PENGENALAN TOKOH

“Dei… !” panggil Latifah menuruni tangga hendak menghampiri Deandra.

Deandra yang sedang asik membaca buku berpura-pura tidak menghiraukan panggilan sahabatnya. Sedangkan Latifah yang merasa diacuhkan segera menghampirinya lantas memukul pundak sahabatnya tersebut karena geram.

“Nyebelin ya kamu, dipanggil diem aja. Aku tau kamu pura-pura gak denger panggilanku.” ujar Latifah sambil memanyunkan bibirnya.

“Kamu kan tau ini di perpustakaan. Pakai teriak-teriak segala. Mau dimarahin sama pak Brewok?” Kedua mata Deandra melirik sesosok laki-laki gendut dengan dagu penuh dengan brewok ditambah kumisnya yang lebat, menampakkan dirinya sebagai sosok yang amat menyeramkan dan galak.

“Ehem.. Ehem.. Di dalam perpustakaan tolong diam!” perintah laki-laki yang Deandra sebut pak Brewok tadi karena merasa tersindir oleh kedua mahasiswa yang duduk tepan di depan meja kerjanya. Deandra dan Latifah hanya menunduk sambil senyum-senyum geli karena menahan tawa.

Latifah menyampaikan pesan kepada sahabatnya, tentang kabar gembira bahwa pengajuan beasiswa S2 nya ke Jerman di setujui oleh pihak Oxford University. Sekarang bu Farida selaku dosen pembimbing skripsinya ingin bertemu dengannya di kantor.

Mendengar kabar dari sahabatnya, Deandra kaget sekaligus bahagia. Dia tidak menyangka bahwa harapannya bisa kuliah di kampus impiannya di Jerman akan terwujud.

Sujud syukur tak lupa dia lakukan, hingga beberapa mahasiswa juga pak Brewok meliriknya.

Deandra pun berpamitan kepada Latifah untuk segera menemui bu Farida. “Peh, aku pergi dulu.. mau ketemu ibu dosen. Tunggu aku di kantin ya.. aku traktir kamu makan sepuasnya.“

“Kalau urusan makan, aku siap nunggu!” jawab Latifah sambil memegang perutnya yang memang sedang lapar.

***

Deandra Aprilia Hasanah, seorang mahasiswi berusia 20 tahun dengan paras cantik, anggun, ramah, dan cerdas. Banyak teman yang dekat dengan Deandra mulai dari yang ingin bersahabat sampai yang hanya memanfaatkan kecerdasannya untuk mendapatkan contekan mengerjakan tugas-tugas kampus.

Deandra berasal dari keluarga mampu secara finansial. Akan tetapi, sejak SMP dia tidak pernah membebani orang tuanya dengan beaya sekolah. Deandra selalu mendapatkan beasiswa prestasi akademik dan non akademik.

Puluhan piala dan piagam kejuaraan nya terpampang di almari kaca sekolah. Bahkan ketika guru mata pelajaran tertentu tidak masuk, Deandra selalu menggantikan mengajar teman-teman sekelasnya.

Deandra selalu masuk di kelas unggulan di setiap jenjang sekolahnya dan kini dia menjadi mahasiswa terbaik jurusan Teknik Kimia di universitas negeri tebaik di Solo, yaitu UNS.

***

 

“Ustadz, apakah masih tersedia beasiswa gratis pendidikan untuk anak-anak saya bersekolah di ponpes, Ustadz?” tanya Eliyana, seorang wanita dengan status janda melalui sambungan telepon.

“Insya Allah masih bisa, Umm. Masih ada 3 quota untuk tahun ajaran baru besok.” jawab Farhan dengan sopan.

“Alhamdulillah.. Baiklah, Ustadz, saya mendaftarkan kedua putri saya dan Insya Allah yang satu menyusul di tahun selanjutnya.” sambung Eliyana.

“Iya, Umm. Tolong berkas-berkas yang sudah saya sampaikan tempo lalu disiapkan dan segera diantar ke Solo agar kami juga mengenal calon peserta didik kami sekaligus keluarganya.” lanjut Farhan.

“Insya Allah, Ustadz. Jazaakumulloh khoiron. Semoga Allah membalas kebaikan, Ustadz. Assalamu’alaikum!” pamit Eliyana.

“Waiyyakum, Umm! Wa’alaikumussalam Warohmatullohi Wabarokatuh” jawab Farhan sambil mematikan teleponnya.

***

Muhammad Farhan Izzuddin, seorang ustadz muda berusia 20 tahun yang sekarang menjadi pengajar di salah pondok pesantren yatim-piatu di Solo.

Farhan memiliki paras tampan dengan warna kulit sawo matang, ramah, mudah bergaul, humoris, namun juga bisa bersifat galak dan kejam saat melihat perbuatan yang keluar dari koridor syari’at islam.

Farhan hidup mandiri jauh dari keluarga. Dia merantau ke Surakarta untuk menggali ilmu agama lebih dalam. Selepas dari menuntut ilmu di pondok pesantren tahfidzul Qur’an Purwodadi, Farhan melanjutkan menuntut ilmu di salah satu Universitas swasta terbaik di Solo.

Sebenarnya Farhan bisa mendapatkan beasiswa dari hafalan Qur’annya, namun dia lebih memilih bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya dan membayar beaya kuliah yang notabene lebih mahal dari universitas negeri.

Terpopuler

Comments

Nay Lissa

Nay Lissa

ayoo kak semangatt nulisnya, salam dari Neng Alfiyah

2020-11-06

1

you_are_nana1485

you_are_nana1485

semangat❤

2020-10-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!