Maafin Abah Neng, Abah teh bingung mau cari uang kemana lagi. Abah gak mau buat kamu susah." Sahut Abah.
"Teh, Lilah gak usah sekolah saja. Biar Lilah bantu Teteh kerja." Ucap Lilah.
"Enggak Lilah! kamu harus sekolah! Teteh gak mau, kamu hanya lulusan SMP seperti Teteh. Teteh mau, kamu sampai sarjana. Ini uang buat kamu bayar sekolah. Kamu harus buktiin ke Teteh, kalau kamu bakal sukses!" ucapku.
"Iya Neng, biar gimana pun, Lilah harus sekolah. Ibu, Abah, dan Teteh kamu yang usaha." Ucap Ibuku.
"Ibu, Abah, Fisa gak mau nikah dengan Hasan! kalau boleh, Lilah mau minta izin sama Abah dan Ibu." Ucapku sambil meminta izin ke Abah dan Ibu.
"Hiks-hiks-hiks... kamu mau kemana Nak? jangan tinggalin kami!" ucap Ibu menangis.
"Fisa gak mau nikah sama Hasan Bu, Fisa minta izin pergi ke Jakarta. Fisa mau menghindari pernikahan Fisa dengan Hasan." Ucapku.
"Tapi Neng, kamu gimana nanti di Jakarta? tinggal dengan siapa?" tanya Abah.
"Teteh jangan tinggalin Lilah! Lilah sedih gak ada Teteh!" ucap Lilah.
"Fisa akan pergi ke Jakarta tempat budenya, Euis Bah, Bu. Fisa akan bekerja sebagai pembantu rumah tangga di sana. Kemarin, Euis nawarin ke Fisa." Ucapku.
"Hiks-hiks-hiks... Abah setuju Nak. Kamu gak usah khawatirkan Abah di sini. Yang penting, kamu bebas dari pernikahan dengan Hasan. Maafin Abah ya Neng, kamu jadi merantau. Abah Teh, ngerasa teu berguna." Ucap Abah.
"Abah gak boleh ngomong seperti itu, Fisa bangga punya Abah dan Ibu yang pengertian. Pesan Fisa, Abah dan Ibu harus hati-hati dengan Kang Baron yah! kalau ada apa-apa, Abah sama Ibu langsung telepon. Dan kamu Lilah, Teteh pesan sama kamu. Jaga Ibu dan Abah, kamu harus jadi Anak yang pintar yah, kalau ada apa-apa, Lilah bisa telepon Teteh." pintaku dan pesanku.
****
Keesokan paginya, aku bersiap-siap untuk berangkat ke Jakarta. Ibu, Abah, Lilah, dan sahabat terbaikku menangis aku pergi. Euis juga berpesan padaku agar baik-baik di Jakarta dan gak melupakan Euis.
"Kamu jaga diri baik-baik di Jakarta. Kalau sudah sampai, kamu kabar-kabarin Ibu yah!" minta Ibuku sambil meneteskan air mata.
"Kamu jaga diri baik-baik Neng, sekali lagi maafin Abah Neng! hiks-hiks-hiks..." ucap Abah menangis.
"Sudah Abah, jangan disesali! nanti Abah malah sakit. Abah jaga Ibu dan Lilah yah, dan cek kondisi Ibu. Agar Ibu selalu baik-baik aja." Mintaku.
"Teteh, kalau gak ada Teteh gak ada yang dongengin dan cerita lagi deh Teh, hiks-hiks." Ucap Lilah.
"Lilah, gak boleh cengeng, Lilah harus jadi Anak tegar dan kuat. Kan ada Teh Euis, kalau Lilah butuh bantuan. Senyum dong! nanti kalau Teteh banyak uang, kita jalan-jalan." Ucapku memeluk Lilah sambil tersenyum.
"Asyik... makasih Teh, Teteh baik-baik di sana!" ucap Lilah.
"Fisa, kamu baik-baik di sana yah, jangan lupa sama Euis. Sering-sering kontak yah, doa Euis selalu menyertai Fisa! soal Ibu, Abah, dan Lilah ada Euis yang selalu ada buat mereka." Ucap Euis.
"Makasih ya Is, kamu memang sahabat aku yang paling terbaik." Ucapku memeluk Euis.
"Sebaiknya, kamu cepat pergi dari kampung ini, kalau ada yang lihat apa lagi Kang Baron, bisa bahaya." Ucap Euis.
"Iya Euis, makasih banyak yah!" ucapku berat sekali meninggalkan keluarga kecilku.
Sekitar jam lima aku berangkat dengan terburu-buru. Takut ada yang melihat. Akhirnya, aku sampai juga di terminal bus menuju ke Jakarta. Sekitar empat jam-man aku sampai di Jakarta. Aku duduk di halte Bus, sambil beristirahat dan mencari alamat rumah majikan yang Euis kasih.
****
Di kediaman rumah iqbal. Bu Fransiska menunggu pembantu baru temannya Nur itu dari Garut. Bu Fransiska, meminta Nur untuk menghubungi pembantu baru itu.
"Nur! mana pembantu teman kamu itu? sampai sekarang belum datang? kalau sampai besok gak datang, kamu gak bisa berhenti di sini!" ucap Bu Fransiska.
"Jangan Bu, mungkin sedang di jalan. Katanya Euis teman saya, dia udah berangkat sejak pagi." Ucap Nur.
"Oke! Iqbal! mau kemana kamu?" tanya Bu Fransiska.
"Mau kemana kek, urusan Iqbal Mih, Mamih urus aja Papih dan perusahaan Mamih. Jadi, gak usah tanya iqbal mau kemana." Ucap Iqbal.
"Iqbal! tunggu sayang, sebenarnya ada apa dengan Papih sih? kok kamu bawaanya sewot? Mamih kerja demi kamu sayang." Ucap Bu Fransiska.
"Mamih tanya sendiri aja sama Papih! kalau iqbal di rumah, yang ada bertengkar terus sama dia!" ucap Iqbal mengendarai mobil dan pergi meninggalkan Bu Fransiska.
"Anak itu! gak pernah ngerti Mamihnya." Ucap Bu Fransiska.
"Mih, aku mau kerja kelompok dulu yah!" ucap Nena.
"Di mana? jangan pulang malam-malam Nena!" minta Bu Fransiska.
"Siap Mih." Ucap Nena.
****
Iqbal main ke Bar. Saat itu, Iqbal masih berpacaran dengan Sheila. Saat Iqbal ke Bar, Iqbal melihat Sheila dansa dan ciuman dengan cowok lain. Iqbal menghampiri Sheila dan cowok tersebut dan langsung menghajarnya.
Brak....
Cowok yang berciuman dengan Sheila terjatuh dan berusaha bangun menghajar Iqbal. Sheila lebih memilih cowok itu, dibanding Iqbal. Di situ, Iqbal kecewa dan merasa dihianati oleh Sheila.
"Sekarang lo pilih! gue apa dia!" bentak Iqbal.
"Sorry Bal, gue lebih milih cowok baru gue dibanding lo! lo itu, gak ada apa-apanya. Secara, tajiran dia dibanding lo." Ucap Sheila.
"Oke, kalau gitu! jangan harap lo bakal bisa balikan lagi sama gue! dasar matre!" ucap Iqbal kesal.
Aku yang sedang di telepon Euis, tiba-tiba handphone tasku habis dijambret. Aku berteriak pun percuma, jambret itu sudah jauh. Yang aku punya hanyalah kertas alamat dan baju yang aku pakai. Aku menangis, aku bingung harus kemana? uang pun habis dijambret.
Saat aku menangis, aku melihat seorang Anak ingin tertabrak mobil. Aku langsung menariknya dan menolongnya ke tepi. Anak itu seumuran dengan Lilah Adikku. Tanganku dan si kuku berdarah, karena menahan Anak itu agar tak terbentur.
"Astaghfirullah, hiks-hiks... Kakak gak apa-apa? ya Allah, tunggu ya Kak, aku beli obat merah dulu di warung." Ucap Anak itu.
Setelah sepuluh menit, Anak itu datang dan mengobati lukaku. Aku tersenyum dan teringat Lilah Adikku. Aku dan Anak itu berkenalan, dan aku bercerita kalau aku habis dari kampung dan dijambret.
"Aaawww... sakit ya Kak? maafin aku ya Kak, gara-gara nolong aku, Kakak jadi terluka." Ucapku.
"Sama-sama Adik, nama kamu siapa?" tanyaku tersenyum.
Bersambung....
Terima kasih atas dukungan kalian semua, readersku dan teman- teman udah setia ikutin cerita Cinta Hafisa,semoga ceritanya bisa menghibur dan gak ngebosenin ya, di tunggu episode selanjutnya 🥰🥰🥰
Sambil menunggu up cerita Cinta Hafisa, mampir yuk ke cerita romantis aku lainnya gak kalah seru dan romantis banget cekidot 🥰🥰
- TA'ARUF CINTA
- CINTA GADIS BISU
- CINTA DAN DETIK TERAKHIR
- CINTA COWOK DINGIN
- DIARY ASMARA
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
ARSY ALFAZZA
mampir lagi membawa jempol
2020-11-03
0
TereLea(♥ω♥ ) ~♪
2 like ka Yul sayang 🤗
2020-10-31
0
Sasa (fb. Sasa Sungkar)
like ka yul
2020-10-31
0