Mereka duduk sambil menikmati pemandangan sungai dan udara sejuk, langit menghitam ada kabar bahwa mi'er harus segera berangkat ke kerajaan timur esok hari. Di temani dengan Gu Yao.
Dia berjalan memasuki kamar, sembari melebarkan jari-jari tangannya di ikuti dengan kelopak bunga hwamei berwarna merah muda. Mi'er melihat sebuah lukisan dimana ada satu pasangan yang memakai baju putih. Wanita itu memakai gelang berwarna hijau dan laki-lakinya memiliki mata hitam kebiruan. Mi'er mendekat lalu mengusap lukisan itu.
"Mereka mirip dengan mama dan papa." Ucap mi'er kepalanya tiba-tiba terasa sakit, tubuhnya melemas dan terjatuh ke lantai. Sebagian memori masuk ke kepalanya. Wanita yang di dalam lukisan itu hancur bagai debu dan seorang bayi keluar dari sekuntum bunga hwamei.
Mi'er tiba-tiba menjatuhkan air matanya sendiri tanpa sebab, dia melihat sosok laki-laki yang tersenyum di lukisan. "Papa?" Bingung Mi'er.
Tanpa menunggu lama mi'er pun berdiri melepas lukisan di dinding lalu membaca tulisan di baliknya. Tulisan itu sama persis seperti kaligrafi milik ayahnya, mi'er semakin bingung dan tidak mengerti.
"Tunggu, ini sama dengan tulisan papa. Apa jangan-jangan papa dan mama pernah mengalami hal yang sama dengan ku?" Pikir mi'er.
"Kakak..." Zimo datang dengan mata sendunya, seperti telah kelelahan bermain. Dia pun memeluk kaki mi'er.
"Ada apa Zimo?" Tanya mi'er.
"Aku ingin tidur, tapi ibu dan ayah terus bertengkar dan berisik di dalam kamar." Jawab Zimo sambil mengusap-usap matanya.
Mi'er pun menggendong bocah kecil laki-laki itu dan membawanya ke kamar. Karena hari sudah larut malam mi'er tidak tega untuk menyuruh Zimo kembali ke rumahnya. Dengan baik hati mi'er mempersilahkan Zimo untuk tidur di paviliun miliknya. Dengan senandung yang lembut akhirnya Zimo tertidur di pelukan mi'er.
Sementara itu, dari kejauhan tepatnya melalui sela-sela ruangan. Gu Yao melihat mereka dengan senyuman, Gu Yao sendiri memiliki pengelihatan yang tajam. Detik kemudian dia menghilang secepat angin dan bertemu pada sosok laki-laki pemakai topi petani yang di tutupi dengan kain.
"Kenapa kau masih disini?" Tanya Gu Yao.
"Aku sudah bilang tepati dulu janji mu." Kata laki-laki tersebut.
"Ku bilang belum waktunya." Keluh Gu Yao dan malam itu telah berakhir.
Keesokan harinya, mi'er di dandani dengan cantik oleh bibi Zizi mereka menemui permaisuri Shen dan kaisar Yuwen. Saat melihat wajah cantik milik mi'er dia pun menjadi marah.
"Zizi sudah ku bilang jangan dandani dia terlalu berlebih-lebihan!" Marah permaisuri Shen.
"Maafkan saya permaisuri." Bibi Zizi bersujud memohon ampun.
"Shen ai kamu terlalu berlebihan." Celetuk kaisar Yuwen.
"Aku tidak berlebihan, ini demi kebaikan mi'er kita tidak boleh membiarkan kejadian sama terulang kembali." Bantah permaisuri Shen.
"Niang, kejadian apa itu?" Tanya mi'er.
"Kembali ke tempat mu, Zizi aku ingin dia berpakaian seperti pangeran. Dan sembunyikan identitas aslinya, biar aku yang urus pada kaisar Yifan." Sebut permaisuri Shen kepada bibi Zizi, mereka pun menuruti perintah permaisuri.
Kaisar pun hanya bisa menghela nafas, permaisuri Shen tidak ingin Mi'er di sukai banyak laki-laki hingga menjadi rebutan mereka, dia tidak ingin kejadian yang sama terulang ketika kisah cinta ibunya harus berakhir tragis. Meski pun begitu, mi'er tetap menuruti perkataan permaisuri karena dia seorang gadis yang penurut.
Bibi Zizi merubah penampilan Mi'er sembilan puluh derajat seperti laki-laki, mulai dari rambut dan pakaiannya serta menghapus riasan yang tidak perlu. Sementara permaisuri Shen mengirimkan surat kepada kaisar Yifan untuk menyembunyikan identitas asli milik Mi'er.
"Wen mi, nama yang bagus." Pikir kaisar Yifan, pria berambut putih itu duduk di sebuah kolam tepatnya menemani naga putih berlatih bersama putranya yang bernama Fan Yu.
"Die, dia sudah mulai terbiasa dengan aroma tubuh ku. Dia tidak mudah marah lagi." Seru fan Yu, putra mahkota kerajaan timur.
"Bagus lah." Senyum kaisar Yifan.
Sekilas dia teringat sosok Yueyin yang sedang duduk menemani naga putih bernama Luze, hari-hari menyedihkan di lewatinya bersama Luze. Hingga sampai saat ini Luze tidak tahu bahwa Yueyin telah tiada.
"Die, apa kita akan kedatangan murid baru di perguruan Zhen?" Tanya Fan Yu.
"Iya, dua orang pangeran yang berasal dari kerajaan barat. Gu Yao dan Wen mi." Jawab kaisar Yifan.
Tiba-tiba datang laki-laki muda dengan rambut dan penampilan yang sama persis seperti kaisar Yifan, hanya umur yang membedakan saja. "Die, aku tidak setuju dengan keputusan mu." Celetuk Yi Juan pangeran kedua yang bersifat dingin dan keras kepala.
"Kenapa kau bilang seperti itu, Juan?" Tanya ayahnya.
"Bagaimana kita bisa berjaya sedangkan kita harus merekrut dan membantu orang-orang kerajaan barat." Katanya dengan percaya diri bahwa mereka tidak perlu membantu orang-orang di kerajaan barat.
Mata kaisar Yifan sedikit menghitam, dia mengeluarkan naga hitam yang menghantam kedua putranya. Hanya Yi Juan yang terpelanting sedangkan Fan Yu di lindungi naga putih.
"Uhuk..uhuk.." serangan itu cukup kuat dan melukai Yi Juan.
"Juan, aku tidak mengajarkan kalian untuk saling membenci. Selamanya tidak akan ada peperangan antara timur dan barat." Camkan kaisar Yifan kemudian pergi begitu saja di ikuti dengan naga hitam miliknya.
Fan Yu tertegun, pertama kali dia melihat ayahnya semarah itu. Di ikuti dengan naga hitam yang keluar dari tubuhnya. Mungkinkah suatu saat nanti Fan yu bisa sekuat ayahnya? Karena dia juga memiliki kekuatan naga hitam di dalam tubuh.
"Juan Didi, kamu baik-baik saja?" Tanya Fan Yu sambil menopang tubuh adiknya.
Yi Juan menepis tangan Fan Yu, dia tidak membutuhkan bantuan darinya. Dengan tatapan sinis Yi Juan meninggalkan Fan yu dengan rasa kesal. Dari kecil mereka tidak seakrab seperti saudara-saudara lainnya, Fan yu di berikan perhatian yang lebih dari kaisar maupun permaisuri timur. Sedangkan dirinya harus meratapi nasib ketika ibunya mendapatkan penurunan gelar.
"Ahaha! Pangeran Wen mi!" Ejek Gu Yao ketika melihat penampilan Mi'er yang berubah drastis.
"Jangan mengejek ku! Apapun penampilannya aku tetap terlihat oke!" Kesal mi'er.
Permaisuri shen pun tersenyum melihat keduanya akrab. Suatu hari nanti, permaisuri Shen akan memberi kepercayaan pada Gu Yao untuk menjaga Mi'er karena dialah satu laki-laki yang terus berada di sisi mi'er saat ini.
"Masing-masing kudanya telah kami siapkan." Sebut penjaga.
"Wen mi kau bisa menunggangi kuda tidak?" Tanya Gu Yao.
"Tentu saja." Jawab mi'er, dia sudah terbiasa saat berlibur bersama ayahnya. Belajar menunggangi kuda dan bermain baseball.
Mereka membungkuk dan memberikan salam perpisahan pada keluarga masing-masing, setelahnya mereka berdua pergi menunggangi kuda tanpa penjagaan karena kaisar Yuwen yakin kalau Gu Yao bisa menjaga Mi'er sendirian.
"Berapa lama kita akan sampai ke istana timur?" Tanya Mi'er yang terlihat lelah.
"Kira-kira esok fajar." Jawab Gu Yao.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
ArbaIy ArbaIy
pendatang baru lanjutttt 😍😍😍
2021-10-03
0
Yoni Hartati
menyamar sebagai pria? tp walaupun menyamar juga lama kelamaan juga bisa ketahuan
lanjut semangat
crazy update dong thor😂😂
2020-10-25
2