Part 1

Dengan santai intan mengendarai motornya sambil tersenyum bebas padahal tak ada yang menatap nya

"Intannnn" panggil fifi yang sudah berdiri di pintu perusahaan

Setelah memarkirkan motornya intan pergi menghampiri Fifi

"Baru jam tengah delapan, sarapan yuk" ajak fifi

"Aku sudah sarapan, pergilah sendiri" suruh intan langsung berjalan ke ruang TU

"Dasar intan!!! gak ada inisiatif untuk menemani sahabat nya ini" gerutu fifi berjalan ke kantin kantor

Intan membuka pintu "Ah masih sepi" dia melihat jam dinding menunjukkan pukul 07.20 "Pantas"

Perusahaan ini mulai bekerja pada pukul 08.00

"A....Aw...hhh"

"Hah? apa itu?" intan meloncat dari kursinya sambil menatap ruangan yang terlihat kosong, dia menatap pintu kaca di ruangan itu ia tertuju pada pintu bertuliskan ruang kepala SDM "Ruang pak gilang" ucap intan semakin ketakutan

Namun, intan malah semakin penasaran karena suara nya begitu jelas dan kedengaran lirih sekali ditelinga

Dengan terus menyebut "Bismillah bismillah" BRUK. ia mendorong pintu itu dengan kakinya sambil menjerit "Aaaaaaaaaa setan jangan makan aku" intan menutup matanya dengan tangan yang siap melakukan pukulan seperti latihan beladiri

Karena merasa tak ada sesuatu yang terjadi ia membuka matanya perlahan "Pak gilang?" ia melihat pak gilang sedang berdiri menatapnya dengan memegang pisau dan sebuah semangka

"Kamu kenapa menendang pintu?" tanya pak gilang menatap intan dengan aneh

"Aduh pak, maaf saya tidak sengaja" intan keluar sambil menutup wajah nya dengan satu lengan

"Haduh ini menghancurkan refutasi ku sebagai wanita yang menginginkan pak gilang" gumam intan

"Ehh intan sini, intan kan nama mu?" tanya pak gilang

"Iya pak" jawab intan menghentikan langkahnya

Intan tersenyum dengan manis walaupun ia sangat lah malu

"Kesini sebentar" suruh pak gilang

"Apa pak gilang akan bilang cinta padaku, oh tuhan ini terlalu cepat aku sungguh sangat beruntung berdoa kemarin dan diijabah hari ini" gumam intan dalam hatinya

"Ini, tolong coba kupaskan semangka ini" pak gilang memberinya sebilah pisau kecil dan menunjuk sebuah semangka besar seperti bola

"Ah sial dikira bakal ngasih cincin terus bilang, aku mencintaimu" pikir intan dan mengambil pisau itu "Seperti nya pisau nya terlalu kecil pak"

"Apa iya?" tanya pak gilang menggaruk kepalanya

"Biar saya ambilkan pisau ke dapur" ucap intan bergegas keluar

"Jangan jangan, kamu bawa saja semangka ini ke belakang lalu kalau sudah bawa ke sini, saya banyak pekerjaan" ucap pak gilang memberikan semangka itu ke tangan intan

"Tidak apa-apa intan, kali ini semangka bisa jadi besok gelang cincin atau kalung atau jangan-jangan melon" gumam intan dalam hatinya. ia tersenyum geli dengan pikirannya sendiri

Intan keluar membawa semangka sedangkan pak gilang duduk dan mulai bekerja

pak gilang memang sangat pintar dan disiplin pokonya dia benar-benar mewarisi sikap ayahnya deh.

"Permisi" intan mendorong pintu kaca dengan bahu nya ke dapur kantor

"Eh bu intan, ada apa?" tanya seorang office boy

"Ini, minta tolong kupaskan semangka" jawab intan sambil menaruh semangka ke meja dapur

setelah semua di potong-potong dan diletakan ke piring intan meminta 8 piring yang isinya 4 potong untuk di ruang TU "sisanya taro saja disini untuk dimakan"

Intan membawa semangka itu dengan sebuah nampan

"Intan kamu alih profesi sekarang?" tanya fifi berlari dari arah belakang menghampiri intan

"Jaga mulut mu!!!" sinis intan

"Untuk siapa?" tanya fifi melihat intan membawa nampan berisi semangka

"Suamiku" jawab intan dengan senyum bangganya

"Pacar pun tak ada... sudah menjadi seorang istri" nyinyir fifi

Lalu fifi membantu membukakan pintu, terlihat semua sudah ada di kursinya masing-masing, intan menaruh satu piring kecil ke setiap meja "Wahh...intan baik sekali" puji bu ratna

"Ini dari calon suami ku bu" jawab intan dengan senyuman lebar

"Siapa? kau ini suka mengaku-ngaku orang sebagai suamimu" ucap bu azwa mencubit lengan intan

Intan tetap masih tersenyum bangga, lalu ia memanggil fifi "Fifi"

Fifi yang tengah menggigit semangka berdiri melihat intan . dengan sombongnya intan membuka pintu pak gilang dan berkata cukup keras "Pak saya sudah bisa memotongnya sesuai dengan perintah bapak" lalu pintu tertutup

"Akh intan bagaimana bisa dia begitu akrab dengan pak gilang yang cuek" teriak fifi ke arah intan yang baru saja masuk

"Dia pasti menggodanya fi" saut ragil menggoda fifi

"Awas saja kau intan!!!" fifi duduk dan kembali menggigit semangka dengan gigitan kesalnya

Intan tersenyum pada pak gilang "Kamu kenapa? seperti bicara pada orang tuli saja"

Intan langsung tersenyum kaku "Maaf pak" dia menaruh satu piring semangka "Yang lain juga saya kasih dan sisanya ditinggal di dapur pak"

"Iya tidak apa-apa lagian mana mungkin saya menghabiskan semangka sebanyak itu " ucap pak gilang sambil mengambil satu potongan semangka

"Yasudah saya permisi pak" ucap intan

"Ehh intan tunggu" dengan sigap intan membalikkan badannya "Iya pak?"

"Cobalah semangka nya terlebih dahulu, apa kah manis? saya tidak mau kalau rasanya asam atau hambar" ucap gilang menyodorkan nya pada mulut intan

"Yaampun tidak apa-apa walupun jadi bahan percobaan, jangankan untuk merasakan ia manis atau tidak untuk membuktikan suatu makanan ada racun atau tidak jika disuapi dia aku mau" pikir intan dalam hatinya sambil memeluk nampan tadi

"Intan!!! untuk apa kau malah tersenyum senyum memeluk nampan itu?" kata pak gilang menyadarkan intan "Maaf pak maaf" intan tersenyum dan membuka mulutnya lebar-lebar "Aaaaa"

"Ini pegang" ucap pak gilang dengan serontak intan tersenyum kaku ia sangat malu telah bersikap seakan akan mau di suapi

intan mengambil semangka itu "Untuk kedua kalinya aku dibuat malu" gumam intan dalam hatinya

Ia menggigit sedikit semangkat itu "Mmm rasanya benar-benar manis pak.." ucap intan menikmati semangka tadi

"Benarkan?" dengan secepat kilat pak gilang mengambil semangka ditangan intan dan memakannya "Mmm iya benar, benar-benar manis tidak rugi aku membelinya dengan harga mahal"

"Deg...deg...deg..." intan mengarah kan nampan pada dadanya "Rasanya aku mau meninggal" lirih ia dalam hatinya

"Sudah kamu boleh pergi" intan berjalan keluar dengan tatapan kosong

"Brukk...."

ia jatuh ke lantai tepat di depan pintu. sebenarnya tak terdengar oleh pak gilang

"Intan...intan...intan kamu kenapa?" tanya fifi panik beserta para pegawai yang lainnya

Intan langsung bangun dan duduk dengan senyuman puasnya "Pak gilang makan semangka bekas digigit oleh gigiku akhh apakah ini mimpi" intan memegang lengan fifi dengan senyuman lebarnya

Karena ramai suara tawa para pegawai, pak gilang pun mendengar nya ia membuka pintu. dengan cepat intan bangun karena ia tepat berdiri di depan pintu

"Ada apa ini?" tanya pak gilang bingung

Semuanya membubarkan diri dengan tertawa kecuali fifi dan intan

"Ini pak ada yang pingsan tadi karena, bapak makan semangka bekas gigitan giginya" kata fifi menjauh sambil menatap intan tajam

intan melotot ke arah fifi "fifi sialan" maki intan dalam hatinya

"Kamu yang pingsan?" tunjuk pak gilang pada intan

"Bukan pak bukan" intan lari kemeja nya

Pak gilang pun menutup pintu "Akh bodoh!!! untuk ke tiga kali-nya aku di permalukan di depan wajahnya yang sangat tampan rupawan itu" gerutu intan

Terpopuler

Comments

mama kenand

mama kenand

baru baca udah d bikin ngakak ma intan....😁😁😁😁😁😅😅😅

2021-05-02

1

Anonymous

Anonymous

pfftt.....😆😆😆 parah lu intan

2021-03-02

1

Marmott🐻

Marmott🐻

aku ngakak abis bacanya thor😂😂😂😂😂😂

2021-01-01

4

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!