Di saat makan malam, Hans mengutarakan niatnya untuk mengajak Rio ikut bersama mereka ke jakarta pada pak Minggus dan kakaknya.
"aku berniat mengajak Rio ke Jakarta kak" Kata Hans pada Kakaknya
"apa kamu sudah yakin, Hans ?" tanya pak Minggus sambil melirik Hans yang berada di sebelahnya
"aku yakin kak. Ria juga setuju ko dengan niatku" Kata Hans sambil menoleh ke istrinya yang duduk di sampingnya
"iya. biarkan dia bersama kami kak" Sahut Ria istri Hans
"Biar Rio melanjutkan sekolah disini saja bersama kami" sahut bunda Rida yang tidak ingin putra semata wayangnya pergi jauh dari merek
"gk pa - pa ka, Dia bersama kami. Kaka bisa mempercayai kami kak" sahut Ria istri paman Hans pada bunda Rida
"iya. tidak apa - apa kak. kami akan menjaga Rio seperti kaka dan kaka Minggus menjaganya selama ini" sahut Hans meyakinkan bunda Rida
"gimana pak ?" tanya bunda Rida yang sudah mulai cemas pada suaminya
"menurut kamu gimana, Rio ?" tanya pak Minggus pada putra semata wayangnya dengan cemas.
"kalau bapa dan mama setuju, saya akan ikut paman dan bibi ke Jakarta" jawab Rio dengan penuh keyakinan sambil menoleh pada ayah dan ibunya
"apa kamu yakin, Nak ?" tanya bunda Rida memastikan pada anaknya
"iya. yakin bu" Jawab Rio dengan penuh keyakinan
"kamu gk ingat sama papa-mama disini" sahut bunda Rida sedikit cemas pada putra semata wayangnya
"ingat bu. tapi Rio pengen lihat kota Jakarta" jawab Rio dengan polos
" Kalau ibu terserah pada ayahmu. jika ayahmu setuju, ibu hanya bisa menurutinya" sahut ibunya hanya pasra dengan keputusan anaknya
"gimana kak ?" tanya Ria pada kaka iparnya Pak Minggus
"huh..... aku akan memikirkannya dulu. berat melepaskan anak semata wayang kami pergi jauh meninggalkan kami, Hans" sahut pak Minggus lemas
"iya kak. Aku ngerti" jawab Ria istri Hans
"jangan kwatir mengenai pendidikannya ka, aku akan berusaha menyekolahkannya di sekolah faforit. itu janjiku pada kaka" sahut Hans memastikan pada kakanya
"iya. kaka percaya kamu sama Ria. Cuma kaka akan sangat merindukan Rio nantinya" sahut Pak Minggus jujur pada adiknya
"iya kak. Hans ngerti itu" sahut Hans sedikit lemas
"terima kasih Hans" kaka akan Meyakinkan Rio terlebih dahulu
Sehabis makan malam, mereka duduk bersama di ruang tamu. Namun ada yang sedikit berbeda pada raut wajah pak Minggus dan bunda Rida kedua orang tua Rio. mereka seperti tidak begitu bersemangat.
Pikiran mereka masih sangat terganggu dengan keinginan Hans untuk mengajak Rio ke Jakarta sehingga membuat mereka sedikit gelisah dan cemas.
Hans tidak begitu menanggapi perilaku kakanya begitu juga dengan Ria istrinya. Mereka benar - benar sudah yakin ingin membawa Rio ke Jakarta bersama mereka. Terutama Hans, Dia sangat berhasrat ingin memperkenalkan Rio pada kehidupan yang lebih modern di kota Jakarta.
Setelah mengobrol sesaat di Ruang keluarga, Mereka kembali ke kamar masing - masing untuk beristrahat. Di kamar, pak Minggus berdiskusi dengan istrinya mengenai rencana Rio ikut bersama saudaranya ke Jakarta.
Meskipun sedikit ragu dan cemas, namun bunda Rida menyerahkan semua keputusan pada suaminya. Dia takut jika Rio tidak betah disana dan meminta pulang, sementara jarak antara Rumah Hans dan rumah mereka sangat jauh. itu yang sedikit membuat bunda Rida cemas.
Pak Minggus juga sama, Dia tidak yakin jika putranya akan bertahan ketika jauh dari mereka. Apalagi selama ini Rio tidak pernah sekalipun meninggalkan Rumah. Kemana dia pergi selalu di temani oleh ibunya ataupun ayahnya. Dia tidak pernah di biarkan pergi sendirian dalam waktu yang lama.
Hal itu semakin membuat pak Minggus cemas. Dia juga tidak ingin Rio merepotkan Hans dan Ria istrinya di jakarta. apalagi sampai menyusahkan mereka disana. Memikirkan itu semua membuatnya semakin berat untuk melepaskan Rio pergi ke Jakarta bersama Hans saudaranya.
Keesokan harinya, pak Minggus mendiskusikan ini bersama pak Mimin yang selama ini selalu bersamanya dan juga yang akan menemani Rio nantinya. Awalnya pak Mimin sangat kaget dan keberatan dengan rencana tersebut. Dia takut Rio tidak akan betah tinggal di jakarta mengingat Rio yang selama ini selalu di manjakan oleh dirinya maupun pak Minggus dan istrinya.
Setelah Di jelaskan maksud kepergian Rio ke Jakarta bersama Hans, pak Mimin akhirnya dengan berat hati menyetujuinya. Dia hanya bisa pasrah dengan keputusan Pak Minggus. Dia juga menginginkan yang terbaik untuk Rio.
Pak Mimin hanya mengingatkan pak Minggus supaya Rio tidal lupa untuk kembali ke kota kecil mereka. Karena Riolah satu - satunya harapan buat melanjutkan segala sesuatu yang sudah di bangun sebelum, yaitu perkebunan mereka.
Jika Rio juga pergi, Maka suatu kelak perkebunan mereka akan terlantar karena tidak akan ada yang mengelolanya lagi. Mengingat perkebunan itu sudah di wariskan sejak turun temurun oleh keluarganya pak Minggus sehingga akan sangat mengecewakan jika perkebunan itu harus terlantar di tangan pak Minggus.
Pak Minggus memahami maksud Pak Mimin sehingga Dia memastikan kepadanya Jika Rio sudah menyelesaikan sekolahnya, Rio akan segera kembali ke kampung halaman Mereka. Pak Minggus juga tidak ingin semua menjadi hancur dan berantakan di tangan Dia. Itu sama sekali tidak di inginkan oleh pak Minggus.
Setelah mengobrol panjang dengan Pak Minggus. Pak Mimin pamit untuk kembali pulang kerumahnya. Mengingat hari juga sudah malam sehingga dia tidak ingin berlama - lama di rumah Pak Minggus.
Rumah Pak Mimin berdekatan dengan perkebunan pak Minggus. oleh karena itu, jika pak Mimin tidak berada di Rumah pak Minggus. maka dia akan membantu mengurus dan mengawasi perkebunan milik pak Minggus. Karena itu juga salah satu tugas dari pak Mimin selain mendidik Rio.
Ketika Hendak menuju Keruang keluarga, Pak Minggus melihat Rio sedang asyik bermain bersama Randy dan pamannya Hans. Mereka terlihat sangat akrab. hal itu membuat Pak Minggus mulai yakin kalau Rio bisa bertahan jika Dia ikut bersama Hans ke jakarta.
Di saat makan malam, dengan berat Hati Pak Minggus mengijinkan anaknya untuk pergi ke Jakarta bersama pamannya. Dia sebenarnya tidak menginginkannya, namun melihat Rio yang begitu akrab dengan Randy serta keinginannya untuk melihat kota Jakarta membuat Pak Minggus dengan terpaksa merelakannya.
Rio sangat senang ketika mendapat ijin dari ayahnya untuk ikut bersama pamannya ke Jakarta. Dia sudah tidak sabar menanti waktu keberangkatan tiba. Dia begitu penasaran dengan cerita paman dan bibinya tentang kota Jakarta sewaktu mereka dalam perjalanan mengunjungi sanak Family mereka.
Pak Minggus dan Bunda Rida yang melihat anaknya sangat bersemangat untuk ikut bersama pamannya ke jakarta hanya bisa pasrah dan mengikuti kemauan putra semata wayangnya itu. Mereka hanya mengharapkan yang terbaik buat putranya di Jakarta.
Mereka juga tidak ingin mengecewakan Rio yang sangat bersemangat untuk melihat Kota jakarta. Mereka hanya bisa menasehatinya agar tidak merepotkan Hans dan bibinya di Jakarta serta belajar yang giat untuk mempertahankan prestasinya yang selama ini di dapatkan dari sekolahnya. Rio hanya tersenyum menanggapi Nasehat ayahnya tersebut.
Waktu keberangkatan Hans dan keluarganya kembali ke Jakartapun tiba. Rio sangat antusian menyiapkan segala keperluannya untuk berangkat ke Jakarta bersama keluarga Hans, tidak dengan Pak Mimin, Bunda Rida, dan Pak Minggus yang terlihat sangat cemas dan juga sedih. Mereka sangat Cemas dengan keadaan Rio ketika jauh dari mereka nantinya.
Mereka hanya berpesan pada Hans dan istrinya agar sebisa mungkin menjaga dan merawat Rio seperti mereka merawat Rio disini. Mereka sangat mengharapkan itu. Hanspun meyakinkan mereka untuk tidak mengkwatirkan Hal itu karena Dia sudah menganggap Rio sebagai putranya juga.
Semua kerabat yang tinggal dekat dengan mereka sudah berkumpul di Rumah pak Minggus untuk mengantar kepulangan Hans dan keluarganya bersama Rio kembali Ke Jakarta. Mereka semua merasa sangat senang dapat mengantar keluarga Hans ke bandara terkecuali Pak Minggus, Bunda Rida dan Pak Mimin yang terlihat sangat murung dan sedih.
Mereka bertiga sangat sedih melepas kepergian Rio ke Jakarta, Karena memang selama ini Mereka bertiga sangat dekat dengan Rio. Bahkan Rio tumbuh hingga saat ini di tangan mereka. Itulah yang membuat mereka sangat sedih melepas kepergian Rio ke Jakarta bersama Hans pamannya.
Tidak seperti Rio yang sangat senang dan sudah tidak sabar ingin segera berangkat ke Jakarta. Entah apa yang terbesit di pikirannya sehingga dia sangat berhasrat untuk segera pergi ke Jakarta.
Ada alasan lainnya pak Minggus membiarkan Rio pergi ke Jakarta bersama pamannya, yaitu agar Rio bisa hidup Mandiri dan juga sekaligus melihat lebih jauh dunia Luar. Dia tidak ingin Rio hanya memandang dunis dari patokan kota kecil mereka saja. Pak Minggus juga tidak ingin anaknya menjadi kolot sepertinya.
Sebelumnya juga Pak Mimin sudah memastikan kepada semua pekerja di perkebunan mereka agar mereka tidak perlu mencemaskan kepergian Rio karena Rio hanya pergi ke jakarta untuk tujuan bersekolah bukan untuk menetap disana.
setelah menyelesaikan sekolahnya, Dia akan segera kembali. jadi mereka tidak perlu mencemaskan nasib serta masa depan mereka karena Rio pasti akan pulang untuk lanjut mengelola perkebunan miliknya saat ini.
Karena banyak Rombongan yang ikut mengantar mereka ke Bandara, Pak Minggus terpaksa harus menggunakan mobil pertanian juga karena jika hanya menggunakan mobil pribadi, maka akan ada yang tertinggal.
Di Bandara Pak Minggus dan Bunda Rida tidak dapat menahan kesedihan mereka sehingga mereka mulai menangis sambil memeluk Rio putra semata wayang mereka. Seakan sangat berat melepas kepergian putra semata wayang mereka pergi ke jakarta. Berbeda dengan Rio yang terlihat biasa saja. justru Rio yang kembali menghibur kedua orang tuanya agar tidak terlalu bersedih.
Melihat hal itu, Hans mulai mendekati Pak Minggus dan berbisik kepadanya
"kk gk usah terlalu mengkwatirkan Rio. Aku akan merawatnya seperti anak saya sendiri" bisik Hans padanya
"iya. terima kasih Hans. tolong jaga dia buat aku dan kk iparmu" sahut Pak Minggus sambil menatapnya dengan tatapan penuh harap
"titip putraku padamu Hans"sambung bunda Rida
"iya kak. aku akan merawatnya dengan baik disana. percayakan saja semuanya pada saja" sahut Hans meyakinkan mereka berdua
"iya Hans. kakak percaya sama kamu" sahut Pak Minggus yang tangisnya kini sudah mulai redah
"iya kak, kalian berdua tidak perlu mengkwatirkan dirinya. kak Minggus dan kak ipar hanya perlu menjaga kesehatan hingga Rio kembali nanti" Sahut Ria ikut menenangkan mereka
"iya. terima kasih Hans" sahut Bunda Rida
selang beberapa saat kemudian mereka masuk untuk check ini. sehabis check in, cuman Hans yang keluar lagi untuk bertemu dengan pak Minggus, Bunda Rida dan yang lainnya untuk menyuruh mereka pulang karena sebentar lagi mereka akan berangkat.
Hans hanya sebentar menemui mereka lalu kembali masuk ke Ruang tunggu meninggalkan mereka Karena di dalam sudah ada Rio dan yang lainnya menunggu. Hans tidak ingin berlama - lama di luar sehingga membuat mereka cemas menunggunya di Ruang tunggu.
Setelah Hans masuk, Mereka langsung pulang kerumah Pak Minggus diliputi perasaan sedih karena akan butuh waktu yang sangat lama untuk kembali bertemu dengan Hans dan keluarganya mengingat jarak yang begitu jauh antara tempat tinggal Hans dan kampung halaman mereka.
#Hallo readers.... jangan lupa like dan Vote'nya ya 🙂🙂😉😉😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Alesta Cho
jadi diri di jakarta ya Rio, aku menanti konflik di manakah hehe
2020-12-12
1