Keesokan harinya, Alira bangun dan bersiap-siap ke kampus ya, dia keluar dari kamar ya dan melihat sekeliling rumah, tidak ada siapa-siapa disana.
Nia berjalan menuju keluar seakan cuek akan di mana keberadaan Ayah ya, karena dia belum terima niat Ayah ya.
Dia menuju garasi, dan disana garasi sudah terbuka dan mobil Rendi sudah tidak ada disana. Nia mengeluarkan mobil pribadi ya yang sewaktu dia mulai kuliah di belikan oleh orang tua ya.
Dan langsung mengendarai mobil ya, dia melihat wajah ya di cermin yang ada di mobil ya, wajah yah kelihatan sangat sembab dan mata ya sedikit bengkak, karena menangis semalaman, dia mengeluarkan nafas dengan kasar.
"Aku harus berbuat apa sekarang, aku tau Ayah tidak akan pernah mendengar kan perkataan aku, dan juga dia akan pasti memilih perempuan itu," batin Alira, sambil fokus mengendarai mobil ya. dan seketika ada mobil yang melaju kencang dari sebelah kanan di perempatan jalan.
mobil Alira tiba-tiba rem mendadak dan juga mobil Lamborghini warna hitam itu namun sedikit mengenai mobil Alira bagian depan hingga lecet sedikit.
Alira turun dari mobil dan memeriksa mobil yah.
"Aduh kok bisa gini sih, lagian nih mobil gak liat apa gue sedang melintas di sini gak bisa ikutan aturan jalan, jelas lagi lampu merah," ucap Alira.
Dan laki-laki keluar dari mobil yah.
"Hey kau, tidak bisa kah kau berhati-hati membawa mobil lihat mobil saya jadi lecet gara-gara mobil anda ," ucap laki-laki itu meninggikan suaranya.
"Ehh tunggu dulu deh pak, bukan ya bapak ya yang salah, udah jelas lampu merah di situ tapi bapak main terobos saja," ucap Alira.
"Ah sudahlah kamu harus ganti rugi saya tidak mau tau," ucap laki-laki itu.
"Hah! saya ganti rugi? gak salah nih pak? mobil saya yang lecet, dan juga bapak yang main terobos lampu merah," ucap Alira tidak terima akan permintaan laki-laki itu.
"Mana dompet kamu?" tanya laki-laki itu
"Buat apa pak," tanya Alira heran sambil mengeluarkan dompetnya dari tas ya, dan langsung di ambil oleh laki-laki itu.
"Saya akan ambil KTP anda, sebelum anda ganti rugi saya tidak ada waktu untuk berdebat dengan anda, saya terburu-buru," ucap lelaki itu sambil memberikan kartu nama ya pada Alira dan masuk ke mobil ya.
dan pergi meninggalkan Alira yang tak habis pikir sepagi ini dia mendapat masalah yang tidak masuk akan Sambil memegang kartu nama lelaki itu.
Tit.. tit..tit..
Bunyi klakson mobil yang mau yebrang karena Lampu merah sudah lampu hijau.
Alira tersadar dari lamunannya dan melihat ke arah bunyi klakson dan tersenyum sambil menunduk kepalanya dan minta maaf, memasuki mobilnya dan melajukan mobilnya ke arah kampus.
Setelah sampai di kampus, seperti biasa dia mengikuti pelajaran dari dosen saat sudah mata pelajaran yang kedua, dia di panggil oleh ketua kelas.
"Alira, loh di panggil sama pak Hengki tuh," ucap ketua kelas yang bernama Rido.
"Ada apa pak Hengki manggil aku?" Tanya ya pada Rido.
"Gue gak tau tuh, mendingan loh pergi dulu deh ke kantor," ucap Rido.
Nia langsung keluar dari kelas dan menuju kantor yang tidak jauh dari kelas ya.
"Permisi pak, apa Bapak memanggil saya?" tanya Alira.
"Iyah, duduk lah dulu, saya memanggil kamu kesini karena, kita akan mengadakan perlombaan di kampus kita ini dan saya memilih kamu untuk jadi ketua panitia ya, kamu harus mendaftar dulu ke pembuat acara, dan berikan KTP kamu sebagai penanggung jawab," ucap pak Hengki.
"Kenapa harus saya pak, seperti ya saya tidak bisa pak," ucap Alira karena dia mengingat KTP ya sedang di ambil orang lain, sebenarnya Alira senang telah di pilih jadi ketua panitia, karena dia tidak akan bosan dan juga tidak akan sendiri dan juga tidak kesepian karena akan pasti dia akan sibuk mengurus perlombaan itu.
"Tapi yang lain tidak ada yang mau, harapan bapak hanya kamu Alira, bapak harap kamu bisa bantu bapak," ucap Hengki.
Alira hanya diam saja karena dia tidak mungkin menolak lagi dia hanya menuruti saja dan berfikir gimna caranya dia bisa mendapatkan KTP ya kembali.
Dia pamit keluar dan kembali ke kelas yah,
"Hmmm, kenapa sih hari ku sial sekali, urusan aku dengan ayah saja belum selesai nah sekarang KTP ku di ambil sama lelaki yang tak tau aturan itu," ucap Alira sambil mengacak-acak rambut ya dengan kasar.
Jam pelajaran pun selesai, tepat jam tiga sore, karena dia tidak ingin pulang ke rumah dulu, dia kalau pulang ke rumah pasti membuat fikiran semakin pusing.
Jadi dia memutuskan untuk ke taman tempat biasa dia duduk dan berangan dan akan mengingat ibu ya di sana.
Dia sampai di taman itu, pengunjung sangat banyak disana dan dia duduk di sebuah kursi yang terdapat satu meja di sana, dia melihat sekeliling dan dia terbayang sewaktu bersama ibu dan ayah ya.
"Ibu aku rindu ibu," batin Alira,
dia teringat akan permasalahan waktu di jalan dan juga di sekolah dia memeriksa tas ya dan mengeluarkan kartu nama itu.
di situ tertulis nama Reja Mahendra, dan juga ada nama perusahaan dan alamat rumah yah.
"Oohh, namanya Reja, orang kaya tapi minta ganti rugi sampai ngambil KTP saya, orang kaya mah gitu selalu sombong dan selalu menindas orang yang di bawah ya," batin Alira. Dan tiba-tiba ada bola yang mengenai kaki ya, dia melihat bola itu dan memegang ya.
"Siapa pemilik bola ini," ucap ya melihat ke sekeliling ya.
"Tante, itu bola Joni," ucap anak kecil yang datang dari belakang Alira.
Alira langsung melihat anak kecil itu,
"Oohh, ini bola kamu, lain kali hati-hati yah dek, kok sendiri mamah sama papah ya mana? gak baik loh main sendiri," ucap Alira sambil memberikan bola dan juga menunduk mensejajarkan diri ya dengan tinggi anak itu.
Anak kecil itu hanya diam saja, karena dia juga bingung dia dimana karena asik bermain bola,
"Dek! kok diam? Adek tadi kesini sama siapa?" tanya Alira membawa anak itu duduk di kursi,
"Tadi Joni kesini bareng sama papah, tapi Joni gak tau papah ya di mana," ucap anak kecil itu dengan wajah sedih.
"Kamu tau, jalan pulang kerumah kamu?" tanya Alira.
anak kecil itu hanya menggeleng, Alira pun bingung akan mengantarkan anak kecil itu kemana,
"Ya Allah nak, ternyata kamu di sini kalau kamu mau pergi bilang sama papah dulu, kalau kaya gini papah jadi bingung cari kemana," ucap pria yang baru datang.
"Maaf pah, tadi Joni keasikan main bola," ucap Joni pada bapak yah itu.
"Terim..." kata-kata pria itu terpotong karena melihat wajah Alira yang tidak asing.
...----------------...
Saya sangat senang dan berterima kasih pada kalian sudah mau mampir ke karya saya.
jangan lupa tinggalkan jejak juga yah kak
Terimakasih 🙏🙃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Yani
Kayanya seru
2023-05-08
1
Anandha Eka Arifianti
sedikit masukan biar lebih enak dibaca harunya -nya yaa thor buka -ya
2022-06-15
0
alexxa ricardo
si reja bukan sih ?
btw semangat
2021-10-13
0