap intan memberikan ibu jarinya sambil membuka pintu kaca ruangan pak gilang
"Huhh aku menghilangkan kesempatan emas...dasar fifi bodoh" ucap fifi pelan menggerutu
"Sini cepat" ucap pak gilang pada intan yang baru masuk
Intan berdiri disamping pak gilang, pak gilang berusaha menjelaskan pada intan apa yang sedang ia kerjakan
"Beruntung sekali aku ini, sudah seperti seorang istri yang menemani suaminya bekerja" gumam intan dalam hatinya
"Yasudah...cepat duduk" ucap gilang bangun dari duduk nya dan menarik pundak intan duduk di kursinya
Bukan hanya senang tapi ia juga sebenarnya bingung karena tadi tak mendengarkan apa yang keluar dari mulut pak gilang
"Maaf pak...bisa diulangi tidak?" ucap intan terbata-bata
"Kamu ini saya panjang lebar juga, mikirin apa sih?" tanya pak gilang sambil wajahnya mendekat ke arah komputer tepat disamping wajah intan
"Deg..deg...deg..." sangat cepat jantung intan berdetak pastinya
"Ini nih intan, kenapa data anggaran bulan ini kok gak termasuk TU, gimana cara masukin nya? biar data nya sama?" tanya pak gilang menengok ke arah intan yang tengah menatapnya, intan tersenyum manis pada pak gilang.
"Intan, kamu ngerti kan yang saya maksud?" tanya pak gilang tetap menatap wajah intan
"Fokus intan fokus...jangan sampai setelah ini pak gilang malah meminta bantuan pada bu azwa si bawel itu lagi" gumam intan dalam hati nya
"Bisa-bisa pak bisa" jawab intan yang langsung mengambil alih mouse ditangan pak gilang
Setelah beberapa menit
"Ini sudah pak" ucap intan melihat ke arah atas yang langsung mengarahkan mata intan pada wajah pak gilang yang menatap komputer "Tuhan benar-benar menciptakan manusia ini tanpa kekurangan, ya tuhan apakah aku bisa dicintai oleh bos ku yang cuek ini?" gumam intan dalam hatinya dengan penuh harap
"Pintar juga kamu" puji pak gilang tersenyum pada intan, yang membuat intan salah tingkah sendiri "Yasudah pak saya keluar dulu" ucap intan bangun dari kursi pak gilang
Pak gilang hanya mengangguk angguk kan kepalanya dan kembali duduk di kursinya
"Intan apa yang sudah terjadi? pak gilang gak mencium pipi kamu kan? kamu gak akan pingsan?" tanya bu azwa dengan suara kerasnya . semua orang tertawa termasuk intan kecuali fifi
"Fifi kau mau bersikap baik atau tidak seperti nya aku ini sebentar lagi akan menjadi istri bos kamu" ucap intan dengan suara kerasnya menggoda fifi
Fifi hanya menatap sinis sambil terus bekerja tak memperdulikan keadaan didalam ruangan
"Seperti-nya ruangan ini kurang dingin, mana nih remote AC nya" ucap ragil yang juga ikutan menggoda fifi
"Panas ya bang ragil" saut pak agus
"Iya, tapi yang panas bukan saya pak agus, tapi ini nih" sambil menjulurkan lidahnya ke arah fifi yang berada di sampingnya
Suara tawa nampak kembali ramai terdengar
Intan dengan puas tersenyum sambil kembali membuka kerjaannya
"Yah kenapa sinyal disini lemah sekali" eluh rama dalam ruangannya yang sepi. ia memainkan handphonenya
"Oh iya kan ada wifi" sambung rama yang lalu menambahkan jaringan wifi dihandphone nya
Ketika semua sibuk berkutat dengan komputer ia malah sibuk menonton anime diponselnya
Sebenarnya rama adalah anak yang sangat dimanja oleh ibu nya makanya dia malas-malasan , biasanya kalau kuliah pun dia hanya santai-santai tanpa mau pusing memikirkan pelajaran. karena menurutnya kalau semua anggota keluarga nya bekerja siapa yang bakal menikmati kekayaan ini, sia-sia dong dia keluar keringat. sungguh pendek memang akalnya
beberapa bulan kemarin pun rama bekerja seperti ini namun selalu di maafkan oleh pak dahlan ayahnya, karena paham bahwa rama baru dan tiba-tiba mendapat kan posisi jabatan kasubbag, tapi seharusnya ia tetap berusaha seperti gilang yang langsung paham dan banyak belajar agar menjadi pimpinan perusahaan yang baik
"Tok...tok...." seseorang mengetuk pintu
"Permisi pak"
"Masuk" jawab rama masih dengan menatap handphonenya
"Pak ini ada berkas yang harus bapak tanda tangan" ucap intan lembut
Rama menaruh handphonenya "Siapa nama kamu?" tanya rama yang mengingat wajah intan , yang tadi pagi menyindirnya "Apakah tulisan nametag dikantong baju saya kurang besar pak?" tanya intan dengan lembut terpaksa
"Intan...put...ri" sebut rama setelah melihat nametag itu dengan mengerutkan keningnya
"Iya benar sekali" jawab intan masih dengan suara lembutnya
"Sini aku tanda tangan" pinta rama. intan menaruh pulpen dan map yang harus ditandatangani dimeja
"Apakah aku harus membaca nya dulu, kau tidak menyelipkan kertas yang isinya aku setuju bahwa perusahaan ini pindah alih atas nama mu kan?" tanya rama menoleh ke arah intan
"Tidak bapak" jawab intan masih dengan suara lembutnya "memang nya dia siapa? sangat berpengaruh kah tanda tangannya dalam alih pemindahan perusahaan. bahkan kerjanya hanya duduk menatap layar telepon nya" gumam intan dalam hati
"Ni udah" ucap rama mendorong kertas tadi
"Terimakasih pak rama" ucap intan membungkukkan badannya
"Syuh...syuh" kata pak rama mengusir intan. intan pun membalikkan badannya dan segera berjalan ke arah pintu "Jika mulutku lebar ingin sekali rasanya aku menelan nya hidup-hidup" gerutu intan dalam hatinya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Sulis Setyawati
seru nih CRT nya
2021-09-14
0
mama kenand
sesuai judul jodoh intan s rama...kalo si gilang kan cuek ya....
2021-05-02
0
Anonymous
lucunya thor
2021-03-02
1