Saat dalam taksi masih dengan hanya keinginan teriakan, tangisan tak bisa aku lakukan. Hanya diam memikirkan bagaimana mengatak ke Pak Dhe sosok kakak kandung orang tuaku yang telah tiada. Dengannyalah aku bisa sekolah hingga sekarang.
“Mbak, sudah sampai” supir taksi.
“I... Iya Pak, berapa?” Aku menjawab dengan sedikit terbata memberikan nominal yang diminta dan berlalu masuk kehalaman dimana aku dititipkan semenjak orang tuaku tiada. Salamku saat masuk kedalam rumah itu “Wa’alaikumsalam, alhamdulillah Nduk” Pak Dhe “kemana saja, telp Pakde telp tidak aktif” sarat kekawatiran sosok Pakde yang kini sudah sama seperti sosok Bapakku.
“Habis, Pak, semalam tidur dirumah temanku”, maaf belum sempat ngabari Bapak jelasku. “ya sudah, segeralah mandi dan sarapan” perintah Pakde, hanya anggukan dan memilih masuk kekamarku.
Hari berlalu kian cepat deretan bulan berganti sampai membawaku dalam sebuah ruang terbuka setelah acara perpisahan SMA itu. Kini aku tlah menjadi sosok yang cenderung diam menutup diri tak lagi tertarik dengan Medsos apalagi lelaki.
Di aula yang sangat luas menjadi penentu sebuah kisah baru dalam hidupku kisah pekerja dengan kategori terendah dalam sebuah perusahaan besar yang telah punya nama. Giliran kupun datang juga sebuah panggilan nomor urutku. Masuk dan melakukan interview.
_______________________”_____________________
Hasil seleksi segera diumumkan hari itu juga, dengan spesifikasi yang ditentukan awal. Hampir seharian melewati berbagai seleksi tinggal menunggu pengumuman resmi dari perusahaan itu.
Sesaat pengumuman dipampang serta terdengar pemberitahuan “Bagi yang telah lulus seleksi karyawan pada hari ini disilahkan ke bagian SDM di ujung koridor sebelah kiri” Masih asik dan penuh teka – teki harcam membaca dari bawah urutan peserta ujian hampir ke lembar utama belum juga ku dapatkakan namaku terpampang, mulai kehilangan harapan akan menjadi seorang karyawan perusahaan ternama. Tapi, dilembar utama telah tertuliskan namaku meski bukan urutan utama paling tidak masuk lima besar seketika senyumku mengembang dan mengikuti instruksi tadi.
Kini kabar baik kubawa untuk Bapak sosok penuh cinta dan kasih sayang yang mulai menua.
"Assalamu’alaikum, Pak alhamdulillah lulus” kataku, seketika merubah wajah sendu itu menjadi bahagia “beneran Nduk ?, Alhamdulillah” Bapak mengucapkan dengan tulus.
Hari berganti hari dan menjadikan minggu serta bulan bulan berganti menjadi tahun, menjadi seorang karyawan dengan loyalitas dengan batas membawaku diposisi yang lumayan diperhitungkan meski hanya tamatan SMA dengan ketrampilan juga kesempatan yang Tuhan berikan memberikan bahagia Bapak yang kini sudah dirumahkan karena usianya dipandang tak lagi produktif. Do’a yang selalu Ia panjatkan menuntunku keposisi sekarang.
Meski tawaku tak lagi riang setalah malam yang tak aku tahu, masih terus bahkan sering muncul tatapan lelaki yang waktu itu seakan menyiratkan sesuatu padaku, semakin membuatku jauh dari kata love bahkan lelaki.
Kini menjadi sebuah dilema disaat intensitas pekerjaan membawaku dalam keadaan yang dulu aku hindari, kini apa bisa ?
“Bu, Eh mbak nanti makan siang dengan klien diresto XXX” ucap sekretarisku
“Baik Vin” jawabku “Permisi Mbak” Vina yang telah sering menemaniku meting/rapat selama ini.
Saat yang terjadwalkanpun tiba, kami sudah dilokasi miting dengan salah satu rekan kerja perusahaan yang sudah menjadi rekan kerja di beberapa proyek yang perusahaanku geluti. Seperti biasa tidak ada basa basi berlebih, mencapai kata sepakat atas sebuah tender menjadi akhir persamuan siang ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments